Kenapa dengan Ayana?

6 2 0
                                    

Raditya sedang bersiap-siap untuk pergi berangkat sekolah, ia sangat senang karna Setia sudah bisa pulang kerumah, ia juga senang akhirnya bisa bertemu lagi dengan Ayana disekolah setelah 2 hari ia tidak masuk.

Raditya menyalakan mesin motornya dan mulai memainkan stang menyusuri jalan, ia berniat menjemput Ayana dirumahnya, tapi setelah sampai Raditya bertemu dengan Rayyan, dan ia bilang Ayana sudah berangkat sejak tadi pagi-pagi sekali menuju sekolah.

Disisi lain Ayana dan anak Oska lainnya sedang mempersiapkan barang-barang keperluan untuk camping, seperti P3K, benner, tenda darurat, dan obat-obatan. Ayana sedang menghitung uang kas yang ia pegang, ia menghitung uang tersebut untuk dibelikan beberapa barang keperluan lainnya.

Raditya mencari keberadaan Ayana, sungguh rasa hatinya begitu rindu melihat wajah Ayana, hingga ia ingin cepat-cepat bertemu dengan Ayana.

"Caca, lo liat Ana?" Tanya Raditya pada Chandra yang sudah membeli minum dikantin.

"Tadi sih dia ada, tapi sekarang keruang osis"

"Oh oke" Ia langsung bergegas pergi keruang OSIS, perlahan ia mengetuk pintu ruangan tersebut.

Terlihat Arga yang membuka pintu itu, ia heran dengan apa yang Raditya lakukan disini "Kenapa Dit?"

"Ayana?"

Arga membalikan badannya dan segera memanggil Ayana, ia pun segera masuk dan Ayana yang menggantikannya berbicara dengan Raditya.

Ayana hanya menatap kosong kearah Raditya tanpa kata "Ana, nyokap gue udah pulang" Ucapnya dengan sedikit senyuman dari wajahnya.

Ayana memejamkan matanya sebentar sambil menghembuska nafas "Semoga cepet pulih ya"

"Iya, em lo kenapa Na?" Raditya heran dengan respon Ayana yang terlihat tidak senang "Lo sakit?"

"Ngga, gue lagi ada urusan Dit" Raditya belum merespon ucapan Ayana, tapi ia langsung masuk kedalam rungos dan segera menutup pintunya.

Raditya sangat heran dengan prilaku Ayana, tidak seperti biasanya Ayana terlihat cuek, tapi Raditya segera menepis fikiran buruknya, ia beranggapan bahwa Ayana sedang pusing memikirkan program yang sedang ia kerjaan.

Tanpa disadari, Ayana mengintip lewat jendela pintu rungos, ia terlihat khawatir dengan apa yang sudah ia lakukan pada Raditya, wajahnya begitu menyesal.

***

Murid-murid mulai berdatangan kekantin untuk makan siang, waktu istirahat baru saja dimulai, Raditya pun sedang memakan nasi goreng yang dibelinya dengan lahap.

Ayana melihatnya dari jarak jauh, ia tersenyum lega karna melihat Raditya begitu terlihat sangat senang hari ini, ia terfikir untuk memberikannya sesuatu.

Ia langsung mengambil selembar kertas kecil dalam sakunya dan menulis sesuatu, lalu ia melipat dan menyuruh salah satu murid disana untuk memberikannya pada Raditya. Kenapa tidak Ayana saja yang berikan?

"Ni titipan buat lo Dit" Siswi itu memberikan selembar kertas pada Raditya.

"Dari siapa?"

"Gak tau" Ayana menyuruh siswi itu untuk tidak menyebutkan namanya bila Raditya menanyakan siapa yang mengirimkan surat itu padanya.

Raditya melihat-lihat sedikit mencari orang yang memberikannya lembaran kertas kecil itu.

"Coba kamu lihat kearah langit! Cerah kan?
Ceriamu dirayakan oleh cuaca hari ini."

Raditya tersenyum kecil membaca isi surat tersebut, ia langsung beranjak memasuki kelasnya dengan membawa pop mie ditangannya. Dengan bergegas Ayana menghindar agar tidak terlihat.

"Nih Na" Chandra memberikan sebuah minuman dari cup gelas.

"Makasih" Ucap Ayana tersenyum.

"Yuk kekelas!"

Sembari berjalan menuju kelas, mereka mengobrol tentang camping yang akan diadakan disekolah "Bay the way, gue tadi liat lo kasih surat ke Raditya"

"Emm, lo jangan kasih tau dia ya"

"Kenapa sih emang?, lo lagi berantem ya?"

"Engga ko"

Chandra hanya mengangguk paham "Ehh om gue mau ajak lo makan malem dirumahnya, lo bisa kan?"

Ia berpikir sejenak "Okeyy!"

"Bareng gue aja ya, gue jemput ke rumah lo" Ayana mengangguk tersenyum.

Bel pulang sekolah telat berbunyi, Raditya menggendong tasnya dan segera kekelas Ayana, ia menghentikan Langkah Ayana didepan pintu kelasnya "Ana, gue anter pulang ya!"

Ayana hanya menggelengkan kepalanya, dan langsung berjalan tanpa menghiraukan Raditya.

Raditya menatap punggung Ayana yang perlahan menjauh, ia terlihat sangat bingung, 'Ayana kenapa sih? apa gue ada salah?' Ucapnya dalam hati.

Dirga dan Indri sedang bersiap-siap untuk pergi, mereka menunggu Rayyan ditengah rumah, melihatnya Ayana bertanya-tanya mereka akan pergi kemana, setelah beberapa saat Rayyan turun dari kamarnya dengan kemeja merah yang dipakainya.

"Let's go!"

"Kalian mau kemana?" Tanya Ayana dari dapur.

"Loh ko kakak belum siap?"

"Ayana tidak ikut, ayo kita pergi" Ucap Dirga dan langsung melangkahkan kakinya mengajak Indri.

"Kak.."

Ayana tersenyum pada adiknya "Gapapa, have fun!" Ia mengacungkan kedua jempol tangannya pada Rayyan.

Rayyan pergi meninggalkan Ayana sendiri, Ayana merasa sedih karna setiap ada acara keluarganya ia tidak pernah diajak oleh Dirga, tapi ia sudah terbiasa akan hal itu, dan karna hal ini ia bisa memanfaatkan untuk bisa keluar rumah dan makan malam dirumah Brams.

Ia langsung berlari ke kamarnya untuk  bersiap-siap, selang beberapa menit, Chandra sampai didepan rumah Ayana dan mengajaknya untuk segera berangkat.

***

"Hallo Ana!!" Sapa Brams dari arah ruangan musik.

Ayana hanya tersenyum malu, ia terlihat cantik dengan rambut yang terurai, make-upnya yang natural, dan dress sage juga kalung bunga mataharinya.

"Yuk kita langsung ke meja makan aja, sambil ngobrol" Brams mengajak mereka berdua ketempat makan.

Senyum Ayana memudar saat melihat Raditya dan Arga yang sudah ada disana menunggu mereka "Ana" Panggil Raditya dengan senyum manisnya.

Ayana menatapnya dingin dan terus berjalan tanpa respon, membuat Raditya merasa malu dan bingung.

Hidangan yang sudah ada diatas meja begitu istimewa, mereka berlima mulai melahap satu persatu hidangan itu "Gue mau berterimakasih sama kalian berdua, Raditya, Ayana, kalian bikin acara gue tahun ini sukses, thanks u so muach!!!"

"Makasih juga karna udah mau kasih aku luang buat masuk club musik dan tampil dicafe kakak"

"Ini berkat Caca juga udah rekomendasiin lo, thanks Ca!"

"Ya dong"

Ayana terlihat sangat bahagia disana, ia tidak pernah lepas dari senyumnya, kecuali saat ia menatap Raditya. Sebenarnya Raditya sedih dengan raut wajah Ayana yang seperti tidak suka karna adanya dia, tapi setelah iamelihat kalung yang ia berikan suasana hatinya mulai berubah kembali.

"Oh ya, Arga lo bisa bikinin gue brosur buat promosiin rekamannya Raditya? "

"Bisa ko"

"Oke!, Dit, gue ada spot rekaman buat lo, kalo sekiranya nanti banyak yang suka sama suara lo, lo bakal dapet bonus cair yang lumayan gede"

Raditya tersenyum mengangguk "Ready" Ia sedikit melirik ke arah Ayana "Gue sendiri?" Lanjutnya.

Brams terdiam sejenak menatap Raditya, ia melihat mata Raditya yang terus menerus melirik ke arah Ayana "Lo sendiri Dit, kalo udah naik daun lo bisa rekaman sama Ayana"

"Oh okey!!"

Brams hanya tersenyum melihat wajah Raditya, ia seakan tau apa yang sedang Raditya pikirkan.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang