41

492 73 6
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-Teman

"Sayang, besok aku mending pake sepatu ini apa ini yah?"

"Sayang?"

"Kak Zeee"

"Eh iya sayang, kenapa?"

Marsha mendengus malas, melepaskan dua sepatu yang tadi tengah ia pegang dan melangkah duduk di samping sang pacar, "Kamu dari tadi gak dengerin aku yah?" ucapnya menatap Zean.

"Maaf sayang, kamu tadi nanya apa?" Marsha menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan Zean, rasanya sudah tak ingin lagi menanyakan perihal sepatu mana yang harus ia pakai untuk sidang besok pada pacarnya itu.

"Kamu kenapa sih? Dari aku jemput kamu di bandara tadi kamu udah keliatan gak semangat"

"Enggak sayang aku gakpapa, aku sedikit capek aja" Zean menggenggam tangan Marsha, meyakinkan gadisnya itu bahwa semuanya baik-baik saja, namun entah mengapa Marsha seolah merasakan hal sebaliknya dari Zean.

"Kak, aku bareng sama kamu bukan baru kemarin, aku tau saat kamu lagi gak baik baik aja, aku tau wajah risau kamu" timpal Marsha yang tak bisa percaya begitu saja apa yang Zean katakan, ia tau Zean mengatakan hal itu hanya untuk menenangkannya.

"Aku cuma kepikiran Luna anaknya Ashel, karena dia lagi sakit, aku tadi berangkat ke bandara pas dia lagi di bawa ke rumahsakit" ungkap Zean menjelaskan dengan jujur, sebab ia tahu menyembunyikan sesuatu dari Marsha tak ada gunanya, gadis itu begitu peka perihal dirinya.

"Makasih udah berusaha buat hadir di sidang aku, tapi kalau emang berangkat kesini bikin kamu gak tenang, gelisah, dan merasa bersalah, kamu harusnya gak usah maksain dateng kesini kak" hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Marsha, sebelum ia berdiri dan kembali menjalankan aktivitasnya yang tertunda sebelumnya, ia mulai kembali menyiapkan segala yang ia butuhkan untuk besok tanpa bertanya pendapat Zean lagi untuk hal-hal kecil perihal persiapannya besok, tak ingin Zean merasa terganggu dengan pertanyaan pertanyaan yang mungkin tak begitu penting, sementara Zean diam bersandar di sofa ruang tengah rumah Marsha sembari memejamkan matanya, rasanya begitu banyak hal di kepalanya saat ini.

Marsha menyelesaikan apa saja yang harus ia persiapkan lalu beralih menatap jam di layar ponselnya, "Gak kerasa banget udah jam 12 aja" gumamnya sebelum ia beralih menatap Zean yang sepertinya sudah tertidur di sofa.

Gadis itu perhalan duduk di samping Zean dan dengan pelan mengelus pipi pacarnya itu, "Kak Zee" ucapnya pelan membangunkan Zean, dan Zean perlahan membuka matanya, bangun lalu memperbaiki posisi duduknya, saat sadar ia tak sengaja tertidur.

"Udah jam 12, kamu mau nginep aja? Biar aku siapin kamar tamu" ucap Marsha, namun ia melihat Zean segera menggelengkan kepalanya.

"Gak usah sayang, aku balik ke apart aja" jawab Zean sembari ikut menatap jam di tangannya.

Zean perlahan berdiri dari sofa dan Marsha pun ikut berdiri berniat mengantarkan Zean ke depan rumahnya, namun pria itu malah meraih tangan Marsha , menarik pelan sang pacar dan membawa tubuh Marsha kedalam pelukannya, "Maafin aku yah" ucapnya pelan sembari memeluk Marsha.

Dan Zean bisa merasakan Marsha menggelengkan kepalanya pelan dalam pelukan Zean, "Kamu gak salah, aku yang minta maaf aku harusnya bisa lebih ngerti posisi kamu, maaf aku kurang dewasa" jawab Marsha, sementara Zean segera mengangkat tangannya mengelus belakang kepala gadis yang sedang dalam dekapannya itu.

"Kamu ngomong apasih? Kamu itu orang yang paling bisa ngertiin aku tau gak, aku gak pernah kebayang kalau bukan kamu pacar aku, aku gak akan pernah nemuin orang yang bakal sesabar kamu dalam hadepin aku" ucap Zean sebelum ia perlahan melepaskan pelukannya, mundur selangkah dan menatap Marsha.

Best FriendZone Shit (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang