^Terungkap^

17 2 0
                                    

Pagi yang cerah terlihat jelas dari gerbang sekolah Wijaya banyak terdapat siswa dan siswi yang silir berganti memasuki sekolah begitupun dengan gadis cantik yang dikuncir kuda Rasha Starla. Ketika memasuki kelas ternyata kelasnya masih sepi hanyak terdapat Arnes yang sudah duduk dibangkunya.
Arnes : "tumben berangkat pagi"
Rasha : "lagi pengen"
Arnes : "kenapa lo ga bilang sama gue kalau lo ilang pas camping"
Rasha : "Ga penting"
Arnes : "Itu menurut lo bukan menurut gue, gue tau lo masih marah sama gue tapi gue berani sumpah itu bukan ide gue akan kejadian itu, itu diluar kendali gue (ucap Arnes dengan air mata yang menetes) kalaupun waktu bisa diputer seharusnya gue yang mati, untuk menebus semua kesalahan gue, gue mohon biarin gue ngejaga lo"
Rasha : "Lo mau jaga gue?"
Arnes mengangguk dengan yakin
"Pergi dan jangan pernah muncul didepan muka gue" ucap Rasha meninggalkan ruangan kelas.

Setelah perdebatannya dengan Arnes, Rasha memasuki kamar mandi, dia menangis disana rasanya begitu sesak dan sakit saat bayang kejadian itu terlintas di fikirannya. Dibalik pintu terdengar suara Arina bersama dengan dayang-dayangnya.
Arina : "Gue jamin si tengil itu bakal pergi dari sekolah ini"
"Lo serius Rin? Susah kayanya" jawab salah satu dayang Arina
Arina : "Penculikan waktu dicamping itu adalah ide dari sepupu gue, cemerlang kan? Gue yakin dia masih punya banyak ide bagus buat nyingkirin si tengil itu"
"Emang sepupu lo kenal sama Rasha?" Tanya dayang Arina
Arina : "Kenal dong gara-gara si tengil itu sepupu gue dikeluarin coy, itu alasan utama gue buat si tengil menderita disini, gue mau bales dendam untuk sepupu gue"
Rasha yang mendengar percakapan itu hanya bisa menangis dalam diam membayangkan hal apa yang akan terjadi padanya kedepan nanti.

Setelah rombongan Arina pergi Rasha keluar juga dari kamar mandi. Kemal melihat Rasha yang hampir pingsan pun segera mendekati Rasha.
Kemal : "Lo sakit?"
Namun Rasha tidak menjawab dan terus melangkah hingga akhirnya Brughhhh Rasha jatuh tersungkur, Kemalpun dengan gesit membawa Rasha ke ruang uks, setelah diperiksa oleh perawat uks, keadaan Rasha hanya kecapean dan kurang istirahat. Ruang uks yang luas hanya menyisakan Rasha dan Kemal berdua hanya suara nafas dan detak jantung yang terdengar hingga suara Rasha mengagetkan
"Papah adek jangan tinggalin aku, aku ga mau pahhh, dekkk tolongin kaka, kakak ga mau ditinggal" dalam tidurnya Rasha meracau dengan air mata yang bercucuran hingga akhirnya Kemal membangunkan Rasha.
Rasha : "Gue mau pulang Mal"
Kemal : "tapi ini masih ada jadwal kelas"
Rasha : "Gue gak peduli Mal"
Kemal : "Lo tidur biar gue cari temen buat nemenin lo disini"
Rasha : "Gue ga butuh temen, gue mau pulang, gue mau pergi dari sini"
Kemal : "Buat apa?"
Rasha : "bukan urusan lo"
Kemal : "Gue ga ngerti maksud lo apa"
Rasha : "Lo ga akan ngerti, tolong bantu gue ninggalin sekolah ini"
Kemal yang malas berdebat akhirnya hanya mengiyakan dan menuruti keinginan Rasha yang aneh itu dan Kemalpun mengantarkan Rasha pulang kerumahnya.

Tidak seperti biasanya sampai larut malam Mamah tidak ada kabar, Rasha memasuki kamar Mama, bahkan kamar Mama masih gelap tidak terdapat pemiliknya didalam, Rasha bertanya kepada mbak, ternyata benar Mamah tidak pulang dan tidak ada kabar, pukul 01.00 dini hari Rasha menelvon tantenya.
"Hallo sayang kenapa?" Terdengar suara tante Riana yang masih serak khas orang bangun tidur
Rasha : "Tante maaf mengganggu malam-malam, mamah ada dirumah tante?"
Tante : "Gaada sayang, memangnya kenapa?"
Rasha : "Mamah ga pulang tante, ditelvon pun mama ga aktif, mama ga kabarin aku atau mbak" (dengan suara terisak)
Tante : "Astaghfirullahhh, sudah kamu diam ya tante sekarang ke kamu sama om Faldi juga"
Tidak butuh waktu lama untuk tante Riana sampai di rumah Rasha
"Tanteee" teriak Rasha sambil memeluk tantenya dan menangis meluapkan semua ketakutannya.
Om Faldi : "Rasha? Apa disini ada cctv?"
Rasha melepaskan pelukan pada tantenya, kenapa dia bodoh sekali tidak terfikir mengecek cctv dari tadi.
Rasha : "Ada om"
Om Faldi mengecek semua terlihat jelas mobil hitam dengan beberapa laki-laki menggotong tubuh mama dari rumah, mereka datang saat mbak/satpam tidak ada di rumah. Keterlaluan seniat itu mereka buat nyulik mama.
Tante : " Tante ga asing sama mobil itu, kaya pernah liat tapi dimana ya? Biar tante inget dulu"
Rasha sudah menangis dia sudah membayangkan bagaimana nasib mamanya sekarang apakah baik-baik saja apakah sudah makan, dalam hatinya hanya untaian doa yang dia panjatkan dimanapun mamah sekarang semoga mamah dalam keadaan baik-baik saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rasha StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang