PROLOG

2.2K 172 14
                                    

Eyyo, aku kembali membawa new book dengan Lucas dan Jungwoo sebagai main character.

Sumpah, aku sesayang itu sama kapal luwoo, makanya aku bertekad buat bikin book Luwoo. At least, nama mereka berdua abadi di ceritaku.

So, here we go!

Seorang lelaki manis berjaket tebal, melintasi gang kecil di kawasan kumuh desa Guryong. Subuh ini pukul 4, dia baru kembali dari tempat kerjanya. Dengan wajah lelah dan sebuah kotak berisi makanan di tangan kanannya, dia mengeratkan jaketnya. Udara terasa begitu dingin menusuk tulang.

Setidaknya dia sekarang membawa pulang makanan, yang nantinya akan dia makan berdua dengan sang anak. Kasihan putranya, dia tinggal sendirian sejak malam tanpa ada makanan.

Dia juga mengantongi beberapa lembar uang hasil kerjanya untuk nanti membayar sewa sepetak rumah kecil dan reyotnya. Hanya itu yang sanggup dia upayakan dengan krisis ekonomi jauh dibawah rata-rata.

Ketika memasuki gang yang lebih kecil lagi, lelaki itu tiba-tiba dicegat oleh dua orang pria mabuk.

"Halo, cantik. Beri kami uang" Ucap salah satu dari mereka sembari mendekati si manis.

"Aku tidak punya uang, tuan. Biarkan aku pergi" Ucapnya dengan takut-takut.

"Kau baru pulang melacurkan? Pasti punya banyak uang"

Lelaki itu menggeleng dan berbalik untuk melarikan diri. Tapi tangannya ditahan, tidak bisa kabur kemanapun.

"Lepaskan aku, tuan" Lelaki itu masih berusaha memelas agar di lepas.

Dia hanya ingin pulang menemui putra tunggalnya. Tapi dua pemabuk itu mana peduli. Mereka malah menggerayangi si manis untuk menemukam uang yang mereka inginkan.

"Tuan, jangan, aku mohon"

"Tolong! Tol— mmpp!"

Mulut si manis justru dibekap oleh mereka kemudian pipinya ditonjok begitu saja. Kotak yang berisi makanan untuk sang putra pun jatuh berserakan.

Ingin hati berteriak, tapi sesungguhnya teriak pun dia, tidak ada gunanya. Kampung kumuh ini penuh dengan manusia problematik yang tidak peduli dengan urusan orang lain.

Mereka mendengar rintihan dan teriakan minga tolong, tapi memilih tidak peduli.

Uang yang sudah sudah payah ia kais, diambil begitu saja oleh dua pemabuk itu. Tidak berhenti sampai di situ, mereka dengan tega melecehkan dan memperkosa lelaki itu.

Si manis tidak bisa melakukan apapun, ketika lubangnya dilecehkan dua kejantanan bejat, dan wajah cantiknya dipukul hingga memar. Hanya air mata yang bisa mengalir, serta isakan dalam bekapan yang keluar. Sakit, sangat sakit.

Setelah puas memakai si manis, mereka mendorongnya dengan kasar, membiarkan tubuh lemas itu jatuh tersungkur. Mereka pun pergi dengan wajah tanpa dosa, menikmati hasil rampasan mereka.

LANGIT [Luwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang