51-Akhir Bahagia

1 1 0
                                    

⚠️MAAF TYPO BERTEBARAN
DIMANA MANA!!⚠️

⚠JANGAN LUPA VOTE YA!!⚠

"Selamat Membaca"

•~∆^^∆~•










"melihatmu bahagia adalah suatu keinginanku
meski bahagiamu bukan denganku"

Leonard zeo margantara



leo yang baru saja sampai di rumah sakit untuk melihat keadaan Quen pun terhenti saat melihat Devan dan Quen sedang berpelukan, Devan dan Quen sedang tertawa karna Devan yang bercanda memberikan cream kue ke hidung Quen, Quen membalasnya dan tertawa juga mereka terlihat sangat bahagia.

"aku senang kau bahagia tapi kenapa bukan denganku, kenapa harus Devan" Leo berkata pelan dengan pandangan sendu menatap kearah mereka dengan tangan yang meremas sebuah buket bunga mawar itu, sehingga membuat bunga itu hancur, Leo berbalik dan membuang bunga itu dengan kasar ke tempat sampah.

arzi yang melihat hal ini pun mengikuti Leo dengan perlahan dan saat ia keluar dari rumah sakit ia melihat Leo sedang marah dan memukuli tembok dengan keras, membuat tangannya terluka.

"hentikan bodoh" arzi menarik Leo agar menghentikannya dari melukai dirinya sendiri, Leo memberontak karna tidak suka ada seseorang yang mencampuri urusannya, arzi yang sudah kesal dengan hal ini pun meninju wajah Leo dengan keras agar ia diam dan benar saja Leo terdiam.

"Lo boleh marah tapi gausah bodoh!" arzi berkata menatap Leo dengan marah, saat melihat Leo diam ia menarik Leo kearah tempat duduk, Leo hanya mengikutinya dan diam.

"diam Lo disitu gausah kemana mana!" arzi berkata sembari menunjuk wajah Leo sebagai peringatan, arzi berjalan masuk kedalam rumah sakit dan setelah beberapa waktu akhirnya ia datang dengan sebuah kotak obat.

"obati tangan Lo ntar infeksi" arzi berkata sembari melempar kotak obat itu kearah pangkuannya, meski Leo dan dia sering bertengkar akibat Leo yang terlalu obsesi dengan Quen, arzi tidak akan membiarkan Leo melukai dirinya sendiri jika arzi melihatnya, Leo menghela nafas dan mengambil kotak obat itu lalu mengobati tangannya sendiri.

"kenapa Lo kaya gitu?" arzi berkata setelah mereka berdiam saja sedari tadi, arzi melirik kearah Leo sedikit dan Leo yang mendengar hal ini pun menatapnya balik dengan pandangan datar tetapi didalam matanya tersimpan banyak dendam.

"gw senang Quen bahagia tapi gw gak senang kalau orang yang buat Quen bahagia itu Devan!" Leo berkata dengan tangan yang mengepal keras, arzi yang sudah menduga hal ini pun memutar bola matanya malas.

"kenapa Lo gasuka? karna Lo suka Quen?" arzi berkata dan sudah menebaknya pasti akan menjawab hal ini.

"ya gw cinta Quen! harusnya Quen sama gw bukan Devan!" Leo berkata dengan keras, arzi menghela nafas dengan mengepalkan tangannya.

"itu bukan cinta! itu obsesi Leo!" arzi berkata dengan menatap wajah Leo dengan marah, Leo yang mendengar hal ini bertambah marah.

"gw cinta sama Quen zii!" Leo berkata keras yang membuat arzi memukul wajahnya kembali akibat sudah terlalu marah.

"Lo keras kepala!" arzi berkata dengan keras tetapi ia langsung memeluk Leo dan menepuk nepuk bahunya saat merasakan mata Leo berkaca kaca.

HATE OR LOVE? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang