bonus chapter (ravindra mahardika)

8 3 0
                                    

Berisi narasi




••••

Ravindra Mahardika nama dengan arti lelaki yang berbudi luhur. Meskipun kadangkala sifatnya tidak mencerminkan namanya. Lelaki yang selalu setia mengenakan kalung berbandul salib berwarna perak di lehernya memiliki sifat yang cengeng jika pada orang orang terdekatnya seperti Sang ibu, pacar dan sahabatnya.

Vindra lahir di keluarga yang berkecukupan sebelum ayahnya bangkrut. Kevin Aprilio nama seorang lelaki yang menjadi ayah dari Vindra, lelaki yang pada awalnya begitu menyayangi serta begitu melindungi keluarganya tapi setelah bisnis nya jatuh ia menjadi sosok ayah yang tak pantas di contoh, pemabuk, pemain judi, sering kali melakukan kekerasan pada Arum istrinya dan tak jarang juga Vindra menjadi salah satu sasaran empuk amarahnya.

Alasan KDRT dan penelantaran anak menjadi alasan kuat untuk Arum bercerai dengan sang suami. Ia memilih pindah dari bogor ke jakarta ketika Vindra kelas 2 SMA dan Nessa yang berumur 7 tahun.

Ketika kepindahan itulah ia mengenal Adnan saat sedang beribadah rutin di gereja. Adnan yang merasa asing dengan Vindra pun mulai mengajak mengobrol dan mengetahui bahwa mereka satu sekolah. Dan hal itu pula lah yang membawa Vindra mengenal yang lainnya sampai ia menyatakan perasaannya pada Shaira Jasmine Ericsson, perempuan pertama yang membuat nya merasakan debaran yang begitu kuat ketika bertemu namun terasa menenangkan disaat bersamaan. Perempuan ceria dengan segudang sikap manisnya.

Jika ada yang bertanya pada Vindra mengapa dia begitu menyukai Shaira daripada Sheilla yang sudah bersama dari kecil bahkan ikut pindah ketika mendengar Vindra pindah ke jakarta maka jawabannya Sheilla adalah perempuan yang ia lihat sebagai adiknya naluri yang ingin melindungi seorang adik. Berbeda dengan Shaira, perasaan seorang lelaki yang ingin melindungi perempuan nya, miliknya. Itulah yang ia rasakan kepada Shaira.

Vindra bahkan bisa tersenyum setiap saat ketika bertemu dengan Shaira, sampai orang sekitarnya mengira bahwa lelaki itu hilang akal ya hilang akalnya karena jatuh cinta pada caca-nya.

Semua hal yang Shaira sukai akan Vindra coba sukai walaupun dengan dinding yang begitu tinggi selalu menyadarkan Vindra bahwa gadisnya itu mustahil digapai tapi tak masalah asal ia sudah merasakan bagaimana memiliki Shaira, berdekatan dengannya, pulang bersama, dan sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan ia tau dengan semua kenangan manis itu suatu saat harus berpisah dengan kenyataan pahit dan semua tentang Shaira harus di kubur dalam karena ia tak akan mengambil Shaira dari Tuhan-nya dan Vindra juga tidak mau meninggalkan Tuhan-nya.

Masa kecil yang kelam dan suram terbayar dengan masa remaja yang ia rasakan. Vindra tak mendengar keributan ayah dan bundanya, atau bahkan tangisan adiknya yang ketakutan. Ketika remaja ia melihat ibunya yang memulai lembaran baru dengan senyuman, adik yang begitu ceria, dan dirinya sendiri yang bahagia ketika orang tersayang nya bahagia sebelum kenyataan baru menghantam dirinya.

Tumor otak. Itu pernyataan dokter ketika dirinya mencoba untuk konsultasi karena merasa ada yang salah dengan dirinya. Sebelum konsultasi beberapa waktu belakangan dia sering mimisan ketika tidur, gangguan penglihatan, nyeri di beberapa bagian badan serta sakit kepala yang tak pernah kunjung reda.

Dokter mengatakan bahwa tumor yang bersarang di kepalanya bukanlah tumor jinak melainkan tumor ganas yang sewaktu-waktu akan mengambil nyawanya. Saat itu pertahanan Vindra runtuh ingin rasanya menuntut keadilan pada Tuhan, kenapa disaat ia baru saja merasakan kebahagiaan kecil harus ada lagi batu besar yang menghalangi. Apa yang harus dia katakan pada bundanya? apa dia akan mengatakan 'Vindra kena tumor bun' atau 'bun, umur vindra udah gak akan lama'.

TEMAN ABANGKU GEBETANKU(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang