Amarah.

4.7K 355 18
                                    

(ai laik det song😋)

Pagi cerah dengan burung burung berkicauan. Caine membuka gorden dan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Caine membangun member lain untuk makan dan membersihkan tubuh. Rion bangun tanpa di bangunin oleh Caine,dan Caine hanya bisa diam lalu pergi. Rion bingung dan membiarkan caine pergi dari pandangannya. Rion berdiri dan berjalan ke arah dapur,hendak Rion ingin membuat secangkir coffe panas untuk hidangannya. Sebuah cangkir kecil berdiri di meja ruang tamu,yang dimana coffe kesukaan rion. Rion pun mengambilnya dan meminumnya dengan pelan,untuk menikmati rasa air panas dan manis.

Seorang pria menepuk pundak Rion dengan pelan. Rion menoleh ke arah sumber itu. Dan terlihat pria bersurai hitam gelap dengan tato di tangannya. Memakai jaket hitam dan topi koboi. Rion bingung dan menunggu pertanyaan pria itu.
"Apa yang kau lakukan disini? Papi?"ucap pria itu dengan memanggil Rion dengan sebutan 'papi' terlihat jijik untuk di dengar olehnya. Rion kembali menonton tv dan meminum coffe hangatnya.
"Hanya menonton tv,riji."ucap Rion dan meletakan coffenya di meja depannya. Para member berlarian keluar rumah,dan mereka bermain di depan teras rumah. Riji pun ikut keluar rumah dan Bermain dengan member lainnya.

Seorang perempuan kecil melapor kalau ada yang memutari dan mengklakson rumah Rion. Dan berteriak memanggil Rion dengan keras. Member lain ingin memarahi orang itu,namun Rion menyuruh mereka untuk diam dan membiarkan mereka menyerah. Member lain pun menghiraukan teriakan itu,dan suara tembakan itu. Caine mendengar itu dan bertanya kepada Rion .
"Suara apa itu? Kenapa kau tidak mengeceknya? Rion?"tanya Caine dan memegang pundak Rion. Caine berdiri di belakang sofa sambil membawa sepiring makanan. Rion melihat piring itu dan mengambil satu potongan ayam dan memakannya.
"Suara itu dari bocah bocah nakal. Biarkan saja,nanti mereka tahu apa penyesalannya."ucap Rion dan tersenyum miring menatap Caine. Caine yang tadinya ekspresi marah lalu menjadi bingung.

Besoknya siang. Cerah dengan matahari terlihat jelas. Member TNF,ketua dan wakil pun bersiap siap untuk erangan kepada bocah bocah nakal kemaren. Rion membawa senjata AK dan menyuruh yang lain menggunakannya. Semua baju menjadi berwarna hitam. Caine memakai jas panjang dengan kaos merah padat. Setelah itu semua member menaiki mobil mereka dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal. Saat di tempat yang sesuai,Rion keluar duluan dari pada member lain. Rion berhadapan dengan pria berjenggot panjang dan lebat.
"Hei.. kalian siapa?"ucap pria itu dengan nada bingung. Rion ingin mengeluarkan pistolnya dan ingin mengancam pria itu.
"Anak lu tolol banget. Itu si rambut ungu tolol banget. Bukannya berhenti malah makin menjadi jadi." Ucap Rion dengan berkata kasar kepada pria itu. Lalu menunjuk ke arah bocah berambut ungu.

"Wow... Kalem,kalem!"balas pria itu dengan nada meremehkan. Pria itu terkekeh entah kenapa. Caine berdiri di sampingnya dan menondong pistol ke arah pria itu, Pria itu pun mengangkat tangannya.
"Santai! Santaii! Gasuka lu? Kalem aja Napa"pria itu meremehkan Rion. Dan membuat Rion kesal dan ingin membunuhnya. Pria itu tersenyum miring menatap Rion. Rion menatap tajam pria itu dengan genggaman yang keras.
"Gak suka gua kenapa? Lu ajarin etika gak sih anak anak lu? Goblok banget."ucap Rion dengan nada serius. Pria itu melempar bola salju ke arah lain dengan kesal Rion hendak menembak orang itu
"Lu lempar-lempar,gua lempar lu ke akhirat."marah Rion. Pria itu pun berhenti melempar dan diam menatap Rion.

"Gua ajarin lah anak anak gua."ucap pria itu nada menantang. Semua member TNF berkumpul melihat pertempuran Rion dengan pria itu.
"Anak lu tuh,nge klakson rumah gua,muter muter in rumah gua. Gw gak terima kalo gitu."ucap Rion lalu merangkul kedua tangan nya. Caine hanya diam dan tetap tenang melihat pertempuran Rion dengan pria itu. Berselang lama kemudian pria itu menyerah dan meminta maaf atas kesalahan anak anaknya.
"Meminta maaf, tidak bisa menyelesaikan
masalah dengan lurus."ucap Rion dengan tegas. Lalu member lain menondong pistol ke arah pria itu beserta anak anak pria itu di belakang.

"Gua minta,lu cium kaki gua dengan ikhlas. Selepas mencium kaki gua,lu harus bersihin dan jangan sampai kotor."ucap Rion. Anak nya yang pertama membantah dan mengelak permintaan Rion.
"Dih,menurun dong harga diri gua,mending gua keluar aja dari ponk kalo gitu" ucap anak pertama pria itu. Pria itu menarik anak pertamanya untuk mundur dan berbicara sebentar. Setelah berbicara anak pertamanya hanya bisa pasrah dan mengiyakan kata kata ayahnya.

"Ayo. Cium kaki gua."ucap Rion membawa suasana menjadi menatap tajam. Amarah Rion ingin keluar karena ketidaksabaran nya meningkat. Rion mendekati pria itu dengan pelan,lalu pria itu menunduk dan berlutut untuk mencium kaki Rion. Rion tersenyum miring dan merasakan aura lemah dari dalam tubuh pria itu. Pria itu pun membersihkan kaki Rion dengan mengusapkan menggunakan tangannya.
"Sudahkan?"pria itu menatap tajam Rion dengan mengusap bibirnya. Rion pun berbalik badan dan memasuki mobil tanpa sepatah kata yang ia keluarkan untuk pria itu.






























Kata katanya tiba tiba ilang cok😭
emlooo. Ini akuu Aish! Gimana? Seru tidak? Bentar lagi di tempatku bakal buka lhoo😏 kalian kapan😏😏?

Gini ya,sedikit info. Kalau Ramdhan selesai aku bakal bikin smuth sedikit dan bakal sering bikin chapter 1000 kata:3 atau lebih lah ya. jadi,Semuanya,semangat puasanya! Babayy

#rioncaine

Tokyo Noir Familia [Fanfict!?] EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang