Membentak.

2.9K 321 37
                                    

Pagi hari cerah dengan burung burung berkicauan. Cahaya menembus kaca jendela dan mengenai mata Caine dan membuat perih di bagian mata. Terbangun dengan lelah dan lesuh. Melihat Rion yang masih tertidur lelap serta memeluk guling(?) dengan erat. Caine terkekeh karena kelucuan Rion yang seperti bayi besar dengan pelukan erat nya kepada guling itu. Namun,sesuatu terganggu karena mendengar suara keributan di luar. Lalu Caine berjalan pelan keluar kamar dengan mengambil handuk nya yang berada di tangan kanan. Saat diluar,Caine melihat krow dan echi bertengkar saling memukul.

"Taik lu! Ah elah!"kesal krow. Echi tertawa dengan luka yang terlihat di wajahnya,serta wajah krow yang lecet dibagian pipinya. Caine pun memisahkan mereka agar tidak terjadi masalah besar diantara mereka berdua.

"Yeuu- lu duluan bangsat"kasar echi serta kesal dan mengusap pipinya. Caine hanya bisa pasrah dengan dua physical attack itu. Terlihat gin duduk santai dengan segelas susu hangat ditangannya. Melihat echi dan krow berkelahi dengan saling memukul satu sama lain. Namun,gin juga terkena pukulan itu dari echi sempat kesal namun ia tahan karena seorang perempuan.
"Paan,fitnah mulu lu ngentod"ucapan kasar krow membuat Caine sedikit marah karena ucapannya begitu kasar dan sangat kyasar.
Caine mencubit telinga echi dan krow dengan wajah datar.

"A-aww- mamii! Sakitt"rintih sakit echi dengan suara seraknya. Krow hanya diam dan melihat apa yang dilakukan Caine yang mencubit telinganya dan echi.
"Berdiri pundung di ujung tembok."ucap Caine dengan nada datar serta kesal didalam pikirannya.

"H-hah? Dihukum nih ceritanya" Caine mengangguk pelan dengan menunjukan telunjuknya ke ujung tembok. Mereka berdua pun pundung di ujung tembok serta sedih karena dihukum.

"AHAHA! Masih mending dihukum ringan. Daripada dihukum berat,mati kalian"seorang lelaki tinggi dengan topi Koboynya berdiri merangkul kedua tangannya. Menertawakan krow dan echi dengan memandang mereka dari belakang. Perkataan itu echi ingin sekali memukulnya dan menjambaknya.
"Diem lu"kesal krow duduk dengan kedua kaki ditekuk bersamaan. Caine berjalan ke arah krow,berjongkok lalu memegang pundak krow dengan meremasnya begitu keras

"Siapa yang menyuruh duduk? Berdiri."marah Caine di belakang krow. Krow kaget lalu berdiri tegak seakan ketakutan oleh Caine yang sedang marah besar,yang lain tertawa oleh kelucuan mereka. Tak lama malam tiba,harus semakin gelap dan lampu mulai dimatikan. Caine menyuruh krow untuk tidur dan beristirahat termasuk echi juga. Jalan pelan dengan lelah karena kakinya yang sudah lemas berdiri. Semuanya tertidur lelap di atas kasur mereka yang empuk bewarna hitam dan putih.

Keesokan harinya krow terbangun lebih dulu dari pada yang lain. Ia berencana untuk keluar dari rumah dan jalan jalan dengan santai menikmati suasana alam. Setelah lama berjalan jalan krow balik kerumah dan melihat rumah berantakan. Dengan bingung ia mendengar keributan di ruang tengah serta amarah Rion yang keluar. Dengan cepat krow berlari ke arah sumber keributan itu dengan khawatir.

"A-apa yang terjadi!?... " Krow terdiam melihat Rion yang marah dengan tegas serta raut wajahnya yang Tampan. Dengan sekilas krow bertanya apa yang terjadi kepada Rion yang tiba tiba marah di saat dia baru saja pulang.

