SMA WISMA II

20 7 0
                                    

"Kisah cinta ini adalah kisah paling berkesan dalam hidupku, biarkan ini slalu menjadi kenangan, dan biarkan hanya batu yang tau dimana udang bersembunyi."

Srtt…

Gorden yang digeser dengan sengaja, cahaya mentari memasuki ruangan yang disinggahi oleh gadis cantik bernama Ayana Celine Natasha, ia terlihat rapi dengan seragam dan jepitan bunga matahari dirambutnya.

Serasa semua yang sudah ia siapkan cukup, Ayana keluar dari kamarnya dan menuruni satu-persatu anak tangga, ia melihat papanya yang sedang sarapan dengan istri dan anak laki-lakinya di meja makan, ia tersenyum tipis melihat keluarga kecil yang harmonis.

Ayana menghampiri mereka dan segera pamit, dia tidak pernah sarapan bersama karena slalu merasa minder dan tidak terlalu dipedulikan oleh sang papa.

"Pah, Bun, aku berangkat sekolah dulu ya"

"Kamu gak sarapan Ana?" Ucap Indri tanpa merubah raut wajah.

"Tidak usah Indri, mungkin dia harus datang lebih pagi, iya kan Ayana?" Hari masih pagi dan ia sudah mendengar kata-kata papanya yang menyakiti hatinya.

"Iya pah" Ayana berpamitan dengan menyalami tangan kedua orang tuannya itu.

"Kakak, pulang sekolah adek tunggu di warung bi Asih ya!" Ayana tersenyum lebar dan mengangguk.

Hanya Rayyan adik tirinya yang slalu membuatnya bahagia, yang slalu menyayanginya seperti kakak kandungnya sendiri. Rayyan menginjak umur 15 tahun, ia masih kelas 2 SMP.

***

Ramai siswa-siswi berbondong-bondong berjalan menuju sekolah Wisma ll, Ayana turun dari sebuah mobil angkutan umum didepan gerbang sekolahnya, ia berjalan dengan senyuman yang setiap hari tidak pernah luntur dari wajahnya.

Ia berjalan menuju kelasnya, X-2 kelas yang kerap sering dibicarakan oleh semua guru, karena kelas yang slalu membuat onar. Menendang pintu WC hingga rusak, berteriak dengan keras saat jam kosong, bertengkar karna hal sepele, pembuat gosip yang tidak benar, bolos nomer 1 belajar nomer 10.

"Pagi Ana!"

"Pagi juga Caca" Chandra atau biasa disebut Caca adalah teman sekaligus sahabat dekat Ayana, Chandra adalah gadis yang Ekstrovert berbeda dengan Ayana yang sedikit Introvert.

"Eh iya, nih Na" Ia menyodorkan sebuah coklat dengan surat diatasnya. "Ini dari Arga, tadi dia kesini nanyain lo"

"Ngapain sih lo terima?"

"Kan sayang coklatnya kalo ditolak Na, kalo lo gamau buat gue aja" Chandra nyengir dihadapan Ayana seperti memberikan kode kalau Ayana tidak mau maka akan dia makan.

"Ambil" Ayana menggeser coklat ke arah Chandra, dengan senang ia melotot dan tanpa aba-aba langsung meraih coklat itu.

Ayana memegang kertas yang tadinya ada di atas coklat, ia melipat dan menaruhnya di saku seragam tanpa membacanya terlebih dahulu.

"Tulisannya apa Na?" Chandra bertanya dengan mulut yang penuh dengan coklat.

"Abisin dulu tuh coklat di mulut lo"

"Ish iyaiya, so' apa?"

"Nanti aja deh, gue juga belum baca, males gue bacanya"

Chandra berdecak kesal, ia penasaran apa yang ditulis Arga pada temannya itu, Chandra slalu senang dan tidak pernah merasa iri dengan sahabatnya karna Ayana slalu dipandang dua mata oleh laki-laki, sedangkan dia hanya dipandang sebelah mata.

Dia tetap bersyukur karna setiap ada laki-laki yang memberikan sesuatu pada Ayana, ia lah yang akan menerimanya. Ayana menjabat sebagai Wakil bendahara OSIS, ia sangat pintar memegang uang dan cantik hingga banyak lelaki tertarik padanya.

Kringgg...

Bel istirahat berbunyi, siswa-siswi keluar dari kelasnya masing-masing untuk menyerbu kantin. Begitupun dengan Ayana dan Chandra, mereka berjalan menuju kantin belakang untuk makan.

"Lo mau baso?" Tanya Chandra pada Ayana.

"Gue Mie ayam aja" Jawab Ayana, Chandra mengangguk mengiyakan.

"Hai Ana!!" Dengan hentakan kakinya yang besar dan suaranya yang lantang ia mengejutkan Ayana dan Chandra.

"Heh ayam, apaan sih lo" Chandra yang terkejut dengan kedatangan Arga, ia memukul bahu Arga dengan sangat kencang.

"Aw.. apasih!" Ia melihat Chandra dengan begitu sinis. "Ana, lo pasti mau kan?" Sambungnya menatap Ayana dengan senyuman dan suara yang lembut.

"Mau apa?"

"Pulang sama gue, lo udah dapet coklat dari gue kan?"

"Gue uda terima ko, makasih ya! tapi lain kali gausah kaya gitu"

Senyum manis Ayana membuat Arga merasa tidak menentu, jantungnya berdebar kencang saat menatapnya. "Berarti lo mau pulang sama gue?"

"Sorry ya Ar, gue mau anter Caca beli buku, ya kan Ca?" Ayana menyenggol Chandra dengan tangannya.

Chandra yang tau sahabatnya sedang butuh bantuannya langsung segap menjawab. "Ehh.., iya bener"

Arga mengerutkan dahinya dan melihat Chandra dengan sisi matanya. "Sejak kapan kuntilanak baca buku?"

"Enak aja kuntilanak!! cantik gini juga" Ia memanyunkan bibirnya lima senti merasa tidak suka dengan panggilan itu.

"Haha.., em, yaudah kalo gitu lain kali ya Na" Arga pergi menemui teman-temannya lagi. Agra adalah salah satu fans berat Ayana, dialah yang sering memberikan sesuatu pada Ayana, Arga sudah lama suka pada Ayana, ia senang slalu bisa berdekatan dengan Ayana karna ia menjabat sebagai ketua OSIS.

Dengan sebal Chandra menarik tangan Ayana berjalan kencang kearah kantin. "Udah yuk Na, dasar bangke ayam" Ayana menuruti perintah Chandra sembari tersenyum kecil melihat tingkah sahabatnya.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang