TAG 9

6 2 0
                                    

Happy reading
°
°
°
°
°°°°

Saat ini semua orang berkumpul di Rumah sakit tempat Azifa di rawat. Mulai dari Shaira, Naura, Sheilla, Ganiel, Adnan, Vindra, Vaka, dan Hades, Kakek dari Azifa sendiri.

Mereka menunduk dan menampilkan wajah tegang karena tatapan tajam dari Hades, lelaki tua itu menghela napas lelah.

"Sebaiknya kalian pulang, besok saja berkunjung lagi, sudah larut" Shaira ingin angkat bicara, tetapi di tahan oleh Ganiel, mereka mengerti jika Hades sedang ingin menenangkan diri. Mereka akhirnya membubarkan diri kecuali Vaka yang akhirnya memberanikan diri duduk di kursi tunggu bersebelahan dengan Hades.

"Dia terlalu nekat Langit " Hades memejamkan matanya erat, ia sudah tua seharusnya bersantai menikmati masa tua tapi harus mengurus cucunya, yang sudah ditinggal kedua orangtuanya.

"Langit tau, tapi langit udah gak bisa lagi buat nasehati" Vaka juga sama lelahnya menghadapi semua kenyataan pahit yang harus ia telan.

"Bilang pada Zifa, untuk menyelesaikan semuanya. Dan jangan mengorbankan orang yang tidak bersalah" Hades bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Vaka sendirian di hantui rasa bersalah.

"Gue udah capek zif" Vaka pergi keluar dari rumah sakit menyusul temannya

°°°°

"Gue minta maaf atas semua kekacauan ini" Langkah mereka terhenti di parkiran. Shaira menunduk dalam, ia rasanya sangat merasa bersalah karena membuat Azifa yang membelanya harus terluka parah, ia harus memperbaiki hubungan nya dengan Naura kemudian Azifa.

Naura menghela napas gusar, sebenarnya bukan hanya Shaira yang merasa bersalah atas kejadian itu, tetapi ia juga. Hanya saja gengsi nya terlalu tinggi untuk mengajak bicara perempuan di depannya ini.

"Gue juga minta maaf" Bukan Naura melainkan Sheilla yang angkat bicara, perempuan dengan pipi chubby itu mengembangkan senyumnya dengan semangat.

"Seharusnya gue tau diri untuk ngejauh dari Vindra, yang udah punya pacar, meskipun gue sama Vindra sahabatan harusnya gue jaga jarak, karena Vindra harus jaga perasaan lo" Sheilla kembali mengatakan nya dengan nada yang miris, ya beginilah persahabatan antar laki-laki dan perempuan tak jarang salah satunya melibatkan perasaan.

Ganiel, Vindra, dan Adnan menatap mereka dengan pandangan haru, akhirnya kedua musuh bebuyutan ini mau saling meminta maaf.

"Itu sadar" Gumam Shaira sangat halus hingga terdengar hanya dirinya sendiri.

"Gue juga minta maaf Sa, gue keterlaluan. Tapi tetap aja gue gak setuju sama tindakan lo yang ngebully kak Sheilla" Naura akhirnya membuka mulut untuk berbicara pada sahabatnya ini, ah ia sangat merindukan bocilnya itu, sebenarnya ia hanya ingin memberikan pelajaran kecil, tapi malah jadi runyam seperti ini karena ia keterlaluan.

"Aaaaa Nau, sasa kangen" Shaira menghamburkan pelukan nya ke Naura, badannya yang kecil dan pendek itu sangat lucu ketika memeluk.

"Tapi gue berani sumpah, kalo gue gak ngebully, bahkan kenapa waktu itu lo ngatain mama gue pelakor Nau?"

Semua orang terpaku, termasuk Ganiel, bagaimana mungkin Naura mengatakan hal seperti itu kepada Shaira apa semarah itu tadi siang.

Naura bingung harus mengatakan bagaimana, tapi ini sangat private, dia tidak bisa mengatakan nya sekarang.

"Nanti aja jelasinnya sekarang kita cari resto Anan udah lapar " ujar Adnan menengahi tidak baik membicarakan masalah sensitif seperti itu disini.

Mereka melihat Vaka yang berjalan dengan tertunduk dan sepakat untuk mencari restoran terdekat dari situ. Ganiel yang berboncengan dengan Vindra, Shaira yang naik motor bersama Vaka, dan Naura serta Sheilla yang naik mobil Adnan.

TEMAN ABANGKU GEBETANKU(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang