11🍂 < Revisi ✅>

8.7K 486 13
                                    

"Zero, ngapain di sini? Ini sudah malem loh nanti sakit" ucap Leo sambil duduk di samping Zero

"Apa pedulimu? Aku sedang ingin sendiri" jawab Zero dengan tatapan kosong

"Jangan seperti itu, aku tahu kalau kau masih memikirkan tentang ucapan om Zean kan?" tebak Leo

Hanya hening, Zero tidak menyahuti perkataan dari Leo, entahlah mengingat waktu itu bunda nya yang sangat memanjakan Leo dan Lean membuat hatinya sakit.

Walaupun mereka ber dua sekarang memiliki hak untuk itu, tapi tetap saja Zero tidak Terima apalagi Zean yang datang dan mengatakan kalau Nara tidak menginginkannya lagi.

Sekarang ia harus bagaimana? Zero hanya ingin hidup tenang seperti dulu tapi kenapa sangat susah? Di satu sisi ia ingin hidup seperti dulu, tapi di sisi lain itu sangat tidak mungkin.

"Zero dengar, apakah kau sama sekali tidak percaya dengan bunda?"

"Kalau kau ingin tahu jawabannya, maka aku akan menjawab iya, apakah kau keberatan?" tanya Zero sinis

"Aku tahu semuanya dan papa yang menceritakan nya kemarin, tapi jika kau sudah tidak percaya dengan bunda, berilah bunda kesempatan"

"Kesempatan? Aku bukan orang yang memberikan kesempatan ke dua bagi orang lain, ingat itu"

"Ya kau benar, memberikan kesempatan ke dua bagi orang yang sudah menyakiti kita itu memang sulit, tapi pasti ada alasannya kan bunda seperti itu dulu?"

"Tentu saja ada, dan alasannya adalah karena om Dean yang menghamili bunda, coba saja om Dean gak buat hal itu pasti sekarang aku bahagia"

"Zero jangan katakan itu kau belum tahu segalanya, jadi jangan berucap seperti itu" ujar Leo berusaha menahan amarahnya

"Haha.. apakah kau marah? Aku juga begitu, jadi jangan membujuk ku lagi dan ingat ini, kita bukan saudara!"

Dengan perasaan kesal dan marah Zero pergi begitu saja dari hadapan Leo yang wajahnya juga memerah, apa dirinya salah ya untuk meminta kesempatan ke 2 dari adiknya?

...

"Zero? Kau kenapa?" tanya Jay kaget saat melihat Zero yang datang ke rumahnya dengan keadaan berantakan

"Jay hikss, aku butuh kau hikss"

Dengan sigap Jay langsung memeluk Zero dengan lembut, Zero menangis di pelukan Jay, Jay sendiri tidak tahu kenapa Zero datang dengan keadaan seperti ini.

Cukup lama Zero menangis, akhinya setelah 30 menit tidak ada suara dan Jay mulai melepaskan pelukannya agar bisa melihat muka Zero yang memerah karena menangis.

"Ada apa? Ceritakan saja, aku akan mendengarnya" ujar Jay sambil mengelus wajah Zero

Zero diam, tapi beberapa menit kemudian dia mulai menceritakan semuanya kepada Jay, walaupun mereka baru berteman tapi Zero sudah percaya dengan Jay.

"Bagaimana? Aku hikss tidak bisa mengatasi ini hikss" tanya Zero sambil melihat Jay yang terdiam

"Jika aku yang menyarankan hal ini, apakah kau akan melakukan nya?"

"Iya hikss"

"Begini, seharusnya kau bertanya terlebih dahulu kepada bundamu dan berusaha mencari kebenarannya, jangan sampai kau menyesal suatu hari nanti"

"Tapi bagaimana?"

"Pertama, bertanyalah kapada papa mu terlebih dahulu, setelah itu bertanya kepada ayahmu, dan terakhir kau bertanya kepada bunda mu"

"Aku tidak pintar bertanya kepada om Dean, aku harus bagaimna?"

"Berusahalah akrab dengannya dan turuti semua perkataannya, setelah itu baru bertanya lah hal itu tapi jangan sampai membuat papa mu marah, mengerti?"

Apa Itu Keluarga? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang