Happy reading guys
°
°
°
°
°°°°Rasanya satu hari tidak melihat Shaira, mungkin lelaki ini akan pingsan, Vindra memperhatikan setiap gerak-gerik Shaira dari lantai dua, ia melihat Shaira sedang melakukan pemanasan bersama teman kelasnya.
Rambut shaira yang di kuncir kuda, memamerkan kan leher putih nya yang mulus seperti kulit bayi, baju olahraga berwarna biru khas SMA Mega yang tidak ketat dan kebesaran di tubuh nya itu, membuat Shaira tampak lucu jika dilihat dari atas.
Ketika Shaira melakukan pemanasan dengan meregangkan kedua tangannya yang saling bertaut tanpa ia sadari bajunya terangkat dan menampakkan perut nya yang kecil dan putih.
"Shit" Vindra yang melihat itu seketika wajah nya memerah hingga ke telinga antara malu dan ingin marah melihat pemandangan itu, malu karena pertama kalinya ia melihat perut ramping Shaira dan marah karena ada yang curi-curi pandang ke arah Shaira.
Vindra menyipitkan matanya karena matahari pagi yang menyorot ke arahnya. Pandangannya tak beralih sama sekali dari Shaira.
"Kasian beda agama" Vindra menoleh ke belakang melihat siapa yang mengucapkan kata sarkas itu.
"Berisik, lo juga beda agama sama Chelsea" Ganiel yang mendengar perkataan itu langsung berdecak, maksud ingin mengejek tapi dia juga sama.
"Masuk sana, belajar yang pinter kata mau masuk UI bareng gue, malah liatin Sasa mulu kapan pinter nya"
"Kalau lo lupa nilai gue masih lebih lumayan daripada lo" Vindra berjalan meninggalkan Ganiel yang kesal mendengar perkataannya.
°°°°
Keringat mengucur dari pelipis mulus Shaira, dia paling malas jika harus pelajaran olahraga karena dia lebih menyukai duduk di bawah AC di dalam kelas dan belajar dari pada harus praktek panas-panasan di bawah teriknya matahari
"Panas banget" keluh Shaira dengan mata menyipit merasakan panas matahari pagi yang memancarkan sinarnya, saat ini mereka tengah beristirahat setelah praktek senam tadi.
Shaira duduk lesehan di bawah pohon rindang sambil mengibaskan tangannya menghilangkan gerah yang ia rasakan, air minum di Tupperware nya sudah habis.
"Ya ampun sa, panas pagi itu bagus buat tubuh, ngeluh mulu dari tadi" Naura mulai berceramah dia sangat semangat jika pelajaran olahraga karena bisa tebar pesona kepada para cogan yang lewat, bahkan dia dari tadi sudah menebarkan senyum yang manis, entahlah hobi naura yang satu ini tidak bisa di hilangkan padahal sudah punya pacar.
"Kalau Azifa ada pasti dia bakal bilang gini 'udah jarang olahraga sekali nya olahraga ngeluh'" Naura masih melanjutkan ceramahnya. Naura ikut duduk bersama Shaira sambil mengambil botol minum nya yang airnya masih tersisa setengah lalu menenggak nya.
"Sok tau, lagian kenapa sih zifa gak sekelas aja sama kita, kepinteran tu anak heran gue"
"Idih denger dia ucapan lo, di geplak sama dia" Naura mengelap ujung bibir nya yang terdapat jejak air.
"Ya"
"Anying, oiya sa lo kayaknya nambah tinggi deh, soalnya baju olahraga lo udah gantung, beli baju baru gih"
"Bagus dong gue nambah tinggi nanti gue bilang sama mama buat beli baju baru" Perkataan Shaira terdengar sangat ceria.
"Oiya Nau, gue lagi heran tau, akhir-akhir ini Pindra lebih sering gak masuk sekolah tau, dan alasannya selalu sakit, tapi pas kita mau jenguk dianya nolak"
"Eh iya, gue juga baru nyadar" Naura memiringkan kepalanya karena heran ia juga baru merasakan kejanggalan 2 bulan terakhir ini.
"Salah gak ya gue curiga kalau dia cuma bohong" Shaira menumpukan dagunya di atas tangan kanan yang bertumpu pada kedua kakinya yang di tekuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN ABANGKU GEBETANKU(END)
Teen FictionNEW VERSION !!!!! DI AWAL PART MUNGKIN KAMU AKAN MERASAKAN BOSAN DAN SUDAH TERBIASA DENGAN ALUR ATAU BELUM MENGETAHUI KEMANA JALAN CERITA, TAPI GAK ADA SALAHNYA KALAU KAMU COBA KE TENGAH PART •••• "AKU TAU KITA BEDA CA, TAPI APAKAH TUHAN GAK BISA KA...