TAG 3

10 2 0
                                    

Happy reading




••••

Shaira yang sedang duduk sendirian di teras rumah, di tangan kanan terdapat minuman kaleng berwarna pink. Suasana mendung ia nikmati dengan tenang terkadang angin berhembus pelan menerbangkan anak rambutnya.

"Kalo mendung gini enaknya tu makan seblak" Gadis itu membayangkan nikmatnya menyeruput mie dengan sensasi terbakar di tenggorokan.

"Tapi gue mager kalo harus pergi beli" Shaira tampak berpikir sejenak "Gue kan punya pacar " garis kurva terbentuk di bibir-nya.

Shaira membuka android yang ada di pangkuannya, membuka aplikasi chat, ketika aplikasi itu menampilkan room chat ia langsung mengetikkan sesuatu.

••••

Shaira:
pin, tolong belikan seblak dong

Ia menunggu balasan Vindra, entah sedang apa laki-laki itu.

Big baby 🍼🐥:
Sebentar ya, aku lagi di apotek

Ngapain di apotek?

Beli obat dong sayang

Maksudnya tuh, siapa yang butuh obat?

Naya.

oh

Bentar ya, gak lama kok

•••

Shaira tidak ada niatan untuk membalas chat itu lagi, hilang seleranya untuk makan. Wajahnya di tekuk, heran sekali apakah si Sheilla itu tidak memiliki orang lain selain pacarnya untuk di mintai tolong.

Shaira memainkan ponselnya guna menghilangkan rasa bosan, di rumah ia hanya sendiri mama dan papanya pergi ke pesta pernikahan rekan bisnis nya. Ganiel? Mungkin ia sedang bermesraan dengan Chelsea pacarnya itu.

Ingin rasanya pergi bermain dengan Naura dan Azifa, tapi kedua perempuan itu memang sedang sibuk. Naura yang sedang sibuk pacaran dengan adik kelasnya sedangkan Azifa sibuk dengan rebahannya.

Ia terus saja mengotak atik ponselnya, tak terasa waktu berjalan hingga 15 menit, tiba-tiba gerbang rumahnya terbuka menampilkan sosok laki-laki dengan hoodie berwarna hitam, dan celana pendek selutut berwarna biru dongker, ditangannya terdapat kantong plastik putih.

Laki-laki itu berjalan lesu ke arah Shaira, wajahnya menampilkan bahwa dia baru saja bangun dari tidur, mulutnya tersumpal permen kaki, sendal yang ia pakai membuat Shaira tersenyum tertekan, bagaimana tidak sendal yang di pakainya itu terbalik.

Jika kalian menebak itu Vindra, kalian salah itu adalah Adnan, ketika sampai di depan Shaira yang duduk di teras rumah, ia sedikit menunduk.

Shaira dengan posisi memeluk kedua lututnya mendongak melihat Adnan yang berdiri menjulang tinggi.

Adnan memberikan kantong plastik yang ia bawa kepada Shaira, perempuan itu langsung menariknya dan memeriksa apa yang di bawa anak tunggal kaya raya itu.

"Tadi Vindra nelpon minta tolong belikan seblak, habis tu nyuruh ngasih ke Sasa, katanya dia minta maaf karena gak jadi ke sini, Sheilla gak mau di tinggal" Adnan mengatakan itu sambil beberapa kali matanya terpejam, ia ikut mendudukkan diri di samping kiri Shaira.

Shaira tadinya senang karena melihat isi kantong plastik yang di bawa Adnan adalah yang di nanti. Dalam pikirannya adalah kebetulan yang sangat menguntungkan. Tapi ketika mendengar fakta ia kembali murung.

Ia meletakkan kantong plastik tadi di sebelah kanan nya, Adnan merasa bahwa Shaira jadi murung langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Shaira.

"Kenapa Sa kok jadi sedih?" Adnan ini memang sering seperti anak-anak, tapi terkadang ia bisa menjadi lebih dewasa daripada sahabatnya yang lain.

Tangannya mengelus lembut surai hitam Shaira. Gadis itu langsung menoleh ke arah Adnan, manik coklatnya bertatapan dengan manik hitam lelaki itu.

"Salah gak sih kak, kalo gue cemburu sama Sheilla?" Inilah yang Shaira kagumi dari sosok Adnan, lelaki ini bisa menempatkan diri sesuai keadaan.

"Faktor sasa cemburu apa?" Tangannya tak berhenti mengelus rambut hitam Shaira

"Gue cemburu, setiap saat pasti Vindra utamain Sheilla, padahal posisinya gue yang pacar dia" Shaira menahan diri untuk tidak menangis, bagaimana pun ia dan vindra sudah pacaran selama 6 bulan.

Walaupun awalnya ia hanya iseng menerima permintaan Vindra untuk menjadikan nya pacar, karena ia tidak memiliki rasa lebih pada Vindra 6 bulan yang lalu. Lagipula ia merasa waktu itu ia tidak akan lama pacaran dengan Vindra karena berbeda kepercayaan.

Tapi ya begitulah Shaira menjilat ludahnya sendiri.

Flashback

"Lo yakin pacaran sama tu anak?"

"Kenapa sih zif? Gak ada yang salah kalo gue coba pacaran kan?"

Naura menjitak pelan kepala Shaira "goblok bukan itu permasalahan nya, lo sama dia itu beda"

"Iya jelas beda lah! Gue cewek dia cowok"

"Njir, bukan itu bego, lo makanya kalo pembagian otak itu datang " Naura seperti menahan diri untuk tidak menenggelamkan Shaira ke laut.

"Gini sa, lo sama dia beda keyakinan."

"Oh itu, kalian tenang aja, gue cuma main-main sama dia"

"Sa, jangan sampai lo beneran jatuh cinta sama dia" Ganiel yang sedari tadi hanya memperhatikan kini menimpali.

"Hahaha, gak mungkin lah bang, gue tau batasan kok" Shaira menanggapi sebagai lelucon.

"Bagus kalo lo tau batasan, gue anggap lo sama dia cuma main-main. Karena lo sama dia udah sangat jauh dari kata sama"

Flashback off

Ya, kini dia tidak main-main lagi dengan hubungannya, walaupun sudah tau akan berujung seperti apa, selalu overthinking tentang dinding yang membatasi mereka.

"Sasa gak salah, coba jelasin ke Vindra biar dia bisa ngerti."

"Gue udah coba kak, tapi jawabannya selalu sama dia bakal bilang 'kamu gak seharusnya cemburu, dia cuma aku anggap adik dan gak lebih' gitu kak" Shaira menarik nafas lalu menghembuskan nya perlahan.

"Gue selalu ngertiin dia tapi dia jarang mau ngertiin perasaan gue kak"

"Coba sekali lagi sasa ngomong sama dia, kalo gak bisa nanti Anan yang coba, gimanapun ini pertama kalinya dia pacaran sa, jadi agak labil"

"Thanks kak"

••••

ACEH, 24 DESEMBER 2022

TEMAN ABANGKU GEBETANKU(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang