22.

82 12 0
                                    

suasana rumah Jay sangat lah sepi & hening. tidak seperti dulu yang selalu di isi dengan candaan dan tawa bahagia.

Jay sudah tidak lagi menanyakan hari-hari kedua putranya, entahlah Jay sangatlah sibuk dengan pekerjaan nya. sehingga Jay jarang ada waktu untuk mendengarkan kedua putranya.

***

pagi hari nya, Jay sudah berangkat bekerja tanpa pamit dengan kedua putranya bahkan Jay tidak menitipkan pesan untuk kedua putranya itu.

Azka dan Reyhan sudah siap untuk berangkat sekolah, ia menuruni anak tangga dan berniat untuk sarapan sebelum berangkat sekolah. namun kosong, tidak ada satupun makanan yang berada di meja makan.

"yah, masa ga sarapan" ucap Reyhan.

"kamu sarapan di sekolah aja ya Rey, udah ayok kita berangkat" Azka menarik tangan Reyhan agar segera berangkat sekolah.

"WOY MAKSUD LO APA" baru saja Azka ingin memasuki kelas nya, ia sudah di tabrak oleh Seno.

"eh ada si cengeng, sorry ya gua ga liat soalnya" ucap Seno meledek.

karna masih pagi dan Azka tidak mau ribut, akhirnya Azka hanya diam saja dan memasuki kelas. sementara itu, Reyhan sedari tadi menahan sakit perutnya. akibat tidak sarapan magh nya pun kambuh, namun ia berusaha menutupi nya dan berharap untuk cepat-cepat istirahat.

"eh gua kemarin liat lo nangis, kok cowok nangis sih?" Reyhan di kejutkan dengan salah satu teman sekelasnya itu.

"oh, emang cowok ga boleh nangis ya?" tanya Reyhan.

"HAHAHA, lo cengeng ya ternyata. pantes sama abang lo mulu, cowok tuh harus gentle jangan cengeng" Reyhan sungguh sakit hati dengan ucapan teman nya, namun ia hanya diam dan tersenyum saja.

bel istirahat berbunyi, Reyhan pun bergegas menuju kelas Azka untuk ke kantin bareng. namun sampai di sana, Azka memasang raut wajah marah.

"abang kenapa?" tanya Reyhan yang kebingungan dengan raut wajah Azka.

"ikut abang Rey" Azka menarik tangan Reyhan, dan membawa nya ke tempat sepi. "Rey, kamu udah gede kan? kamu bukan anak kecil lagi kan? Rey udah gede ga boleh cengeng lagi, Rey ga boleh bergantungan sama abang terus. dunia abang ga Rey doang, Rey harus bisa mandiri"

sakit.. sungguh sakit sekali ketika Reyhan mendengar bahwa Azka akan berkata seperti itu. "Rey abang punya kesibukan, tolong ngerti in abang ya. abang yakin Rey bisa" Reyhan menahan air matanya yang ingin menetes.

"iya, maaf ya Rey suka ngerepotin abang" Reyhan hanya menundukan kepalanya.

"good" setelah mengatakan hal itu, Azka pun pergi meninggalkan Reyhan begitu saja seorang diri. Reyhan selalu ingin terlihat kuat di depan orang-orang namun selalu gagal.

"heh cengeng mana pahlawan kesiangan lo" Seno menyenggol bahu Reyhan. "yahelah si cengeng muka-muka nahan nangis" Seno meledek Reyhan, namun Reyhan hanya diam saja. ia pergi meninggalkan Seno dan berniat untuk dikelas saja.

sepulang sekolah, Azka menyamperi Reyhan yang ingin keluar gerbang sekolah. "Rey, abang ada eskul. Rey pulang duluan aja ya abang pesenin ojol" Reyhan menyetujui tawaran Azka.

sampai dirumah masih saja belum ada makanan, pasalnya Reyhan belum makan dari tadi pagi. Reyhan mengetuk pintu kamar Keyza. "Mami, Mami bisa keluar sebentar ga"

Keyza pun segera keluar. "Mami, Rey lapar belum makan. Mami bisa masakin Rey telur ga?" Keyza menjawab dengan raut wajah sebal nya. "ga, saya sibuk! nyusahin aja jadi anak" lalu Keyza menutup pintu dengan kencang.

Reyhan hanya bisa pasrah, mau tak mau ia menunggu Jay pulang dan membawakan makanan. Reyhan ingin memasuki kamar nya, namun Keyza memanggil dirinya. "mau ngapain masuk kamar? bersih-bersih Rumah cepet! jadi anak tuh yang berguna dikit!"

meskipun Keyza menyuruh nya dengan kasar, Reyhan tetap menuruti perintah Keyza. diri nya sudah lelah dengan orang-orang disekitarnya, namun Reyhan hanya diam saja dan berusaha untuk tidak memikirkan omongan orang lain.

selesai membersihkan Rumah, Reyhan beristirahat di kamar. dan hari pun sudah sore, hanya Azka yang sudah pulang namun Jay belum kunjung pulang juga. 'papi mana sih, perut Rey sakit banget pi belum makan hiks' ucap Reyhan dalam hati.

Jay pulang jam 11 malam, mendengar suara mobil Reyhan pun segera turun dengan semangat. namun.. Jay terlihat sangat capek dan Jay tidak terlihat membawa makanan selain tas kerja.

"kok belum bobo Rey? sudah malam, tidur sana. papi juga mau tidur nih capek" Reyhan tentu saja kecewa, ia sedari tadi berharap bahwa dirinya bisa makan namun tidak. Reyhan tidak menjawab omongan Jay dan langsung bergegas ke kamar untuk tidur.

ia menahan rasa lapar, dirinya berharap bahwa besok ia bisa makan. namun bukannya tidur, Reyhan malah menangis. kepala nya terlalu berisik.. 'berisik banget sih, aku mau tidur. kalian jahat banget' gumam Reyhan dengan memukulkan kepalanya yang berisik agar suara-suara di kepalanya itu bisa hilang.

***
SEGITU DULU YAA, JANGAN LUPA VOTE, MAKASII YANG UDAH BACA.

PULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang