Gue gak salah!

8 4 0
                                    

Setelah mereka memecahkan celengan Rayyan, langsung mereka merapihkan dan menghitung uang tersebut.

"Kamu mau beli apa sih, ko sampe bongkar celengan"

"Emm., mau beli kostum kak, soalnya ada kerja kelompok teater disekolah"

"Kan bisa pake uang kakak dulu"

"Uang saku kakak aja sering dipotong sama papa"

"Emm., mau kakak temenin belanjanya?"

"Ehh., gak usah kak, aku sama temen-temen aku kok"

Ayana terheran karna ekspresi wajah Rayyan yang seperti sedikit menyembunyikan sesuatu darinya, tapi Ayana menepis jauh-jauh pikiran negatifnya.

Keesokan harinya Ayana bersekolah seperti biasa, namun hari ini ia terlihat pucat, mungkin karna semalaman menghitung uang milik Rayyan.

Ia juga tidak terlalu banyak melakukan aktivitas disekolah.

"Ana, gue mau ke kantin lo mau nitip?" Tanya Chandra.

Ayana mengangguk, ia berpikir sejenak "Gue batagor aja deh, gausah pedes ya"

"Tauu!!" Sahut Chandra dan pergi.

Ayana hanya membaca buku dikelas, ia merasa pusing, matanya tidak kuat melihat betapa terangnya cahaya matahari yang menyorotinya lewat jendela.

tiba-tiba ia ingin buang air kecil, ia langsung beranjak dan mulai berjalan perlahan ke toilet. Toilet yang ia tuju adalah toilet ujung, yang lumayan jauh dari kelasnya, karna toilet yang dekat dengan kelasnya masih dalam perbaikan.

Setelah Ayana selesai membuang air kecil, ia melihat lorong sempit yang gelap, biasanya disitulah tempat tongkrongan anak-anak nakal. Diruangan gudang sebelah lorong itu terlihat seperti asap yang terus menerus keluar.

Ayana penasaran apa yang menyebabkan asap keluar dari gudang sekolah, Ayana perlahan memasuki lorong dan mengintip dari jendela.

"Astaga!!"

Ayana langsung berlari menuju toilet untuk menampung air, ia melihat dalam ruangan itu ada kardus yang terbakar, jika dibiarkan maka akan membakar kayu-kayu yang ada disana.

Ia tau yang ia lakukan sia-sia karna api tidak padam karna dengan air yang sedikit, Ayana bergegas pergi keruangan guru untuk memberitau.

"Permisi bu, gudang kebakaran!" Dengan nada bicara yang gelagap, tapi perkataan Ayana mampu membuat guru-guru yang ada disana keluar untuk melihat tempat kejadian.

Disisi lain Raditya sedang memesan minum di kantin "Nih bi makasih" Ucapnya dengan memberikan sejumlah uang.

"Eh, Arga!"

Arga berhenti dan menghampiri Raditya "Kenapa Dit?"

"Pulang sekolah gue nebeng lo ya ke retro, motor gue mogok"

Arga mengangguk "Oke!"

Mereka dibuat heran oleh kehebohan disekitarnya, siswa/i yang berada dikantin seakan sedang membicarakan hal yang penting.

"Nih ada apasih ribut banget" Tanya Arga pada salah satu cewe yang lewat didepannya.

"Gudang kebakar, katanya Ayana yang tau"

"Ayana?"

"Ya, gue pergi dulu Ar" Ucap siswi itu dan pergi.

Arga menatap Raditya dan bergegas pergi begitu saja, Raditya termenung sedikit. Ayana? benaknya seakan terus mengkhawatirkan Ayana.

Karna api yang menyala tidak besar, maka pihak sekolah tidak harus memanggil pemadam kebakaran. Setelah diurus, Ayana dipanggil untuk menemui pak Sandra di ruangan BK.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang