PART 35

10 7 0
                                    

⚠️MAAF TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA!!⚠️

⚠JANGAN LUPA VOTE YA!!⚠


"Selamat Membaca"



•~∆^^∆~•


Gio yang berlari ketakutan itu pun akhirnya berhasil menemukan mereka, mereka yang melihat hal itu pun menatap kearah gio dengan wajah yang sangat kebingungan.

"lo kenapa?" arzi bertanya kepada gio setelah melihat gio yang susah untuk berbicara akibat ketakutan dan panik.

"a-alex i-tuu d-dia d-diculik..." sebelum gio menyelesaikan perkataannya ia keburu tergeletak pingsan dibawah yang membuat semua orang yang ada di perkemahan itu panik.

"g-gio..." arzi dan para murid lelaki yang lain pun mengangkatnya untuk dibawa ke tenda kesehatan.

"alex diculik..." 

"s-siapa yang menculiknya?" lanjut Quen berkata dengan perasaan yang  khawatir dan panik setelah mendengar perkataan gio yang belum selesai.

"tenang, kita bakal cari alex" rara mencoba untuk menenangkan Quen yang terlihat sangat panik itu.

Tiba tiba leo yang ternyata mendengar semua itu sedari tadi tiba tiba mempunyai ide untuk menghancurkan devan.

"devan mana?" leo menghampiri mereka dan melancarkan rencana nya.

"disaat alex diculik dia juga menghilang atau jangan jangan devan yang melakukan hal ini, mereka kan musuhan sejak lama" lanjut leo berkata kepada mereka semua, Quen yang mendengar hal itu pun menatap leo dengan terkejut.

"vano tadi di panggil guru" Quen berkata sembari menatap leo tajam, Quen berusaha untuk membela devan karna ia tau bahwa devan tidak akan melakukan hal ini, perkataan Quen berhasil membuat leo terdiam tetapi tiba tiba guru yang menemui devan tadi itu pun datang sendirian tanpa ada devan.

"ada apa ini?" guru itu berkata sembari menatap kearah murid murid yang berada di situ, salah satu murid pun menjelaskannya.

"ini bu si gio bilang kalau alex itu diculik dan si leo bilang katanya penculiknya itu devan karna mereka sudah lama bermusuhan" salah satu murid itu menjelaskan secara detail tentang kejadian yang telah terjadi itu.

"bu bukannya devan bersama ibu tadi?" Quen yang melihat guru itu datang sendirian pun berkata sembari menatap guru itu.

"tadi memang devan bersama ibu tetapi dia sudah pergi sedari tadi" guru itu menjawab sembari menatap kearah Quen, Quen yang mendengar hal ini pun terkejut dan berfikir.

"van lo dimana" Quen berkata didalam hati sembari khawatir memikirkan dimana devan berada.

Setelahnya guru itu menatap kearah murid yang tadi menjelaskan semuanya.

"si gio dimana?" guru itu berkata dengan menatap murid yang menjelaskan itu.

"gio pingsan dan dibawa ke tenda kesehatan bu" murid yang ditanya itu pun menjawab, guru itu yang mendengar perkataannya pun langsung bergegas pergi ke arah tenda kesehatan untuk mengecek keadaan gio.

"devan tidak bersama guru itu, berarti dia yang menculik alex" leo masih terus berusaha untuk menghasut Quen dan murid yang lainnya, Quen yang mendengar dan melihat hal ini pun pergi untuk mencari alex dan devan sembari berfikir.

"gw percaya vano, vano gak akan mungkin ngelakuin hal kayak gitu" Quen berjalan sendiri sembari berkata pelan dan memikirkan semua ini.

perkataan leo berhasil membuat guru dan murid HighSchool berfikir bahwa devan lah yang telah menculik alex.



DI SISI LAIN 

Devan yang sedang berjalan untuk pergi menuju ke perkemahan itu pun terhenti disaat ia melihat orang orang berpakaian hitam yang sedang berbicara.

"siapa mereka dan mengapa mereka ada di sini" devan berkata didalam hati sembari mengendap endap untuk mendekat kearah mereka, saat devan berhasil mendekat ia mendengar mereka berkata.

"bagaimana apa kalian berhasil menculik anak itu?" salah satu orang berpakaian hitam itu yang terlihat seperti boss dari mereka pun berkata.

"sudah, kami sudah membawanya ke tempat yang sudah disediakan" salah seorang menjawab sembari mengangguk menatap kearah orang yang bertanya.

"bagus, jangan biarkan anak itu lolos jika dia sampai lolos kalian akan tau akibatnya" bos mereka berkata sembari menatap seluruh anak buahnya dengan mata yang tajam, seluruh anak buahnya yang mendengar hal itu pun meneguk ludahnya sendiri dengan kasar.

"b-baik" seluruh anak buahnya berkata serempak dan mengangguk.

"pergi dan awasi anak itu" bos mereka berkata dengan menatap kearah lain, mereka mengangguk dan beranjak pergi ketempat mereka menyekap anak itu.

"siapa sebenarnya anak itu?" devan berkata didalam hati sembari mengikuti orang orang yang ingin pergi ke tempat itu dengan perlahan.

saat mereka sampai ke tempat itu devan kebingungan melihat tempat yang seperti bangunan tua letaknya tidak terlalu jauh dari tempat perkemahan.

"tempat apa ini, mengapa di tengah hutan ada bangunan seperti ini" devan berkata pelan sembari mengamati bangunan tua yang seperti sudah lama terbengkalai ini, saat orang orang itu masuk kedalam bangunan itu, devan pun ingin ikut masuk mengikuti mereka tetapi ia terhenti disaat ponselnya berdering.

"v-vio? kenapa dia menelpon?.." devan sedikit kebingungan saat melihat orang yang menelponnya adalah Quen , ia langsung mengangkatnya.

"hallo vii" devan berkata pelan sembari mengawasi sekitar.

"van, lo dimana?" Quen berkata diseberang telpon dengan nada khawatir, devan sedikit kebingungan dengan perkataan Quen yang tidak biasanya mencari devan seperti ini.

"gw ini di..." sebelum devan selesai berkata, ia terkejut disaat belakang kepalanya dipukul dengan tongkat dan hal ini berhasil menyebabkan devan pingsan, Quen sangat khawatir dengan keadaan yang tiba tiba devan menjadi diam dan ada bunyi kerusuhan.

"van.. van.. lo kenapa?... lo dimana?..." Quen berkata dengan nada panik memanggil manggil nama devan tetapi alhasil tidak ada jawaban dan telepon nya malah dimatikan, Quen yang merasa ada hal yang tidak beres itu pun berusaha melacak keberadaan devan dan akhirnya Quen berhasil melacaknya, Quen langsung pergi ketempat ini terburu buru dengan perasaan yang sangat khawatir.


~•∆^^∆~•



"Terimakasih"


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






HATE OR LOVE? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang