PART 43

4 5 0
                                    

⚠️MAAF TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA!!⚠️

⚠JANGAN LUPA VOTE YA!!⚠

"Selamat Membaca"


•~∆^^∆~•

keesokan harinya mereka bersiap siap untung kembali ke High school, mereka beranjak ingin memasuki bis masing masing.

"vii biar gw yang bawa" Devan yang tiba tiba datang sembari mengambil beberapa barang bawaan Quen, padahal barang bawaannya sendiri pun belum dimasukkan kedalam bis tetapi ia mendahulukan Quen terlebih dahulu.

"t-tapi van..." saat Quen ingin menghentikannya, Devan malah sudah terlebih dahulu menarik tangannya untuk pergi kearah bis, mau tidak mau Quen hanya bisa menghela nafas dan mengikutinya.

"gitu dong, jadi gadis yang nurut untuk sesekali" Devan bergumam sembari berjalan tetapi Quen tidak terlalu mendengarnya akibat Quen yang tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"a-apa tadi yang Lo bilang van?" Quen melirik kearah Devan sembari berjalan beriringan.

"nggak, gw bilang Lo itu lucu" Devan yang hanya menatap kearah depan saat mereka sudah sampai di samping mobil bis dan sesekali melirik Quen memperhatikan reaksinya dan benar saja saat ini wajah Quen sudah memerah akibat perkataan Devan tadi tetapi Quen terus saja berusaha untuk menetralkan kembali wajahnya, hal ini membuat Devan hanya bisa terkekeh sembari memasukkan barang bawaan Quen kedalam bis.

"vii gw pergi sebentar Lo tunggu sini" Devan mengelus pucuk kepala Quen sebelum beranjak keluar bis untuk mengambil barang bawaannya, Quen hanya menatap Devan dari jendela dalam mobil bis itu.

"vii gw mau ngomong penting" arzi yang tiba tiba duduk disebelah Quen itu berhasil membuat Quen terkejut.

"iya kak, mau ngomong apa?" Quen menatap balik arzi dan ia dapat melihat raut serius dari wajah arzi yang membuat Quen sangat tau jika arzi sudah seperti ini, ia ingin membicarakan hal yang sangat penting.

"gw udah tau siapa pembunuh orang tua Lo vii" arzi berkata dengan perlahan agar tidak ada yang akan mendengarnya, tetapi meski arzi sudah berbicara perlahan masih saja bisa didengar oleh Alex yang tak sengaja ingin memasuki bis itu tetapi terhenti disaat mendengar percakapan mereka.

"siapa mereka kak?!" Quen menatap kearah arzi dengan penuh keingintahuan sembari mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

"gw harus hentiin ini sebelum vio tau, gw belum siap untuk kehilangan Lo vii" Alex berkata didalam hati dengan penuh kegelisahan dan ia terhenti disaat ia melihat Devan yang ingin masuk kedalam bis, ia langsung pergi bersembunyi.

"mereka itu adalah ayahnya al-..." perkataan arzi terhenti disaat mendengar langkah kaki mendekat dan saat ia melihat siapa orang itu ternyata itu Devan.

"kenapa kalian liat gw kaya liat setan?" Devan berkata disaat dia merasa tatapan mereka menatap kearahnya dan wajah arzi dan Quen yang terlihat sangat pucat.

"Lo gak denger apa apa tadi kan?" arzi berkata dengan penuh gelisah dan disaat dia melihat Devan menggelengkan kepala dia menghela nafas lega, saat Devan ingin bertanya kembali tetapi bis ingin berjalan jadi akhirnya ia hanya duduk saja disamping Quen disaat arzi berdiri untuk pindah ke sebelah Rara.

bis berjalan dengan kecepatan perlahan dan semua murid bernyanyi dan bercerita seperti biasa, tetapi berbeda dengan Quen yang sedari tadi hanya terdiam dengan menatap keluar jendela, ia berperang dengan pikirannya saat ini, Devan yang mengetahui hal ini memegang bahu Quen untuk menyadarkannya.

"Lo kenapa vii?" Devan berkata disaat Quen sudah menatap balik dirinya.

"g-gw gpp van" Quen berkata dengan sedikit kegelisahan disuaranya dan Devan sangat tau bahwa Quen berbohong.

"Lo selalu bisa ngandelin gw untuk segala hal vii, gw akan selalu bantu Lo" Devan menarik Quen kedalam pelukannya dan mengelus surai rambut Quen dengan perlahan, Quen yang diperlakukan seperti ini hanya bisa terdiam dan memejamkan matanya merasakan aman saat bersama Devan.


•~∆^^∆~•



"Terimakasih"





HATE OR LOVE? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang