Kemudian seseorang datang tanpa mengetuk pintu rumah. Ia memakai sweater kodok yang begitu lucu. Ia berjalan ke arah keramaian ruang tamu,langkah kaki terdengar. Orang itu berjalan kedepan Caine dengan memegang boneka kodok yang kecil. Caine tersenyum lalu mengelus rambut orang itu seperti bayi besar.
"Aloo all" orang itu menyapa semua yang berada di ruang meeting. Ia pun duduk di sofa dekat krow yang duduk bersebelahan dengan jaki. Serta memeluk boneka kodok itu dengan erat.
"Aloo juga garin"semuanya menyapa balik Garin dengan senyum lebar. Wajah garin terlihat lemas atau lelah entah apa yang ia lakukan diluar. Krow melihat itu lalu menepuk pundak Garin dengan pelan.
"Lu kenapa? Lemes bet tu muka pengen gw tabok"ujar krow dengan kata kata baku. Ia melihat Garin dengan mengangkat satu alisnya. Garin menunduk dengan wajah sedih.
Ia(krow) merasakan sensasi sedih didiri Garin yang selalu bahagia."Gapapa.. I'm just tired"jawab Garin dengan nada sedih. Caine mendengar itu lalu duduk di samping Garin dan memegang pundak nya. Sedikit kasihan,namun Caine tidak tahu apa yang dirasakan garin saat ini.
"Ha... Daripada lu begitu. Mending lu gua kenalin sama temen gua,gua yakin lu bakal betah main sama dia."ujar Rion merekomendasi kan teman baru untuk Garin agar tidak kesepian. Mendengarnya,Garin menoleh ke arah Rion lalu memiringkan sedikit kepalanya.
Terdiam sejenak memikirkan jawaban nya,Garin akhirnya mengangguk sebagai jawaban nya. Rion senang lalu kebelakang untuk menelpon temannya yang bernama Marcel. Tak lama kemudian akhirnya Rion kembali ke keramaian dan menyuruh gairn untuk pergi ke depan gerbang rumah.Garin mengiyakan itu lalu pergi ke gerbang rumah dan menunggu seseorang yang dibilang rion. 5 menit kemudian akhirnya teman yang dibilang rion datang dengan baju biasa. Celana cargo dan sweater kodok,garin kaget sedikit kalau teman Rion memakai sweater kodok kesukaan. Marcel bingung lalu mendekati Garin dengan berjalan pelan.
"Mengapa? Apakah pakaian ku kurang cocok?"tanya Marcel sedikit ragu menanyakan itu. Garin terdiam melihat pakaiannya,serta melamun sebentar memikirkan sesuatu.
"Ha? Ohh.. tidak tidak,pakaian mu bagus kok! Bahkan aku menyukai pakaian mu"wajah senang Garin terlihat lucu Dimata Marcel. Namun,Marcel harus menunduk untuk melihat wajah garin serta seluruh tubuh Garin,karena tubuh Garin yang terlalu pendek. Marcel mengusap lembut Surai Garin dengan tangan kanannya.
"Menyukai aku apa pakaiannya?"canda Marcel dengan nada menggoda yang membuat Garin malu. Ia terdiam dengan keadaan wajah memerah,Garin menggenggam baju bagian bawahnya dengan erat dan ingin memukul Marvel karena menggodanya. Sesuai dugaan Garin memukulnya hanya karena malu,begitu keras pukulan Garin,pipi Marcel lecet karena pukulan yang begitu keras dan sakit.
"A-aduh,g-garinn aku hanya bercanda"Marcel mengusap pipinya yang lecet. Wajah konyol nya membuat Garin terkekeh malu,lalu ikut mengusap pipi Marcel. Tak lama kemudian saat perbincangan telat selesai,Marcel membawa Garin ke tempat yang bagus dengan pemandangan yang indah dari atas. Garin mengiyakan itu lalu masuk ke dalam mobil Marcel. Sampainya di tempat itu,banyak tiang lampu menyala dengan berbagai warna. Tiang lampu itu membuat cahaya dan keindahan di tempat yang Marcel rekomendasi kan.
"Woah... Bagus bangett" Garin terpesona karena melihat tempat itu yang sangat indah,bahkan bayangan yang ada di air begitu bagus karena banyak warna lampu. Marcel mengajak Garin ke rell roller coaster yang sangat tinggi,begitu juga keindahan dapat dilihat dari tempat yang paling tinggi. Mereka berlari ke rell itu dan juga harus berhati hati karena dapat menjatuhkan mereka kebawah. Dengan hati hati,Marcel memegang tangan Garin dengan lembut,serta menjaganya agar tidak jatuh. 4 jam mereka bermain bersama,serta menghabiskan waktu bersama untuk kenangan. Seseorang menelpon Garin dan menyuruhnya pulang dan tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Noir Familia [Fanfict!?] Ending
FantasyMalam penuh bintang seorang pemuda bersurai merah tepar di lantai keras. kepala penuh darah karna benturan keras. pemuda itu berusaha berdiri namun nihil,karena kepalanya yang pusing oleh benturan keras itu. pemuda itu pingsan di tempat lorong sepi...