malam ke enam

717 62 3
                                    

pagi ini cuaca cerah bahkan sinar matahari menembus masuk ke dalam rumah, berharap, memberi kehangatan pada orang-orang yang ada di dalamnya juga. Namun itu tidak terlaku bagi kathrina dan gita kini, kathrina menunjukkan sikap dinginnya pada gita.

Orang-orang sudah sibuk mandi, beres-beres, dan bergegas mencari sarapan

"katanya ada pisang goreng hari ini" -oniel

"beneran?" -adel

"dimana?" -lulu

"di ibu warung, kemarin bilang" -oniel

"awas boong" -olla

"tanyain tuh cewe-cewe cantik yang kemarin pergi sama aku" -oniel menunjuk fiony dan indah

"harus beli pokoknya" -adel memasukkan uang ke dalam sakunya

"yuk" -ajak fiony ke freya

"ayo guys" -indah mencari teman-temannya

"bentar nunggu kathrina" -ashel

"lagi apa?" -indah

"nyari mangkok" -marsha

"ka indaaaah" -teriak kathrina dari dapur

"iya kenapa?" -indah

"bantuinnnnn" -kathrina

"kenapa?" -bisik lulu ke oniel

"ga tau" -oniel

.

.

di dapur

"ko ga ada ya ka mangkoknya" -kathrina sudah mencari-cari dari tadi

"kemarin kalian kan yang nyuci" -indah membantu mencari

"eh, iya yah" -kathrina

"coba aku tanya ka lulu atau adel" -indah

gita berjalan dari kamar mandi ke ruangan tengah menggunakan jaket

"hah? kaka senior, ini panas loh" -adel

olla dan lulu melihat keluar untuk memastikan bahkan pintu yang terbuka lebar menunjukkan di luar cerah

"sakit ka?" -tanya freya

gita menggeleng

"dingin ka?" -oniel

"iya tuh" -sahut eli keluar dari kamar

"HAH?" -marsha menatap gita penuh bingung

"ka lulu, ada liat mangkok bubur kathrina ga?" -indah

"mangkok? ada, kemarin taro di rak piring" -lulu

"ko ga ada yah" -indah

"wadduh" -lulu berjalan ke dapur untuk memastikan

eli memastikan keadaan gita

fiony yang sedang duduk dengan freya berjalan mendekati eli dan gita

"perlu obat ka?" -fiony menawari

eli menatap gita dan gita hanya menggeleng

eli lalu menatap fiony

"kamu.....?" -eli menatap fiony dengan fokus

"AW" teriak kathrina dari dapur

ashel dan marsha langsung ke dapur mengecek sahabatnya

sedangkan fiony hanya tersenyum,

"aku...ga sekuat ka gita dan ka eli ko" -fiony menunjukkan muka tenangnya

tangan eli bergerak memegang pundak fiony

Hurikan Katrina, Nila.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang