Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-Teman
Author POV
Dua hari sejak terakhir kali ia berbicara di telefon dengan Zean, Marsha begitu di buat tak tenang, ketakutannya akan kehilangan Zean seolah menguasai dirinya, entah mengapa ia merasa semakin lama Zean bersama Ashel maka semakin besar potensi gagalnya hubungan yang tengah ia jalani bersama Zean, dan ia benar-benar tak ingin itu terjadi, hal itu pula yang membuat ia tengah berada di pesawat sekarang, sedang menempuh perjalanan udara menuju Jakarta untuk menyusul sang kekasih atau lebih tepatnya berusaha menjaga hubunganya, mempertahankan apa yang telah bertahun-tahun ia jalin bersama Zean.
Marsha tak tidur sama sekali selama kurang lebih 2 jam penerbangan, padahal ia juga sama sekali belum tidur semalaman sebab memikirkan masalahnya dengan Zean, Marsha berjalan keluar bandara setelah mengambil kopernya, gadis itu juga segera memesan kendaraan online dengan alamat rumah Zean sebagai tujuannya, awalnya ia terfikir untuk ke rumah keluarganya yang berada di Jakarta, adik dari ayahnya yang juga tinggal di Jakarta, namun seketika ia merasa bingung harus menjelaskan seperti apa kedatangannya yang tiba-tiba ini, dan membuatnya mengurungkan niat untuk ke rumah tantenya itu, mungkin ia akan kesana saat ia telah menyelesaikan masalahnya dengan sang pacar agar semuanya bisa lebih lega untuknya.
Di perjalanan menuju rumah Zean, segala pikiran tentang reaksi Zean nanti perlahan memenuhi kepalanya, berbagai pertanyaan masuk dalam pikirannya, bagaimana jika Zean tak menyukai kedatangannya? Bagaimana jika mereka malah bertengkar hebat seperti waktu itu? Bahkan pikiran tentang bagaimana jika kemungkinan terburuk terjadi, seperti berakhirnya hubungan mereka juga masuk kedalam pikirannya, membuat Marsha segera menggelengkan kepalanya berusaha membuang segala pikiran-pikiran negatifnya.
"Semuanya bakal baik-baik aja" kalimat itu tak berhenti ia gumamkan sepanjang perjalanan, sampai mobil yang mengantarnya itu berhenti di tempat tujuannya, di depan gerbang rumah mewah keluarga Natio.
Marsha menarik nafas dalam sebelum turun dari mobil dan sang supir membantu menurunkan kopernya, di tatapnya rumah mewah di depannya itu, sembari berfikir apakah pacarnya yang ada di dalam sana masih seseorang yang ia kenal? Masih Zean yang mencintainya? Atau semuanya telah berubah? Lagi-lagi kegelisahannya berakhir dengan munculnya segala pikiran buruk di benaknya.
Gadis itu melangkah perlahan ke depan gerbang yang sedang tertutup itu, dan seorang security menuju ke arahnya dengan sedikit berlari, "Cari siapa yah mbak?" tanya security tersebut.
"Zeannya ada pak?" Marsha balik bertanya.
"Maaf kalau boleh tau mbak siapa yah?"
"Saya Marsha pak, pacarnya kak Zean" jawab Marsha dan jawabannya itu sempat membuat security di rumah Zean itu nampak sedikit kaget menatap gadis cantik di depannya sebelum ia meminta Marsha menunggu sebentar sebab ia tak bisa sembarangan mengizinkan orang masuk, sang penjaga rumah Zean itu terlihat berlari kecil masuk kedalam pos security untuk menghubungi Zean, memastikan apakah gadis cantik itu mengatakan hal yang sebenarnya, sebelum beberapa menit kemudian Zean nampak keluar dari dalam rumahnya sembari berlari ke arah gerbang.
"Marsha? Buka gerbangnya pak, bener dia pacar saya" ucap Zean kaget melihat pacarnya berdiri di depan gerbang rumahnya dengan sebuah koper besar di sampingnya.
Security yang tadi meminta Marsha menunggu akhirnya dengan cepat membukakan gerbang untuk gadis cantik itu, "Kok kamu bisa tiba-tiba disini sayang?" Zean melangkah ke depan Marsha sesaat setelah gerbang di depannya terbuka, pria itu segera memeluk Marsha saat melihat gadisnya itu tak kunjung menjawab namun matanya mulai terlihat berkaca-kaca, "Kenapa gak ngasih tau aku sayang? Biar aku bisa jemput kamu" ucap Zean pelan sembari memeluk dan menepuk pelan punggung Marsha, sebelum ia merasakan pundaknya terasa basah, sepertinya gadis didalam pelukannya itu tengah menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best FriendZone Shit (HIATUS)
Romance"Kalian tau tidak, hal paling menyakitkan dari sebuah persahabatan yang terjalin sejak kecil antara pria dan wanita? Ya, tepat sekali, disaat salah satunya cukup sial karena jatuh hati sendirian" - Zean "Siapa bilang pria dan wanita tidak bisa bersa...