⚠️MAAF TYPO BERTEBARAN
DIMANA MANA!!⚠️⚠JANGAN LUPA VOTE YA!!⚠
"Selamat Membaca"
•~∆^^∆~•
"bertahan lex, kita sebentar lagi sampai" ucap Quen dengan nada bergetar akibat menangis, Alex tersenyum menghapus air mata yang mengalir dimata Quen dengan perlahan.
"jangan nangis vii, lo jelek kalo nangis" Alex masih saja bercanda kepada Quen, Quen menggeleng pelan memegang tangan Alex dengan erat, beberapa perawat mengobatinya didalam mobil ambulans, Nugraha yang melihat hal ini merasakan hatinya sangat sakit akibat perlakuannya yang selama ini jahat terhadap mereka, padahal mereka masih sangat muda.
"maafkan saya Quen..." Nugraha yang dari tadi hanya diam akhirnya angkat bicara, Quen terdiam tetap menatap kearah Alex, Alex menatap Quen balik lalu tersenyum.
"maafin ayah gw ya vii, mungkin itu akan sulit tapi gw mohon ini permintaan terakhir gw" Alex berkata dengan menahan rasa sakitnya, perawat mencoba mengeluarkan peluru itu tetapi sepertinya ini terlalu dalam dan harus dioperasi.
"jangan bilang gitu Lex gw mohon, gw gamau kehilangan orang yang gw sayang lagi" Quen berkata dengan suara pelan menatap Alex.
"vii" Alex berkata pelan dengan nafas tersengal.
"gw ucapin selamat ulang tahun vio kecil gw" Alex berkata dengan suara lemas dan tangannya memberikan sebuah kotak kecil ketangan Quen sebelum ia tergeletak pingsan, Quen yang melihat hal ini membelalakan matanya dan menggelengkan kepalanya dengan kuat, Nugraha pun ikut terkejut lalu mencoba membangunkan Alex.
"Lex nggak bangun Lex" Quen berkata dan berteriak memanggil namanya, tangannya menggenggam tangan Alex dengan kuat.
"Alex bangunlah sialan! kau tidak boleh mati duluan, kau anakku bukan? kau kuat Alex!" Nugraha berkata dengan emosi yang menjadi satu antara marah dengan dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah, Nugraha menepuk pelan pipi Alex untuk menyadarkannya tetapi hasilnya tetap tidak terbangun juga.
saat mereka sampai dirumah sakit, Alex langsung dibawa keruangan operasi dan operasi pun berjalan, semua orang yang berada diluar ruangan mencoba berdoa dan menunggu, Devan mencoba menenangkan Quen yang sedari tadi menangis dipelukannya, arzi dan Rara yang baru sampai itu langsung memeluk Quen.
"tenang vii, Alex akan baik baik saja" arzi menghapus air mata Quen dengan perlahan dan Rara hanya bisa mengangguk sembari memeluk Quen.
"kami membutuhkan donor darah, apa ada yang bergolongan darah AB negatif?" dokter tiba tiba keluar dan berkata hingga membuat semua orang yang berada disitu berdiri.
"ayah saya bergolongan darah itu" arzi berkata dan menatap kearah erlando yang menatap mereka dengan wajah datar.
"saya tidak ingin" erlando berkata dengan wajah datar menatap kearah lain, Nugraha yang mendengar hal ini pun menjadi panik.
"saya mohon erlando... tolong anak saya" Nugraha berkata menatap kearah erlando dengan memohon tetapi erlando tetap angkuh dan tidak ingin, ia memiliki dendam karna Nugraha telat membuat hidup Quen menderita.
"Daddy.." Quen berkata dengan suara pelan dan bergetar, erlando yang mendengar perkataan Quen pun akhirnya menatapnya dan mendekatinya.
"yes baby?" erlando datang kearah Quen dan mengelus pipi Quen.
"daddy Erlan, vio mohon bantu Alex..." Quen menatap kearah erlando dengan mata berkaca kaca, erlando tidak bisa melihat Quen seperti ini.
"tapi baby" erlando berkata pelan dan dihentikan oleh tatapan mata Quen yang memohon, Erlando menghela nafas dan mengangguk.