"Mami egois tiba tiba" Bisik Mia agar tidak ketahuan Rion yang masih memarahi caine. Caine berusaha melawan nya namun, dengan hatinya yang lembut seperti surga hanya bisa diam dan menunduk. Rion tida peduli dengan perasaan Caine, ia hanya bisa marah dan memaki caine.

"Egoismu sangat tidak masuk akal caine!"

"Kau tau!? Kau membuat ku kecewa dengan mu hanya karena keegoisanmu,lalu apa yang kau lakukan dengan pak mako?" Ucap serta pertanyaan Rion dengan menatap ciane tajam dengan penuh amarah kejam. Caine berusaha untuk membuka mulutnya, namun sesuatu membuatnya tidak bisa bicara dengan lancar.

Rion menatap pasrah serta pusing memikirkan apa yang terjadi. Namun, Rion juga merasa bersalah karena membentak dan memarahi Caine yang sudah berteman cukup lama. Satu tangan meluncur ke rahang Caine lalu menaikan kepalanya agar bisa menatapnya dengan jelas. Caine sedikit takut namun ia bersikap biasa saja dan memasrahkan apa yang terjadi. Yang lain berusaha untuk menghentikan Rion agar tidak terjadi perpecahan di antara kepala keluarga.

"Papi... Berhentilah bersikap kasar kepada mami. Kita juga tau kalau semua mempunyai kesalahannya di dunianya. Jadi... Kurasa itu akan terjadi satu kali dalam hidup." Ucap key panjang lebar menasehati Rion agr berhenti kasar pada Caine. Dengan kesal Rion mengambil alih tangannya dari rahang Caine lalu berjalan keluar rumah melihat pemandangan luar, serta meredakan rasa kesal, marah, kecewa, sedih. Semua lega, beberapa mengikuti rion dan juga beberapa mengikuti caine agar menenangkan mereka dengan perbincangan hangat.

Caine berdiri di balkon atas serta memikirkan cara ia meminta maaf kepada Rion. Dua orang memanggil nya dengan menyapanya dengan hangat. Caine menengok ke sumber suara itu dan balik menyapanya.

"Oh... Hai mako mia" Senyum keluar dari bibir Caine. Menyapa Makoto dan mia, mereka berdua tersenyum lalu menatap Caine dengan gembira.

"Mamii! Mami gapapa kan? " Tanya mia dengan khawatir. Caine hanya bisa mengangguk dan mengusap kepala mia dengan lembut. Makoto berdiri di sebelah Caine lalu menatap langit dengan lega.

"Ha... Langit saja tenang, kok kalian tidak? " Ucap makoto yang di maksudnya adalah Rion dan Caine. Caine sedikit kesal dengan perkataan makoto, mia memukul kepala makoto begitu sakit.

"A-ah! I-iya maaf mia" Ucap makoto memohon maaf pada mia yang memukulnya. Caine tersenyum dan sedikit terkekeh karena kelucuan mereka.

Langit berwarna biru malam membuat tenang para manusia di dunia. Karena kesunyian mereka membuat suasana hati tenang serta meredakan ketegangan atau kekesalan pada pikiran dan perasaan mereka. Caine terdiam menatal langit dengan lembut, serta matanya yang menyipit saking lembutnya. Mia ikut melihat langit dan memeluk tangan Caine, makoto hanya bisa meletakan tangannya di kaca berdiri tegak.

"Walaupun banyak kejahatan yang kita lakukan... Mami bisa kok berjalan Jala menenangkan dan memikirkan masa depan" Saran mia untuk menenangkan hati Caine. Caine terdiam dan bilang kalau perkataan mia itu benar.

"Kau benar... Aku memang salah dengan jalan ku yang begitu egois... " Sedih Caine.
















































Miau. Haloo gimanaaa? Seru gaaa? Ini hampir 1000 kata lhoo! Kalian harusnya senang karena aku jadi agak sering bikin cerita 1000 kata😎😎

Gtw chap berikut itu 1000 kata ato 500 kata:3. Liat saja nanti di masa depan yapp
Otsuu❤

#rioncaine

Tokyo Noir Familia [Fanfict!?] EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang