8

411 52 1
                                    

Jangan lupa Vote & Komennya Teman-teman

Christo POV

Dua minggu setelah percakapan ku dan Ashel di bioskop malam itu, aku akhirnya terus berusaha mendekati Ashel, setelah meyakinkan diriku berkali-kali bahwa aku bisa menerima Zean sebagai sahabat Ashel, lagi pula aku juga sekarang berteman dengan Zean.

Namun belum juga ada peningkatan sampai saat ini, semuanya masih sama, sepertinya Ashel adalah tipe cewek yang tak begitu peka dan susah di dekati, sebab dia sama sekali tak menyadari jika aku sedang mendekatinya, dia menganggap semua perhatian yang aku lakukan padanya adalah karena aku memang orang yang baik pada semua orang.

Sama seperti saat ini dimana aku baru saja memberikan Novel yang Ashel inginkan namun cukup sulit untuk dia dapatkan, dan aku dengan susah payah bahkan maminta ayah ku mencarikan novel itu untuk gadis pujaan hatiku.

"Aaa thanks yah Dim, mulai hari ini lu bestfriend gua selain Zean" ucap Ashel kegirangan, kalian dengar apa yang baru saja ia ucapkan, dengan apa yang aku lakukan untuknya dua minggu terakhir, aku hanya naik tingkat dari friend menjadi bestfriend, ingin sekali aku berteriak di telinganya bahwa aku inginnya menjadi boyfriend, B.O.Y.F.R.I.E.N.D.

Nyatanya aku hanya bisa tersenyum sendu, mengagguk pada Ashel, sebelum gadis itu berlari kecil untuk kembali ke kelasnya.

"Ashel tipe orang yang susah buat di deketin kalau bukan dia yang naksir duluan" aku yang tadinya menatap kepergian Ashel beralih menoleh ke arah Zean mendengar ia bersuara.

"Yang gua liat dari beberapa mantan gebetannya, semua berawal dari Ashel yang tertarik lebih dulu sebelum mereka pada deketin Ashel" tambah Zean.

Dan aku hanya diam memikirkan perkataan Zean, yang jika itu benar, berarti bisa di pastikan Ashel tidak tertarik padaku, rasanya aku ingin sekali mengabaikan ucapan Zean, namun di satu sisi aku sadar dia adalah salah satu orang yang paling dekat dengan Ashel setelah kedua orang tua gadis itu, dan sudah pasti Zean tau banyak tentang Ashel.

"Kalau lu terus kayak gini, takutnya lu kejebak friendzone" Zean masih terus bersuara.

"Dan berakhir sama kayak lu?" entah keberanian dari mana yang membuat aku tiba-tiba berucap seperti itu pada Zean. 

Sejujurnya menghabiskan waktu bersama Zean dan Ashel beberapa waktu terakhir membuat aku menyadari satu hal, bahwa Zean berbohong saat ia bilang tak memiliki perasaan lebih dari sahabat pada Ashel, aku bisa melihat bahwa ia mencintai Ashel, semua terlihat dari bagaimana ia menatap Ashel, bagaimana wajah cemburunya saat aku mencoba mendekati Ashel, dan aku bisa meyakini Zean mencintai atau setidaknya pernah mencintai Ashel.

Kali ini aku melihat Zean terdiam, dan itu semakin membuat aku yakin tebakan ku benar, terjebak friendzone yang baru saja ia ucapkan tadi adalah situasinya sekarang.

"Gua gak sesederhana terjebak friendzone Chris, lu gak bakal kuat kalo ada di posisi gua" ucapnya, terjawab sudah tebakan ku selama ini, terkonfirmasi langsung dari yang bersangkutan.

"Kenapa lu biarin gua deketin Ashel?" itu adalah satu-satunya pertanyaan yang ada di otak ku saat ini setelah Zean mengonfirmasi perasaannya tentang Ashel.

"Gua gak ada pada posisi dimana gua bisa ngelarang"

"Kalau gua mutusin buat ungkapin perasaan gua ke Ashel, lu gimana?" aku kembali melayangkan satu pertanyaan.

"Itu hak lu"

Aku menatap Zean yang kini sudah meraih aerphone dan memasang benda tersebut ke telinganya, yang berarti bahwa kalimat singkat yang barusan keluar dari mulutnya, tak hanya di tujukan untuk mejawab pertanyaanku, melainkan juga untuk mengakhiri percakapan kita kali ini.

Best FriendZone Shit (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang