happy reading
•
•
•
•
••••Matahari mulai menampakkan sinarnya, mengusik gadis yang sedang tertidur pulas seperti putri tidur.
"SHAIRA JASMINE ERICSSON, SAMPE KAPAN LO GAK MAU BANGUN!!!" Gedoran pintu terdengar memekakkan telinga, Shaira yang sedang menyelami mimpinya kini terbangun sambil mengumpulkan nyawa.
"SASA TEPUNG BUMBU SERBAGUNA, BANGUN!" Ganiel terus saja mengetuk pintu dengan kuat, seakan tidak peduli jika nantinya pintu itu rusak.
Shaira langsung menurunkan kakinya dari kasur, matanya mengejap beberapa kali untuk menahan rasa kantuk.
Ia melangkah ke arah pintu, membukanya secara perlahan. Ganiel yang tidak menyadari kalau Shaira sudah membuka pintu masih terus mengetuk hingga gadis itu yg masih mengantuk hanya berjalan maju.
'tuk'
"Sakit, monyet" Shaira mengusap dahinya matanya masih menahan ngantuk.
"Cepet mandi, nanti lo telat lagi, pindra nunggu lo di bawah, gue berangkat duluan" Shaira yang masih loading hanya menurut saja.
••••
Shaira menatap penuh permusuhan ke arah Vindra, ia masih bertengkar karena masalah Sheilla. Jika mengingat momen itu Shaira ingin sekali mencabik-cabik wajah sok polos itu.
Vindra merasa ada yang memerhatikan melihat ke arah anak tangga yang di pijak oleh Shaira, lelaki itu memasang senyum yang begitu cerah, hingga matanya ikut tersenyum.
"Ayo ca kita berangkat, nanti sarapannya di kantin, bunda buat bekal nasi goreng untuk kita" Lelaki berjalan mendekati Shaira, karena Shaira berada di anak tangga terakhir.
Shaira tidak peduli ia berjalan duluan ke pintu keluar rumahnya. Vindra yang melihat itu menyusul langkah gadis-nya.
Ketika sampai di motor Vindra ingin membantu memakaikan helm berwarna coklat dengan beberapa stiker stroberi yang tertempel cantik, ke kepala Shaira dengan lembut.
Tapi sebelum helm itu terpasang Shaira menariknya kasar, ia memakai nya dengan asal, tidak peduli jika tata rambutnya rusak.
Vindra yang melihat itu hanya bisa tersenyum maklum, ia harus menahan egonya, lelaki itu tau jika ia meninggikan egonya hanya akan memperkeruh suasana.
Mereka menaiki motor punya vindra berwarna dasar merah bercampur corak hitam pekat.
••••
Ketika di SMA MEGA, yaitu tempat mereka bersekolah sudah sangat ramai. Vindra menjalankan motornya ke parkiran khusus kendaraan roda 2 untuk siswa. Shaira menyipitkan matanya ketika melihat siluet empat sahabatnya dan juga abangnya.
Ia melihat Naura yang sedang berdebat dengan Ganiel, Azifa yang menonton perdebatan itu dengan malas, Adnan yang memakan permen dengan tampang ceria, juga Vaka yang berusaha untuk tidak malu karena mereka di tonton dengan orang-orang yang berlalu lalang di depan sekolah.
Saat Vindra memberhentikan motornya, Shaira langsung turun dari motor dan menghampiri mereka.
"Kalian lagi debat pilpres?" Naura langsung menoleh dan menggeleng.
"Ini, kita lagi debat kalo perayaan, hmppp" Naura di bekap dengan tangan kiri Adnan, lelaki itu tersenyum ramah ke Shaira, lalu melototi Naura sebagai tanda peringatan.
"Perayaan? Perayaan apa zif?" Azifa yang kaget karena ditanya begitu, mulai berpikir keras untuk membuat alasan.
"Itu, apa namanya ya, perayaan kucing gue mati " pernyataan ambigu Azifa semakin membuat Shaira kepo.
"Kalian ada perayaan apa sih, kok main rahasia, kita udah temenan dari smp loh, masa jahat banget" Shaira menunjukkan muka melas, tapi mereka berusaha menahan diri untuk tidak kasihan melihat wajah itu.
