50

409 63 2
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-Teman

Zean POV

Hari ini aku kembali ke Singapura dan hal pertama yang aku lakukan saat turun dari pesawat adalah menghubungi Marsha, nomornya sudah kembali aktif dan aku begitu lega mendengar nada sambungnya, namun ia tak menjawab panggilanku.

Aku menatap jam tanganku, pukul setengah sepuluh pagi, biasanya ia akan berada di kampus jam segini, namun jika ia tak memiliki urusan di kampus, sepertinya ia akan berada di kantor ayahnya sekarang, aku menggelengkan kepalaku merasa tebakanku sepertinya salah, aku mulai menebak ia berada di rumah, keadaannya pasti tengah kacau sama seperti ku dan sepertinya ia tak akan beraktivitas dulu untuk saat ini dan memilih berdiam diri di rumah, aku mengacak rambutku sibuk berfikir dimana ia berada saat ini.

Dan akhirnya aku memilih pulang ke apart, mengambil mobilku dan menuju rumah Marsha, untuk saat ini itu tujuan paling mungkin untuk mencarinya, namun saat mobil ku sampai di depan rumahnya, aku tiba-tiba merasa bimbang untuk masuk, berfikir apa yang harus aku jelaskan pada orangtuanya jika mereka bertanya apa yang terjadi antara kita, atau bagaimana jika ternyata Marsha telah menceritakan betapa brengseknya aku pada kedua orangtuanya.

Aku meluangkan beberapa waktu untuk berfikir di dalam mobilku, atau lebih tepatnya mengumpulkan nyali untuk menghadapi apapun kemungkinan yang terjadi saat aku masuk ke dalam rumahnya nanti, "Lu laki-laki Zee, lu ngelakuin kesalahan, yah lu harus tanggung jawab" gumamku tengah berbicara dengan diriku sendiri perihal apa yang harus aku lakukan.

Aku menarik nafas dalam sebelum akhirnya turun dari mobilku dan melangkah ke depan rumahnya, aku memencet bel lalu menunggu pintu di depanku terbuka dengan harap-harap cemas, entah siapa yang aku harapkan untuk membuka pintu itu, aku tak tahu, jika Marsha yang membukanya aku yakin ia kan segera menutup kembali pintu itu saat melihat kehadiranku, namun jika bundanya yang membuka pintu aku pun bingung akan mulai menjelaskan dari mana perihal semua yang tengah terjadi.

Tak berapa lama pintu di depanku perlahan terbuka dan adegan itu seolah terputar dengan gerak lambat di mataku sebelum aku akhirnya bisa melihat bundanya berdiri di balik pintu, aku kembali menarik nafas dalam, mampuslah aku, sepertinya sebentar lagi aku akan menerima amukan dari sang bunda.

Namun aku di buat kaget saat bunda Marsha tersenyum menyambutku, "Hai Zee, masuk nak, Marshanya lagi di kantor ayahnya Zee, kamu gak ngechat dia dulu?" ucap bunda sembari membuka lebar pintu rumah mereka mempersilahkan ku masuk, dan aku bisa menebak bahwa Marsha tak menceritakan apapun pada orangtuanya.

Aku akhirnya mampu sedikit bernafas lega, namun detik berikutnya perasaan itu malah berubah menjadi semakin merasa bersalah melihat bagaimana baiknya pacarku itu, lihatlah setelah aku mengecewakannya, membuatnya menangis, ia sama sekali tak menceritakan hal buruk tentangku pada keluarganya, rasanya aku benar-benar seorang pria brengsek yang tak bersyukur memiliki bidadari di sampingku.

"Kayaknya Marsha lagi sibuk deh bun, aku ngechat tapi belum di bales" jawabku.

"Yaudah tunggu aja Zee, paling bentar lagi pulang, katanya sih tadi gak bakal lama"

"Iya bun"

"Udah makan siang belum Zee?"

Aku menggeleng menjawab pertanyaan bunda, aku memang belum sempat makan setelah tiba tadi, dan bunda segera mengajakku untuk makan siang, yang lagi-lagi membuat rasa bersalahku semakin meningkat melihat betapa baiknya bunda juga ayahnya padaku namun aku malah menyakiti anak gadis mereka.

Aku makan siang bersama bunda sembari sedikit mengobrol, namun rasanya sedikit membuatku gugup dengan beberapa pertanyaan bunda yang sedikit kesusahan untuk aku menjawabnya, bunda bahkan bertanya seperti apa konsep pernikahan yang aku inginkan untuk nikahanku bersama Marsha nanti, dan aku sedikit panik berfikir bagaimana jika bundanya tau bahwa kami sedang ada dalam masalah, jangankan berfikir perihal konsep pernikahan, berfikir bagaimana caranya memperbaiki hubunganku saja sudah membuat aku rasanya begitu kacau.

Best FriendZone Shit (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang