Sangkut pautnya dengan...?

2.3K 234 23
                                    

🧄🧄🧄🧄





Mia menatap mata indah Caine dengan gembira saat Caine tersenyum kembali. Tersadar hari sudah sangat larut malam,Caine,Makoto,dan Mia berjalan kembali kedalam rumah serta kembali kekamar mereka masing masing dan tidur dengan nyaman.
Paginya Caine terbangun lalu ia melamun memikirkan apa yang kurang di kamarnya. Rion tidak tidur di kamar nya,Caine keluar kamar lalu melihat Rion tidur di sofa lebar di ruang tamu. Sedikit kasihan,namun Caine membiarkannya tidur dengan nyenyak dan nyaman. Tak lama pagi menjadi siang. Caine membangunkan Rion yang masih tidur dari tadi pagi sampai sekarang. Sedikit khawatir apa yang terjadi kepada Rion yang masih terbaring.

"Rion... Bangun.."suara lembut Caine membuat Rion tersadar lalu duduk mengusap matanya. Caine mengambil makanan dan membawanya untuk Rion. Hendak balik namun tangan Caine di tahan oleh Rion yang masih mengumpulkan nyawa

"Hmh? Kenapa Rion?"

"Jawab. Apa yang kau lakukan dengan pak Mako?"pertanyaan Rion balik lagi karena Rion begitu penasaran dengan pertanyaannya. Caine membeku kaku tak bisa menjawabnya dengan jelas,berdiri tegak menatap mata Rion dengan takut. Sedikit kesal karena jawabannya tidak di jawab cepat oleh Caine,terpaksa Rion menyuruh ciane duduk di sebelahnya dan menenangkan diri ciane agar tidak terlalu grogi.

"Uh... A-aku tidak bisa menjelaskannya. Keinti nya saja ya... Aku... Berhubungan dengan polisi.."dengan nada sedih Caine melihat tidak sampai satu detik wajah Rion sudah berubah menjadi tegas. aia mendekati wajah Caine dan menatap tajamnya dengan serius serta marah dengan perkataan nya.

"Apa? Ingat ya. Aku sangat tidak suka melihat orang yang bohong. Apalagi dia seorang polisi yang mengikuti keluarga ku. Kau tau aenon? Dia menangis ku marahi karena orang tua nya seorang polisi serta echi dan gin yang membawanya tanpa di intrograsi ke dalam dalamnya."ucap Rion panjang lebar tidak percaya dengan perkataan Caine. Caine hanya pasrah dan bisa tersenyum,sampai rasa di hatinya yang hampir retak. Caine berusaha untuk mempercayai Rion bahwa ia mempunyai sangkut pautnya dengan polisi.

"Tapi Rion... A-aku serius-"mendengar itu Rion sangat marah karena teman lamanya mempunyai sangkut pautnya dengan polisi tanpa sepengetahuan nya sendiri. Caine mengangkat kedua tangannya dan menyuruh Rion memukulnya jika kesal karena perkataannya. Yang lain mendengar keributan itu dan turun ke bawah melihat Caine yang sudah tak berdaya di pukul oleh Rion. Yang lain kaget lalu membantu Caine dengan hati hati,serta kesal pada Rion yang memukulnya begitu keras dan kasar.

"Papi apaan sih! Semua nya mempunyai kesalahan juga kali bukan papi doang!"marah Mia yang kesal pada Rion. Rion berbalik ke belakang dan keluar rumah menyuruh mereka mengurus masalah. Caine merasa pusing dibagian kepalanya,memegangnya dan merasakan sakit dengan pukulan keras yang ia rasakan. Mia sedikit khawatir lalu mengobati Caine dengan hati hati serta sedih.

"Hmph.... Sampai kapan kalian bertengkar? Sama sekali aku tidak ingin keluarga ini hancur..."ucap Mia bersedih membayangkan apa yang terjadi jika keluarga ini bubar karena 2 masalah di wakilnya. Air mata turun ke lantai dengan perasaan ingin menangis karena kesalahannya begitu fatal dan mengecewakan.

"Maaf... Ini salah ku. Karena tidak mengaku jika aku berhubungan dengan polisi."ucap Caine menyalahkan dirinya. Berjalan keluar rumah dan menemui Rion digarasi dengan bersandar di mobilnya sendiri. Caine menyapa Rion dengan lembut seakan ia ingin meminta maaf soal kejadian sebelumnya.

"Kenapa?"jawab Arion singkat dengan tegas dari amarahnya. Pusing memikirkan hal lain serta dua masalah yang belum di selesaikan. Caine terdiam menatap Rion dengan takut serta sedikit menunduk. bingung apa yang dilakukan Caine,Rion mengambil sebatang rokok dan menghidupkannya memakai korek,lalu ia menghisap sampai ada asap didalam mulutnya. Kekesalan dimana mana,membuat pening kepala dan sakit memikirkan masalah. Rion menunggu percakapan Caine yang masih berdiri didepannya dengan menunduk takut.

"M-maaf..."ucap Caine dengan singkat meminta maaf dengan nada gugup untuk melihat Rion.

"Oh ya? Hanya itu? Sampah."Rion meninggalkan Caine dengan satu katanya yang membuat sakit di dada. Air mata mulai keluar dan mulai membasahi pipinya Caine. Caine mengikuti Rion dari belakang dengan pelan ia mengikuti Rion sampai tidak ketahuan. Senyum miring keluar dari bibir Rion tanpa sepengetahuan Caine. Dengan sedikit aneh gerakan Rion semakin mencurigakan oleh Caine yang masih mengikutinya dari belakang.

"Sampai kapan kau mengikuti ku?"tanya Rion yang sudah tau jika Caine mengikutinya dari belakang. Caine kaget serta malu melihat wajah Rion. Lalu ia menggelengkan kepalanya dengan pelan dan balik kekamar untuk beristirahat karena lelah.



































GYATTTTTTTT>< aku pengen klen nangis lagi. Hehe,gapapa kok di book bakal good ending^^. Dan mungkin besok chap bakal saling memaafkan santai ae😘
Otsuuu❤️

#rioncaine

Tokyo Noir Familia [Fanfict!?] EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang