PART 8

18 8 0
                                    

⚠️MAAF TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA!!⚠️

⚠JANGAN LUPA VOTE YA!!⚠



"Selamat Membaca"


•~∆^^∆~•




Remaja lelaki itu menatap dan menyimak perkataan Quen, Remaja lelaki itu sedikit merasa bersalah dan terus mengawasi Quen dengan intens, Saat remaja lelaki itu ingin tergerak menghampiri Quen, remaja lelaki itu berhenti karna ia melihat 2 remaja lelaki yang sudah menghampiri Quen, siapa lagi kalau bukan devan dan arzi, remaja lelaki itu bersembunyi dibalik pohon dan mengawasi Quen, devan dan arzi dengan intens.

"v-vio" arzi berlari dan memeluk Quen dengan erat.

"kak arzi" Quen membalas pelukan arzi tak kalah erat juga.

"tenang hm, ada gw disini" arzi mengelus punggung Quen dan mencium pucuk kepala Quen.

Devan yang berada tak jauh dari mereka pun entah kenapa sedikit terasa sesak melihat Quen dengan keadaan seperti ini, saat devan melihat nama dari batu nisan itu devan sangat terkejut.

"k-keluarga chrishtoper..." batin devan berkata pelan sembari menatap 2 batu nisan itu dengan perasaan yang campur aduk.

Arzi yang sadar dengan devan yang terkejut saat melihat 2 batu nisan itu pun langsung menatap devan.

"dev" arzi berkata sembari menatap devan.

Devan yang merasa dipanggil pun menatap ke arzi.

"i-iya?" devan berkata sembari menatap arzi.

Arzi mengangguk kearah devan dan mengodenya untuk berbicara dengan Quen, devan yang mengerti kode dari arzi itu pun langsung menatap Quen.

"vio, gw..." devan berkata sambil menatap Que dengan perasaan campur aduk.

"hm, apa?" Quen menghapus air matanya lalu langsung menatap devan.

Devan yang melihat wajah Quen yang sangat cantik dan lucu saat sehabis menangis tadi dengan rambut sedikit berantakan, hidung merah, mata berkaca kaca, wajah memerah. Devan yang melihat itu langsung gugup, jantungnya berdetak serta wajah devan yang tampak memerah.

"c-cantik" devan berkata pelan hingga Quen yang tidak terlalu mendengarnya, tetapi arzi yang berada tepat disebelah devan melihat dan mendengar semua itu pun tersenyum tipis.

"lo cinta bukan benci dev" batin arzi sambil mengamati devan.

Quen yang tidak terlalu mendengar perkataan devan pun mengkerutkan dahinya menatap devan bingung.

"i-itu g-gw, maaf s-soal kemarin" devan berkata terbata bata dengan wajah dan kelakuannya yang gugup.

Quen pun hanya mengangguk saja mengiyakan perkataannya.

Disisi lain remaja lelaki tadi masih mengawasi mereka dari balik pohon.

"chrishtoper?" remaja lelaki itu kebingungan mendengar percakapan mereka.

Devan, arzi dan Quen pun pergi dari tempat itu dan mereka berpisah di jalan karna arah jalan mereka yang berbeda, Quen bersama dengan arzi dan devan sendiri pergi kearah yang berlawanan dengan mereka berdua.

~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~ ~•~

MANSION DEVAN

Devan memasuki mansionnya yang langsung disambut oleh bundanya devan.

"kamu pasti cape, sekarang keatas ganti baju abistu turun lagi karna bunda udah masakin makanan kesukaan kamu" bunda devan berkata sambil tersenyum menatap devan.

HATE OR LOVE? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang