Reyhan perlahan membuka matanya.
ia melihat terdapat perempuan disamping nya yang sedang tidur di kursi."eh, minum dulu ini jangan langsung bangun" perempuan di samping Reyhan pun memberikan nya minum.
"kamu siapa?" tanya Reyhan pada perempuan tersebut.
"aku Arana, nama kamu siapa?" tanya balik perempuan yang bernama Arana.
"aku Reyhan, kamu ga perlu repot-repot bawa aku ke Rumah Sakit. aku mau pulang aja" Arana pun segera mencegah Reyhan yang ingin beranjak pergi.
"astaga, kamu belum pulih Reyhan. kamu ingat nomor telpon orang tua kamu tidak? biar aku kabari mereka. kamu udah tiga hari ga sadarkan diri" Reyhan pun mengasih nomor Jay kepada Arana, Arana pun segera menelpon nya.
"halo, misi om. apa benar ini ayah nya Reyhan?" tanya Arana.
"iya benar, ada apa ya?"
"maaf om, anak om di Rumah Sakit mawar. bisa kesini ga om? nanti saya sharelock" jelas Arana.
"oh iya saya segera kesana, sharelock ya" lalu Jay mematikan telpon tersebut.
"harus nya tadi kamu ga usah telpon papi aku Arana" ucap Reyhan dengan raut wajah sedih nya.
"kenapa?" Arana sangat bingung kepada Reyhan, mengapa Reyhan tidak mau bertemu dengan keluarga nya.
"papi ga peduli lagi sama aku, abang aku juga, jadi buat apa mereka dateng? harusnya kamu biarin saja aku mati" Arana sedih mendengar perkataan Reyhan.
"Reyhan kamu kuat, mau sejahat apapun orang tua. orang tua tetep tempat kamu pulang, jangan pergi sebelum dijemput" Reyhan ingin menangis terharu, namun ia tidak mau di pandang cengeng oleh Arana.
"nangis aja jangan di tahan, aku tau kamu sedih" Arana menenangkan Reyhan. "aku cowok, cowok tuh ga boleh nangis" Arana terkekeh mendengar ucapan Reyhan.
"kamu tuh sok kuat ya, emang cowok bukan manusia? cowok juga berhak nangis, kamu ga usah dengerin omongan orang. kamu lucu, baik, kuat, ga seharusnya kamu dengerin omongan orang jahat" Reyhan pun menangis, Arana mengusap punggung Reyhan.
Jay, Keyza, Azka, pun datang. Arana yang melihat keluarga Reyhan pun izin untuk keluar dan menyilahkan keluarga Reyhan untuk masuk.
"Rey maaf papi telat, papi baru pulang kemarin. papi kira kamu nginep dirumah temen kamu" ucap Jay.
"gapapa" Reyhan hanya membalas dengan singkat, dirinya seperti ini juga karna Jay tidak ada waktu sebentar untuk menjemput Reyhan.
"tangan kamu kenapa Rey? kok melepuh gini?" tanya Azka. "gapapa, luka biasa doang lebay" hati Azka seperti tersayat, entah mengapa saat Reyhan mengatakan seperti itu.
"pi, mami, abang mau ngomong berdua doang sama Reyhan bisa kan?" Jay dan Keyza pun segera keluar dan meninggalkan Azka dan Reyhan berdua.
"masih marah sama abang?"
"ngapain harus marah? gue bukan adek lo kan?" Azka merasa bersalah karna tidak mengakui Reyhan adik nya, alasan nya adalah karna Azka tidak mau dirinya di bully oleh teman-teman nya. Azka ingin punya teman."maaf Rey, abang tau abang salah" Azka menundukan palanya merasa bersalah karna perbuatan dirinya Reyhan tersiksa di sekolah mau pun di Rumah. "ga perlu, gue emang cengeng, kekanakan, lebay, bencong, lemah, gue bukan-" belum sempat Reyhan menyelesaikan omongan nya. Azka sudah memeluk Reyhan.
"Rey adek abang, adek abang ga cengeng, ga kekanakn, ga lebay, adek abang ga lemah, maaf Rey. sejuta maaf untuk adek abang yang kuat ini" Reyhan membalas pelukan Azka.
"Rey udah maafin abang, gapapa abang" Azka melepaskan pelukan nya, terlihat Azka yang menangis. "tangan Rey kenapa? kenapa bisa begini? pasti ini gara-gara abang sama Seno, maaf Rey"
"bukan abang, ini bukan salah abang maupun kak Seno. ini.. i-ini sama Mami" Reyhan pun memnceritakan semuanya, Azka sungguh tidak menyangka bahwa Keyza akan melakukan itu pada Reyhan.
"makasih ya Arana udah jagain aku" ucap Reyhan. "sama-sama Reyhan".
setelah Reyhan pulang dari rumah sakit, Azka pun mengadu pada Jay kejadian yang menimpa dirinya mau pun Reyhan. dan Azka menceritakan bahwa Keyza selingkuh. Jay yang mendapat informasi tersebut pun langsung menemukan Keyza yang berada di lantai bawah.
"KEY! APA YANG KAMU LAKUIN KEPADA DUA PUTRA SAYA!" Jay dengan amarah nya pun membentak Keyza untuk meminta kejujuran. "aku ga lakuin apa-apa" Keyza tetap saja mengelak. "KEY KITA CERAI!" Jay meminta Keyza untuk cerai.
Azka dan Reyhan sudah menenangkan Jay untuk tidak terlalu emosi. "Papi udah, papi ga boleh bentak-bentak Mami" ucap Reyhan menenangkan Jay. tiba-tiba saja Keyza menarik Reyhan yang sedang berada di samping Azka.
"KAMU ROBEK SURAT CERAI ITU, ATAU DIA YANG AKU BUNUH" Keyza memegang pisau tepat di depan leher Reyhan. "TANTE JANGAN GILA, LEPASIN ADEK SAYA!" kali ini Azka ikut tersulut emosi. karna ia tidak bisa meredamkan emosi nya jika sudah tersangkut paut dengan Reyhan.
polisi pun datang namun mustahil Keyza tidak bisa dilawan. "MUNDUR SEMUANYA! ATAU ANAK INI SAYA BUNUH!" semua pun mundur termasuk polisi, salah satu polisi pun melayangkan pistol nya dan berniat untuk menembak Keyza.
namun Reyhan menghalangi nya, Reyhan mendorong Keyza. dan kini Reyhan yang terkena Jay dan Azka menghampiri Reyhan yang sudah di baluri darah pada badan nya. "BAWA DIA PERGI PAK!" polisi pun membawa Keyza.
"Rey kita ke Rumah Sakit ya, bertahan ya Rey papi ambil kunci mobil dulu" Reyhan menarik tangan Jay dan menggelengkan kepalanya. "j-jangan pi, R-Rey c-capek" ucap Reyhan dengan terbata-bata.
"REY KAMU INI APAAN SIH, PAPI CEPET AMBIL KUNCI MOBIL PI." Azka sangat kesal dengan Jay karna tak kunjung mengambil kunci mobil. "g-ga u-usah a-abang R-Rey s-sayang a-abang p-papi j-juga m-mami m-makasih u-udah j-jadi r-rumah b-buat R-Rey"
kini Reyhan menutup matanya dan tidak akan pernah membuka nya lagi, Jay tidak bisa apa-apa selain menangis. Azka memeluk tubuh Reyhan "Abang sayang Rey, selamanya."
***
TAMAT. END GAYS MAAF YA YANG INI AGAK PANJANG HEHEHE. MAKASI YANG UDAH VOTE, YANG UDAH BACA JUGA MAKASIH YA.. JANGAN LUPA VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG
Teen Fictionpulang ke rumah yang sama dengan vibes yang berbeda itu sakit, apalagi kehilangan salah satu bagian dari keluarga yang kita sayang.. keluarga menjadi salah satu rumah sekaligus luka.