Memang mereka sudah bersahabat sejak SMP, jarak umur yang terpaut hanya satu tahun membuat mereka akrab. Tapi berbeda dengan Vindra yang pindah saat Ganiel, Adnan, dan Reyhan kelas 2 SMA.
"Bukan urusan anak kecil" Vaka menyahuti dengan cepat.
"Loh, Zifa sama Nau juga masih kecil" Shaira masih kepo mereka mendebatkan apa.
"Kita lebih tua beberapa bulan dari pada lo Sa" Naura mengatakan itu dengan nada sombong, ia meninggikan dagunya, sambil menaruh kedua tangannya di pinggang
"dih, cuma beda beberapa bulan anjay, bukan tahun, udah sombong lo" Shaira melakukan hal yang sama dengan Nau yaitu bersikap sombong.
Vindra yang menonton perdebatan itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum 'tiap hari debat, lama-lama dua anak ini ikut lomba debat' batin vindra.
"Ravin.." Vindra menoleh ke asal suara, bukan hanya Vindra tapi juga yang lainnya.
"Ada apa Nay?" Vindra menatap penuh tanya, Sheilla Anaya yaitu lah nama lengkap gadis yang di kenal dengan segala kepolosannya, gadis itu adalah sahabat Vindra sejak kecil. Entah bagaimana ketika Vindra sekolah gadis ini juga ikut pindah ke sekolah yang sama.
"Naya, boleh minta temenin ke supermarket nanti pulang sekolah? Naya mau beli sedikit keperluan rumah." Sheilla tersenyum manis, orang-orang yang melihat pun akan langsung gemas karena senyum manis itu. Tapi mungkin tidak untuk Shaira dan Naura yang rasanya ingin mencakar muka sok polos itu.
"Dih, manja banget lo minta temenin sama cowo gue, gak malu banget" Shaira menatap jijik dan penuh permusuhan ke arah Sheilla.
"Aku takut kalo pergi sendiri Sa, aku trauma karena hampir di culik dulu" Sheilla menunduk menahan isak tangis yang ingin keluar
"Sokab"sinis Azifa
Vindra yang melihat itu merasa iba, ia mengelus pundak Sheilla berusaha untuk menenangkan "Gak apa-apa Nay, aku bakal temenin kok, jangan nangis lagi ya"
"Apa-apaan kamu mau nemenin dia?" Shaira mulai terpancing emosi, ia melayangkan tatapan tidak suka ke Vindra.
"Udahlah Ca, aku cuma bakal nemenin bukan mau selingkuh" Vindra mengatakan itu dengan lembut agar Shaira tidak sakit hati. Tapi kalimat itu semakin membuat Shaira marah.
"Terserah kamu deh Vin" Rusak mood Shaira pagi ini, ia melangkah kakinya pergi dari parkiran dengan wajah kesal. Ingin melarang tapi ia hanya berstatus pacar, dan juga Sheilla itu sahabat Vindra sejak kecil kalau di bandingkan dengan Shaira perempuan itu jauh lebih awal mengenal Vindra.
"Ih Sa, tunggu gue" Naura menatap sinis Vindra, pasti setelah ini Shaira akan mendiamkan mereka semua dan pasti sedang dalam mode senggol bacok. Naura berlari menyusul langkah Shaira.
Vindra? laki-laki itu sibuk menenangkan Sheilla yang sedang terisak. Sedangkan Adnan menatap datar ke arah Vindra, entah apa yang di pikirannya.
"Terkadang manusia terlalu serakah ingin menggenggam semuanya" Azifa langsung berlalu meninggalkan Semua orang yang ada di sana.
••••
TBC..
pendek? Lagi gak bisa mikir
Votmen jangan lupa woy lah
Kritik, saran okey?
Tandai paragraf yg typo
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN ABANGKU GEBETANKU(END)
Teen FictionNEW VERSION !!!!! DI AWAL PART MUNGKIN KAMU AKAN MERASAKAN BOSAN DAN SUDAH TERBIASA DENGAN ALUR ATAU BELUM MENGETAHUI KEMANA JALAN CERITA, TAPI GAK ADA SALAHNYA KALAU KAMU COBA KE TENGAH PART •••• "AKU TAU KITA BEDA CA, TAPI APAKAH TUHAN GAK BISA KA...