"Saat hatimu berada dibulan desember, bulan yang penuh dengan air hujan, tidak ada hal yang bisa membuatmu menyerah, karna seiring berjalannya waktu, kamu akan menemukan February yang akan menyinari hatimu dengan sinar mentarinya."
Ayana terus berjalan dengan melamun, ia hanya menyusuri jalan ia berniat untuk ke pemakaman mamanya.
Lo itu pembawa sial
Mending sekarang lo keluar, KELUAR!!Perkataan Raditya membuat masalah baru dipikiran Ayana. 'Apa bener gue pembawa sial dihidup orang sekitar gue?' Seketika pertanyaan itu terlintas dipikirannya.
Ayana menatap batu nisan yang bertuliskan nama mama kandungnya, Setia Darandira., seketika air mata perlahan turun membasahi pipinya. Ia menjatuhkan kakinya dekat makam Almarhumah Setia.
"Ma, Ayana cape, Ayana pengen nyusul mama" Air matanya terus menerus keluar dari matanya "Mungkin kalo mama masih hidup,Ayana gak akan pernah takut buat pulang"
Saat sedih, Ayana slalu pulang menemui mamanya di pemakaman, ia tidak pernah bosan melihat makam Setia, Dirga bilang pada Ayana bahwa Setia meninggal tepat saat melahirkannya, bahkan terkadang ia ingin sekali melihat wajah mamanya.
Ayana berjalan dengan lamunan, ia tidak tau harus kemana, ia tidak ingin pulang karna takut bertemu dengan Dirga.
Brugh...
"Aduh maaf" Ayana tersadar dari lamunnya karna menabrak seseorang.
Ia mengambil dompet yang jatuh dan mengembalikannya.
"Ini, maaf ya" Ia menyodorkan dompet.
"Iya gapapa, eh Ayana?"
Mendengar namanya disebut, Ayana melihat kearah wajah itu "Kak Brams"
"Lo ngapain disini?"
"E-em aku abis jalan-jalan aja ko" Senyumnya.
"Ohiya, gimana lo udah mulai sering latihan sama Adit?, acaranya kan lusa jadi lo pasti udah siap kan?"
Ayana terdiam dan sedikit menunduk.
"Yaudah kalo gitu, besok pulang sekolah kerumah ram ya, ada kostum buat lo nanti, oke?"
Ayana mengangguk tanpa kata, Brams tersenyum dan pergi.
Ayana kembali berjalan dengan pelan, ia mengecek ponselnya yang bergetar. Ia terheran dengan updetan di hpnya, biasanya tidak pernah ada notifikasi tentang berita terbaru maupun berita lama.
New!!
Seorang penyanyi asal indonesia yang pernah hilang dijepang kini telah pulang, dikabarkan ia jatuh sakit karna terlalu banyak traveling.Ayana yang tidak menghiraukan berita itu melanjutkan langkahnya. Tetesan air dari langit mulai membasahi wajahnya, ia berlari untuk berteduh.
Ia melihat toko buku yang pernah ia datangi sebelumnya bersama adiknya Rayyan, ia memasuki toko buku itu.
Ayana melihat-lihat buku tentang dongeng, dengan sedikit ia terus melihat ke arah luar mengecek hujan, ia tidak mendapatkan kursi untuk duduk, rasanya kaki itu kuat memopong badan Ayana hanya 40%.
"Ayana?"
Karna merasa terpanggil, akhirnya Ayana menoleh ke arah sumber suara.
"Kamu kemana aja Ay?"
Ayana tersenyum karna melihat Adrian dihadapannya "Ada ko, kamu gimana kabarnya kak?"
"Baik, kalo kamu?"
Ayana hanya mengagguk, Adrian adalah kakak kelas Ayana saat ia masih SMP kelas 2, tapi saat itu Adrian sudah kelas 3 SMA.
"Cari apa Aya?" Adrian memiliki panggilan khusus untuk Ayana, karna sejak dulu ia sangat begitu menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
RomanceDiantara ribuan bintang yang bersinar dimalam hari, hanya ada satu bintang yang mampu membuat ia berpaling dari seribu bintang lainnya. Kepedihan yang slalu ia rasakan sepanjang hari seketika hilang jika berada didekat Raditya, cinta pertamanya jatu...