SEMBILAN BELAS

692 51 13
                                    

"Akh, jangan digigit, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akh, jangan digigit, sayang." Jungwoo meringis dan tidak sengaja menjambak rambut si dominan yang sedang dia elus. Seperti biasa, Jungwoo dan Lucas sedang menghabiskan waktu berdua. Selayaknya sifat dominan pada umumnya, lelaki jangkung itu tidak tahan dengan dada berisi Jungwoo. 

Awalnya mereka berbincang mesra sambil lelaki itu meremas dada si cantik, lama-lama dia juga tidak bisa menahan diri untuk tidak menghisapnya. 

"Ini hanya perasaanku saja atau memang dadamu semakin berisi, hyung," celetuk Lucas sambil meremas dada Jungwoo dengan tidak sopannya dan dihadiahi pukulan pelan dari si manis.

"Itu terdengar memalukan, Lucas," ujar Jungwoo dengan wajah yang sedikit memerah. Si dominan tersenyum melihat kekasihnya yang justru nampak cantik. Ia lalu membuka baju kaos sederhana Jungwoo agar bisa lebih leluasa menjamah tubuh si manis.

Remasan itu terasa lebih kuat, dan hisapannya pada puting Jungwoo lebih dalam. Lidah si dominan gencar sekali memilin dan memainkan puting yang sudah menegang itu. 

"Eunghh, Luke.. Shh— Ahh.." Jungwoo tak kuasa menahan desahannya karena rangsangan yang Lucas beri. Ia menekan kepala Lucas berharap agar dominan itu semakin jauh mencumbui dadanya. 

"Shh.. Jangan digigit, sakith.. Luke— eunghh."

Setelah puas menggerayangi tubuh kekasihnya, Lucas mengelus pelan puting coklat si manis yang nampak sudah memerah akibat dihisap dan digigit olehnya. "Setelah projek ini selesai, aku akan membawamu pada papaku."

"Aku tidak siap untuk bertemu dengannya." Jungwoo duduk menyandar sedangkan Lucas tiduran di pahanya. Jemari si dominan berpindah dari dada Jungwoo dan mengelus punggung tangan si manis.

"Kenapa? Kau takut pada papaku?" Lucas bertanya sembari menatap wajah Jungwoo dari bawah. Jungwoo menggeleng, "jujur saja, aku masih merasa tidak pantas untukmu, Luke."

Lucas tersenyum lantas mengecup punggung tangan hyung kesayangannya itu. "Aku mencintaimu. Apapun yang terjadi dan akan terjadi, aku tetap mencintaimu." Dominan mengubah posisinya menjadi duduk kemudian memegang kedua bahu Jungwoo.

"Selalu ada bercak yang menghiasi langit; langit tak pernah benar-benar bersih. Namun justru itulah yang membuatnya begitu indah. Begitu pula dirimu di mataku. Andai kau tahu, aku telah memuja keindahanmu jauh sebelum takdir mempertemukan kita," ucap Lucas dengan nada lembut, penuh ketulusan.

Kata-kata itu menghunjam ke dalam hati Jungwoo. Air mata perlahan mengalir di pipinya, bukan karena sedih, tetapi karena kebahagiaan yang meluap. Untuk pertama kalinya, ia merasa seperti orang paling beruntung di dunia.

"Kau terlalu mengistimewakanku, Lucas," ujar Jungwoo sembari menyeka air matanya.

Lucas kemudian menarik pelan bahu si manis, membawa mereka pada ciuman yang manis dan dalam. Lucas menyukai lembutnya bibir Jungwoo ketika mereka saling menyesap dan bertukar liur. Mata keduanya terpejam meresapi perhelatan lidah itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LANGIT [Luwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang