PART 40

4 5 0
                                    

⚠️MAAF TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA!!⚠️

⚠JANGAN LUPA VOTE YA!!⚠



"Selamat Membaca"



•~∆^^∆~•



"Quen, gw butuh bantuan lo dan ini sangat penting" leo berkata sembari menatap kearah Quen saat mereka sudah sampai di sebuah tempat yang jauh dari keramaian.

"ya, apa yang lo butuh?" Quen berkata sembari menatap kearah leo dengan pandangan datar seperti biasanya, leo tersenyum tipis dan mengeluarkan sebuah map dari dalam tasnya.

"gw butuh tanda tangan lo" leo berkata dengan antusias dan tangannya menyerahkan sebuah map berisi kertas dengan pena diatasnya, Quen yang melihat hal ini pun mengkerutkan dahi menatapnya.

"tanda tangan? buat apa?" Quen berkata sembari mengambil map berisi pena itu dan disaat Quen ingin membaca tulisannya yang tertulis di kertas itu leo malah langsung memegang kedua tangan Quen, hal ini berhasil mengalihkan fokus Quen dari tulisan itu.

"gw mohon ini penting dan ini bersangkutan dengan sekolah kita, lo percaya sama gw ya" leo menatap Quen dengan antusias dan kedua tangan nya mengelus punggung tangan milik Quen.

"huh.. baiklah" Quen melihat wajah leo yang sangat antusias itu pun hanya mengangguk setuju saja sembari tangannya bersiap untuk menandatangani kertas itu tanpa membacanya terlebih dahulu, leo yang melihat hal ini pun tersenyum miring, tetapi sebelum Quen berhasil menandatangani kertas itu devan berhasil menghentikan nya.

"vii tunggu" devan menarik kertas itu dari tangan Quen dan langsung membaca tulisan yang tercantum dikertas itu dengan cepat dan judul yang tertulis didalamnya adalah "Surat Pengalihan Pemimpin Mafia", mata devan langsung terbelalak disaat ia berhasil membaca judul dari isi kertas itu.

"leo! gw gak nyangka lo kayak gini" devan menatap leo dengan pandangan yang sangat tidak percaya akan saudara sepupunya ini, Quen yang bingung akan hal ini pun mengambil kertas dari tangan devan untuk membacanya, saat Quen sudah berhasil membacanya ia sangat terkejut dan tidak percaya.

"Quen, gw bisa jelasin, ini semua bukan seperti yang lo pikirin" leo berkata setelah beberapa lama ditatap oleh Quen dan devan dengan pandangan penuh pertanyaan dan tidak percaya, leo dihentikan oleh devan disaat ia ingin mendekat kearah Quen untuk menjelaskan segalanya.

"jangan berani lo sentuh vio!" devan berkata dengan tegas dan pandangan mata yang menatap leo dengan tajam.

"oke oke, ini semua salah satu rencana gw buat dapetin lo Quen, gw suka sama lo Quen!" leo yang akhirnya jengah dengan semua ini pun berkata yang sebenarnya, Quen sudah sangat muak mendengar perkataan leo dan rencananya yang sangat aneh selama ini.

"lo it-..." sebelum Quen menjawab devan sudah menyela perkataan nya.

"itu bukan cinta tapi obsessi, leo" devan berkata sembari menatap pergerakan leo yang menatapnya tak kalah tajam dengan pandangan devan.

"cinta itu indah, cinta tidak akan pernah menyakiti seseorang yang benar benar ia cintai" lanjut devan berkata sembari menatap kearah Quen dengan intens, tak disangka perkataan devan berhasil membuat Quen tersenyum tipis, leo yang mendengar hal ini pun menunduk dan memikirkan perkataan devan.

"bersainglah dengan sehat, jika vio menyukai lo gw akan relain dia, agar dia bahagia" devan berkata sembari menepuk nepuk bahu leo dan melirik kearah Quen dengan tersenyum, perkataan devan membuat Quen sangat terharu, devan akhirnya menarik tangan Quen untuk pergi dari tempat itu, leo menatap punggung devan dan Quen yang perlahan lahan menghilang.

"apa perbuatan gw salah?..." leo berkata dengan pelan sembari meremas kertas yang ia pegang dengan kuat.

diperjalanan devan dan Quen hanya berdiam diri saja sehingga Quen berhasil memecah keheningan dengan cara bertanya.

"van" Quen berkata dengan terus menatap kedepan tetapi beberapa saat dia melirik kearah devan meski hanya sebentar, devan yang mendengar perkataan yang keluar dari mulut Quen pun menatapnya.

"iya vii?" devan berkata sembari menatap Quen dengan intens meski mereka sedang dalam perjalanan.

"gimana lo bisa tau gw lagi sama leo disitu" Quen berkata setelah beberapa waktu keheningan.

"alex" devan berkata sembari menatap reaksi Quen, Quen yang mendengar perkataan devan pun berhenti berjalan sembari menatapnya dengan penuh kebingungan, devan yang mengetahui reaksi Quen pun berhenti berjalan juga lalu ia menunduk dan terkekeh.

"Alex yang ngasih tau gw" devan berkata dengan sedikit terkekeh, Quen yang mendengar hal ini pun hanya mengangguk saja dan menatap devan sebentar sebelum menatap kearah depan lagi.

"van.... makasih" Quen melirik devan sekilas sebelum melanjutkan perjalanan nya, devan yang melihat kelakuan Quen ini pun hanya mengangguk dan mengikutinya berjalan sembari tersenyum menatap punggung Quen.



•~∆^^∆~•



"Terimakasih"




HATE OR LOVE? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang