Ayana menangis terisak dalam kamarnya, pipinya memerah dan sedikit bengkak, tanparan Dirga sangat keras hingga menimbulkan sedikit luka disisi bibir Ayana.
Ia hampir tidak tidur semalaman karna terus menangis meringis kesakitan. Baru saja kemarin ia merasa senang dikhawatirkan oleh Dirga, tapi kejadian 5 tahun lalu terulang kembali.
Keesokan harinya Ayana pergi kesekolah untuk belajar, sepanjang jalan ia menunduk karna matanya yang bengkak akibat tangisan semalaman.
"Woi Ana, Tumben siang" Ucap Chandra yang habis dari kantin dan membawa 2 buah donat.
Tapi Ayana tidak sedikitpun merespon Chandra, dia tetap menunduk dan terus berjalan menuju kelas.
"Ih Ayana, lo kenapa sih?" Chandra membalikan badan Ayana hingga ia tidak sengaja mengangkat kepalanya.
Chandra yang melihat wajah sahabatnya langsung melotot "Na, mata lo kenapa bengkak?, pipi lo juga, lo gak tidur semaleman?"
"Gapapa Ca" Ayana terus melangkahkan kakinya lagi dan sampai dikelasnya.
Chandra mengikutinya dan duduk dikursi depan Ayana "Kenapa Na?"
Raya menatapnya sebentar lalu tersenyum dengan bibi pucat.
"Gapapa Chandra"
Chandra sedikit mengerutkan dahinya, meskipun ia adalah sahabatnya, tapi ia tidak tau tentang masalah keluarga Ayana.
"Oke kalo lo emang belum bisa cerita ke gue, tapi kalo lo udah siap gue bisa jadi pendengar yang baik ko Na" Ia mengelus-elus tangan Ayana dengan lembut.
"Iya Chandra cantikkkkk"
Ia tersenyum dan memeluk tubuh Ayana dari samping, sebenarnya Chandra tau apa yang dirasakan oleh Ayana, dia sedang tidak baik baik saja.
***
"Ayana, mau pulang sama gue gak?" Sahut Arga "Lo kenapa Na?, ko pipi lo bengkak?" Lanjutnya karna melihat pipi Ayana.
"Gue ada janji Ar" Tanpa menghiraukan pertanyaan Arga, Ayana pergi meninggalkannya sendiri.
Arga memegang tangan Chandra yang sedikit berlari mengejar Ayana, hingga membuat langkahnya terhenti "Ana kenapa?"
"Ish apasih Ayam, kepo lo" Chandra lanjut berlari menghampiri Ayana.
"Rese lo kuntilanak" Teriak Arga.
"Na, mau pulang sama gue?" Tanya Chandra.
"Gak usah, gue mau ke retro dulu"
Ia berpikir sejenak "Radit?"
Ayana mengangguk tanpa berkata.
"Yaudah bareng gue aja, kan searah" Akhirnya Ayana ditemani Chandra untuk pergi ke toko retro.
"Makasih Ca"
Chandra mengangguk dan meminta sopir untuk melajukan lagi mobilnya.
Ayana berjalan kearah dalam retro, ia melihat Raditya tengah duduk disebuah kursi didalam ruangan itu, ia sedang menghisap rokok, terlihat banyak asap disana.
Ayana membuka pintu dengan sedikit kencang "Adit, lo ngapain?"
Raditya yang terkejut langsung repleks berdiri "Apaan sih lo"
"Lo ngapain ngerokok?"
"Urusan sama lo?"
Ayana mengambil batang rokok yang ada ditangan Raditya dengan paksa "Ini gak baik buat lo, lagian lo masih pelajar"
Raditya hanya bisa mengerutkan dahinya dan duduk kembali.
"Ngapain lo kesini?" Tanyanya.
"Di jadwalnya hari ini kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
Storie d'amoreDiantara ribuan bintang yang bersinar dimalam hari, hanya ada satu bintang yang mampu membuat ia berpaling dari seribu bintang lainnya. Kepedihan yang slalu ia rasakan sepanjang hari seketika hilang jika berada didekat Raditya, cinta pertamanya jatu...