"hm, baiklah ini hanya untukmu baby" erlando mengangguk pelan sembari mengelus surai rambut Quen dengan lembut, Quen yang mendengar hal itu pun langsung memeluknya.
"terimakasih Daddy" Quen berkata pelan dan diangguki oleh erlando, erlando akhirnya mendonorkan darahnya kepada Alex, beberapa waktu berlalu mereka semua sudah pada pulang dan hanya tersisa Quen, Devan, Erlando dan Nugraha.
"vii aku tinggal bentar ya, kamu harus makan" Devan berkata dan diangguki oleh Quen, yang tersisa hanya Quen dan Nugraha ditempat itu, Nugraha pergi untuk ke kamar mandi dan Quen hanya diam dan menunduk menatap kotak kecil yang diberikan oleh Alex.
"Alex..." Quen berkata pelan membuka kotak itu dan terlihat didalamnya ada sebuah foto kecil mereka berdua, kalung berlian serta surat didalamnya.
Quen mengelus foto masa kecil mereka dan akhirnya membuka isi dari surat itu, ia membaca surat itu dan meneteskan air mata.
"vii, maaf ya gw udah sembunyiin hal sebesar ini dari Lo, gw belum siap untuk kehilangan Lo vii gw tau ini salah tapi vii gw beneran gamau sembunyiin ini gw bingung saat itu gw harus kasih tau Lo tapi gw kehilangan Lo atau gw gak kasih tau Lo, mungkin saat ini gw udah gaada dideket Lo vii setelah baca surat ini, Lo gpp mau benci sama gw, mau maki maki gw terserah vii tapi gw mohon jangan sampai jauhin gw, gw gabisa vii gw gabisa dan satu lagi ini hadiah ulang tahun buat Lo vii gadis kecil Alex yang dulu suka ngerengek saat minta coklat ini udah besar, ini kalung gw beli dari hasil gw sendiri vii, gw pengen ini Lo pake karna kalo dipake Lo pasti akan sangat cantik, see you gadis kecil Alex, bahagia terus vii gw gasuka liat Lo sedih" begitulah isi surat dari Alex, Quen yang membaca hal itu hanya bisa menangis tak disangka Nugraha bersembunyi ditembok dan melihat hal ini, dia merasakan rasa bersalah yang besar.
"coba saya tidak ada dendam pasti semuanya tidak jadi seperti ini..." Nugraha berkata pelan meremas dadanya yang terasa sesak, Devan sampai dengan beberapa makanan di tangannya, ia meletakkan makanan itu dikursi dan mengelus bahu Quen, Quen yang merasakan hal ini pun memeluknya erat dan menangis, Devan memeluk balik Quen.
"Van aku gatau ini ulang tahun terbaik aku atau terburuk aku, aku seneng semuanya terbongkar tapi aku ga seneng kalo Alex yang jadi korbannya seperti ini" Quen berkata dengan sesegukan akibat menangis, Devan mengangguk angguk dan berusaha menenangkan Quen.
"jangan berkata seperti itu vii, kamu harus senyum" Devan mengambil sebuah plastik dan mengeluarkan isi didalamnya sebuah kotak yang berisi kue ulang tahun.
"happy birthday, baby" Devan menyalakan lilinnya dan mengarahkannya kepada Quen, Quen tersenyum dan meniup lilin itu setelah berdoa.
"makasih van, kamu udah nepatin janjimu untuk selalu ada bersama aku" Quen berkata pelan menatap Devan dengan senyuman diwajahnya, Devan mengangguk dan mengelus surai rambut Quen dengan perlahan.
"your welcome, baby" Devan berkata mengecup kepala Quen dengan perlahan.
•~∆^^∆~•
"Terimakasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE? [END]
Mystery / ThrillerJangan lupa vote ☆☆☆ Hate or Love? cerita tentang gadis yang sering bertemu dengan seorang pria yang malah membuat mereka saling membenci tetapi akhirnya berujung saling mencintai. apakah kebencian akan kalah oleh perasaan cinta mereka? 🚫HASIL KARY...