Luka.

2.9K 276 32
                                    

Caine terdiam lalu melihat Rion dengan tatapan sedih serta takut. Hening tiba ia masih mengikuti Rion dari belakang seperti obbsesive kepada Rion.
"Sampai kapan kau mengikuti ku Caine." Nada kesal Rion membuat caine semakin takut dan khawatir jikalau Rion semakin marah padanya.

"Sampai kau memaafkan ku..." Sedih Caine,lalu Rion terdiam menggenggam jemarinya dengan sangat kuat. Luka di hati membakar kehangatan dunia di dirinya, Caine berdiri menatap Rion dengan air mata mengalir di pipinya. Wajah memerah padat dengan pipi yang basah karena air. Sedikit kasihan namun ia bisa menahan rasa tidak peduli nya pada Caine. Rion berbalik badan dan berjalan meninggalkan Caine sendiri di belakang nya. Banyak luka dan kata kata Rion menyakiti hati kecil nya,satu kata sudah menjadi senjata yang menembak nya dari kepala. Caine tersenyum untuk menjadi tanda ia masih baik baik saja.

Caine terdiam menatap Rion yang berjalan kedepan meninggalkannya. Menahan air mata nya untuk tidak turun. Seseorang menepuk pundaknya dengan pelan,berdiri di belakang Caine untuk tidak bersedih.

"Huh? Ada apa sel?"Caine mengusap air mata nya dan tersenyum kepada semua yang masih berdiri di belakangnya. Selia nampak khawatir kepada Caine yang berusaha untuk memohon maaf pada Rion.

"Udahlah mi. Papi mungkin akan minta maaf sesudah berpikir."ucap selia berusaha menenangkan Caine yang masih bersedih. Satu tangan meluncur ke kepala selia,Caine mengusap Surai selia dengan lembut serta tatapan gembira.

"Ha... Baiklah aku akan menunggu itu"pasrah Caine terhadap situasi saat ini. Selia mengajak Caine untuk jalan jalan menghilangkan luka di hatinya. Walaupun luka hati tidak bisa dihilangkan,namun Caine berusaha untuk melupakan kejadian itu setelah masalah selesai. Selia dan Caine jalan jalan mengelilingi kota dan melihat alam dunia yang indah tanpa Agenda hari ini. Lama setelah beberapa hari Rion berpesan kepada Caine untuk bertemu di UwU cafe(😔) Caine mengiyakan kan pesannya dan memasuki mobilnya dan berkendara sampai UwU cafe.

Disana begitu banyak orang berbincang bincang dengan seseorang,keceriaan mereka membuat Caine sedikit iri karena mereka bisa tertawa senang dengan hati gembira tertawa. Terlihat Rion bersandar didekat pintu UwU cafe sambil menghisap rokoknya yang berasap. Satu langkah membuat Caine sedikit takut untuk mendekati Rion dengan wajahnya yang begitu tegas.

"Caine? Akhirnya kau datang."Rion tersenyum miring dengan mata yang menyipit gembira. Caine ikut tersenyum dengan memaksa dirinya untuk tidak takut pada Rion.

"Ah- maaf aku sedikit telat.." Rion mengangguk pelan dengan tatapan sedikit lemas. Rokok itu mengeluarkan asap begitu banyak membuat Caine terganggu karena asap yang bau dan membuatnya batuk. Rion melihatnya lalu mematikan api di ujung rokok agar tidak ada lagi asap yang membuat Caine batuk.

"Hmh... Maaf. Tp belum tentu aku memaafkan mu karena hubunganmu dengan polisi. Aku hanya memaafkan mu karena aku memukul mu begitu sakit."perkataan Rion membuat Caine sedikit kecewa karena hubungannya dengan polisi tidak dimaafkan oleh karena Rion begitu benci dengan polisi.

"Hah... Ingat Caine. Aku seorang mafia yang menjual beberapa peluru dan senjata berbahaya. Itu lah kenapa polisi membenci mafia,dan juga,kau seorang polisi. Bagaimana aku tidak membenci mu? Lalu... Apakah kau membenci ku?"wajah datar dengan tatapan serius dari Rion. Suasana menjadi serius di antara dua penanggung jawab keluarga, keheningan siang hari dengan suara mobil yang melaju itu memecah keheningan. Caine terdiam memikirkan sesuatu yang harus ia lakukan.

"Tolong jangan Keluarkan aku dari keluarga... Aku sudah menganggap mereka sebagai keluarga asli ku... Terutama echi dan Mia yang sering bersama ku. Kumohon Rion... Aku tidak membenci mu kok! Karena kau yang membuat hidupku bahagia dan membangun keluarga besar.."mohon Caine dengan berusaha untuk tidak dikeluarkan dari keluarga. Rion kaget dengan jawaban Caine yang tidak membencinya,Rion masih membutuhkan bukti agar ia percaya kepada Caine.

"Bukti? Buktinya aku masih membiarkan mu hidup! Dan... Aku masih menganggapmu keluargaku."langit mulai gelap,ciane kelelahan berdiri di depan Rion yang bersandar ditembok UwU cafe. Setelah beberapa lama berbincang,Rion mengajak Caine untuk pulang dan beristirahat dengan tenang.

Saat mereka pulang,terlihat anak anak sedang duduk pundung dengan sedih memikirkan Caine. Suara sapaan Caine terdengar,anak anak gembira lalu memeluk dengan erat. Caine tersenyum mereka semua memaafkan Caine yang telah mengakhiri jika ia seorang polisi yang tidak naik pangkat.
Kaki terasa sakit dan ingin beristirahat banyak,Caine berjalan ke arah kamarnya dan tidur dengan nyenyak. Caine berusaha menghilangkan kejadian itu dalam pikirannya yang selalu mengarah ke nasib.















Woy tuyul tuyul gin,souta,Harris,Arion,funin,Aoki,dll Ampe Minggu depan gue ga up ya,ty☺️💗

Tokyo Noir Familia [Fanfict!?] EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang