"Sudah jangan takut sama dia, ada AKU!"
Prilly memukul kepalanya berulang kali. Kenapa kalimat itu terngiang-ngiang ditelinganya?
Ada AKU! AKU LANGIT INDRATA. Uhg. Prilly mencoba menepis rasa ge-ernya. Ia takkan menunjukkan kalau pengaruh kalimat Ali itu begitu dahsyat. Lagi pula kenapa Reni begitu berani itu akibat penolakan Langit pada dirinya didepan umum. Tentu Reni berkesimpulan bahwa Langit tidak suka jadi tidak mungkin akan melindunginya, hingga ia tidak takut berusaha menyingkirkannya. Tak disangka Reni justru mendapat Surat Peringatan pertama. Memang meminta perlindungan pada Allah Ta'ala lebih dari meminta perlindungan pada manusia. Hakikatnya kita meminta perlindungan padaNya, dan Dia yang menentukan dengan caraNya. Maka manusia dalam hal ini Langit yang tiba-tiba berpihak adalah perantara perlindungan Allah. Kalau bukan Allah, siapa lagi yang bisa menggerakkan hatinya. Karna Allah yang mampu membolak-balikkan hati manusia.
"Sebelum pulang, kamu keruangan saya dulu, jangan minta jemput siapa-siapa dulu nanti dia kelamaan menunggu!"
Prilly mengeryit mendengar pesan Ali. Siapa yang minta jemput siapa-siapa? Apakah Ali semalam melihat Saka menjemputnya? Ah tentu saja, saat mereka pulang, Ali sudah menghilang, entah duluan atau mungkinkah sedang memantau? Gede rasa lagi.
Setelah ia sudah pasrah, berhenti dengan usaha-usaha tak masuk akalnya menarik seorang Langit, tiba-tiba tanpa harus berusaha keras Langit justru seolah mulai runtuh. Allah maha baik, baru sekali tahajud, mencurahkan isi hatinya karna jika ia curahkan kepada Nunu hanya kontra yang akan ia terima sementara sebenarnya yang ia butuhkan hanya didengarkan saja, ternyata Allah begitu cepat menjawab doanya. Hatinya dilapangkan, Ali-nya justru didekatkan.
"Ada apa bapak meminta saya keruangan bapak sebelum pulang?"
"Tentang Nunu," jawab Ali to the poin.
Prilly hampir menghempas nafasnya. Jantung sudah menyeruduk ternyata benar-benar ge-er. Ternyata justru menanyakan Nunu. Apakah dia mulai perhatian padanya? Bukannya sudah tahu kalau Nunu sudah menikah? Apa nanti kalau tahu Nunu otw single dia akan mengejarnya? Seketika ada rasa iri, betapa beruntungnya Nunu diperhatikan tanpa dia berusaha cari perhatian. Sedangkan dirinya harus berusaha keras.
'Ii, kenapa terlalu overthinking, baru dia bilang 'tentang nunu', pikiran lo sudah kemana-mana.' Batinnya.
"Akhir-akhir ini pendampingan terhadap kamu melonggar, pekerjaannya belum beres dia gak masuk tanpa kabar, sebenarnya dia kenapa?"
"Memangnya perusahaan wajib mengetahui urusan pribadinya, pak?"
"Tidak, asal pekerjaannya beres, dia bertanggung jawab, tidak masuk tanpa pemberitahuan."
Benar juga. Nunu mencari perkara, harusnya dia fokus mementingkan pekerjaan dari pada mengurusi orang yang telah menyakitinya.
Lo dimana?
Tadi siang ia mengirim pesan pada Nunu, ia ingin menceritakan hampir saja Reni menindasnya tapi digagalkan Langit. Namun Nunu tidak menjawab pesannya segera, tapi pesan sudah terkirim hanya belum dibaca. Begitu sibuknya mengurus urusan mantan suami sampai mengabaikan pekerjaan. Padahal pekerjaan saat ini benar-benar ia butuhkan jika terjadi perceraian.
"Pril?"
"I--ya, pak, maaf, dia juga tidak memberitahu saya, saya hubungi tidak menjawab, kalau bapak tidak percaya, lihat!"
Prilly memperlihatkan layar gawainya yang menampilkan obrolannya dengan Nunu. Maksudnya ia ingin Ali melihat chatt terakhir yang tidak dijawab oleh Nunu.
"Kalian membicarakan saya?"
Jantung Prilly bagai mau copot, dan refleks menarik tangannya yang sedang terulur dengan layar gawai masih menyala.
'Shittt, ogeb banget gue!' Batinnya.
Kemarin
23.50 Gue gak pulang malam ini.
23.51 Lo tidur dimana?
23.51 Lo baik-baik, gak usah mikirin Langit!
23.52 Gak usah mikirin gue
23.53 Panggilan suara
Hari ini
08.30 Panggilan suara
08. 47 Lo gak masuk?
08. 50 Panggilan suara tak terjawab
12.48 lo dimana?
Selayar isi chatt yang terlihat, kenapa fokusnya dengan yang menyebut namanya? Lagian siapa suruh membaca yang lain, kan yang mau ditunjukkan chatt terakhir yang tidak dijawab. Haduh.
"Memangnya kamu mikirin saya?"
Pertanyaan apa itu?
Prilly mengusap tengkuknya. Entah apa warna wajahnya sekarang? Rupanya sudah mulai tahu malu. Padahal selama ini tak peduli malu-maluin."Kenapa tentang saya, bukannya tentang Nunu?" Prilly balik bertanya.
"Nunu lebih support kamu dengan dia?"
Pertanyaan Langit seakan makin tidak nyambung saja. Dengan dia siapa? Saka? Kenapa membahas dia? Terserah dengan siapa ia mau, tidak ada hubungannya dengan Langit.
"Bapak ini bicara apa? Kalau tidak ada kepentingan lain saya permisi!" Elak Prilly jengah.
"Kamu belum menjawab pertanyaan saya." Paksa Ali padahal pertanyaannya tidak perlu jawaban. Ia sudah membaca obrolan dilayar gawai Prilly. Ia salah fokus disana ada namanya.
Bagi Prilly sudah terlambat jika Ali butuh validasi. Dia sudah tau perasaannya, bahkan sudah menolak terang-terangan. Tidak pernah peduli ketika dikejar-kejar, jadi untuk apa pertanyaan itu? Langit juga tak harus tahu bukan dia yang menghubungi Saka. Untuk apa? Tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
"Pertanyaan apa yang perlu saya jawab? Tentang pekerjaan sudah saya jawab, tentang pribadi saya, saya tidak ada kewajiban menjawab. Bila sudah tidak ada pertanyaan seputar pekerjaan lagi, ijinkan saya pergi!"
Prilly membalik badan. Jika Ali akan marah ia sudah siap menerima. Tetapi tidak ada reaksi ketika langkahnya pasti. Tidak ada satu kalimatpun yang terdengar untuk menahan langkahnya. Dan hal itu justru membuatnya kecewa.
Dia ingin menjaga jarak, menjadi lebih berharga agar tidak diremehkan, namun juga merasa khawatir akan semakin jauh. Ia berusaha move on namun belum siap melepaskan diri dari pesona Langit. Pria itu terlalu sibuk memenuhi kepalanya. Merindunya di hari sabtu dan minggu menanti senin. Kalau yang lain 'I hate monday', tapi buatnya 'I love Monday'. Memang perempuan serba salah. Digoda dengan pertanyaan receh dia seolah tak peduli, dibiarkan pergi dia kecewa.
Ali memandang punggungnya tak berkedip sampai menghilang di balik pintu. Membatin, ia tak paham tiba-tiba ia merasa tidak ikhlas melihat gadis itu dijemput lelaki lain apalagi yang ia tahu adalah pria yang baru dikenal. Merasa sulit menerima kalau gadis itu tidak lagi berusaha untuk menarik perhatiannya. Ia tidak mampu membayangkan kalau ikthiar gadis itu akan berpaling bukan lagi kepadanya namun pada orang lain seperti Saka.
"Gak akan gue biarin dia begitu mudah mengalihkan dunianya dari AKU!"
----------------
Banjarmasin, 23 Maret 2024
12 Ramadhan 1445H
15.05 wita
![](https://img.wattpad.com/cover/364769819-288-k149977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhtiar Mengejar Langit
FanfictionBukan hanya tentang mengejar-ngejar cinta dunia. Cerita ini berisi tentang (QS. Asy-Syura : 20) Kejarlah akhirat maka dunia akan mengikutimu Ramadhan 1445H Ikhtiar Mengejar Langit Ketika Mengejar Akhirat, Duniapun dalam genggaman