mempercayai takdir?

750 67 9
                                    

.

.

mereka sudah membaik, kathrina membenarkan posisi duduknya tapi berbeda dengan gita yang malah tertunduk lesu

"are you ok?" -kathrina menopang kedua pipi gita

ini untuk pertama kalinya kathrina melihat gita nampak lelah

kathrina teringat sesuatu, ucapan eli

"itu kenapa gita lebih banyak diam"

"karena aku?" -kathrina mengusap pipi gita

gita tidak menjawab, tenggorokannya terasa kering

"kenapa harus sebegitu pedulinya?" -kathrina membenarkan posisi gita hingga mata mereka bertemu

"karena sebegitunya anda peduli ke saya?" -kathrina menahan tangisnya

"bahkan orang lain bisa melihat kepedulian anda untuk saya tapi saya justru buta akan hal itu" -kathrina meneteskan air mata

"kenapa keluarga sendiri seperti orang lain sedangkan orang lain seperti keluarga sendiri?" -kathrina

gita masih terdiam, kini dia mendekatkan tubuhnya, bisa kathrina rasakan dahi gita mengenai dahinya

"hah?" -kathrina terkejut

"saya tidak akan membiarkan dia memiliki anda" -gita

kathrina paham maksud gita, jari telunjuknya bergerak membuat tanda putaran

gita mengangguk

"jika ia bersikeras?" -kathrina

"saya akan lebih bersikeras" -gita

"why?" -kathrina

"saya mempercayai takdir" -gita

"jika ia melukai mu?" -kathrina

"selama bukan diri anda" -gita

dengan jarak sedekat ini, bahkan kathrina merasakan nafas dingin dari mulut gita, mancungnya hidung sang senior, kathrina berhasil dibuat terharu dengan setiap jawaban gita

"why? lihat sekarang, anda bahkan terlihat lemas di dekat saya" -kathrina

"saat anda berhasil melewati fase ini, dan menjadi kathrina yang sesungguhnya, anda lah sang pelindung itu" -gita

kathrina tidak menjawab, dia hanya mencium pipi kanan gita

.

.

.


"ayo pulang ka, sudah mau maghrib" -ucap pak rt

.

.

.

.

"laperrr" -adel memegangi perutnya

"sabar yah, tunggu gita sama kathrina" -eli

"ga ada cemilan yah?" -indah

"mmmmm?" -olla berpikir

"oh ada" -sahut eli

"apa tuh" -oniel melihat eli pergi ke kamar sebelah

"ini dia, kue dari pak rt, luppa" -eli mengangkat dua toples kue

"naaaah itu dia" -adel

"asyikk" -freya

eli menaruh kue di meja tengah

Hurikan Katrina, Nila.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang