Ikhtiar25

781 164 37
                                    

"Besok senin kita akan meeting dengan CMO dan CEO, sayang!"

"Sudah fix jadwalnya?"

"Iya, itu informasi dari grup  direksi, belum dishare ke grup umum!"

"Oh gitu!"

"Jadi kamu besok gak bisa ijin ya,  sepertinya besok juga ada orang baru yang akan diposisikan menjadi Supervisor, jadi pertemuan besok itu teramat  penting untuk dihadiri."

Prilly melirik mami yang duduk bersamanya sambil menonton televisi diruang keluarga. Padahal baru saja mami menyampaikan, Daniel bakal pulang besok dan ia diminta ijin dulu kekantor, sebab Daniel tentu saja ingin jumpa dari pada Prilly bolak-balik besok pulang kerja kembali lagi kerumah. Ia sempat mengirimkan pesan pada Ali kalau kemungkinan ia besok tidak kekantor, minta ijin karna alasan tersebut. Tak lama Ali langsung menelpon.

"Mam, kayaknya besok ii harus masuk dulu deh, gak papa kan pulangnya nanti ii langsung kesini!" Ujar Prilly pada maminya setelah menutup sambungan telponnya dengan Ali.

"Apa gak capek bolak-balik begitu?"

"Insya Allah enggak mam, aku punya tanggung jawab melaporkan apa yang sudah aku kerjakan dan pencapaian apa yang sudah aku raih selama bergabung diperusahaan sebagai anak magang terus menjadi tim staf khusus project baru sekarang." Jelasnya.

"Termasuk melesat cepat ya kamu disana, ada gurunya nih?" Senyum mami misterius.

"Memang ada yang bantu, mamii, tapi ii belajar sungguh-sungguh dong, ii berprestasi, ada yang syirik aja sampe ada kasak-kusuk ii menghalalkan segala cara, padahal ii lolos disana juga bukan jalur orang dalam, jalur kemampuan ii sendiri kok sesuai dengan apa yang ii pelajari, ii kan sarjana komunikasi mami, kalau Marketing, Public Relation atau Negosiasi sama klien itu sudah keahlian ii, ii aja sekarang pingin S2 managemen bisnis, supaya lebih ahli lagi nanganin bisnis diperusahaan!"

Panjang kali lebar kali tinggi, Prilly menjelaskan berapi-api. Curhat begituan sama mami itu nyaman buatnya. Sebab mami juga terbiasa dengar curhat papi yang memiliki kerjasama bisnis dengan perusahaan seperti dimana ia bekerja saat ini.

"Sudah biasa sih didalam tubuh perusahaan ada orang-orang macam gitu, i, sikut sana-sini, kadang gak sadar kemampuan, asal mencari kesalahan rekan, bahkan sering asal bos senang, makanya papi sebagai pemilik perusahaan tidak mudah kasih kesempatan karyawannya cari muka, papi lihat hasil bukan yang cari muka tapi hasilnya zonk!" Sahut maminya juga cukup panjang dan sangat mengena baginya sekaligus menenangkan sebab mami paham situasi perusahaan yang dimana-mana ada kejadian seperti itu.

"Nah itu dia mami, belakangan memang situasi kantor agak parah sih, jadi ya ii ngerasa kedatangan CMO sama CEO ini sangat penting untuk evaluasi, mereka kan selama ini berdasarkan data doang, sikonnya belum tentu paham sepenuhnya!"

"Ya udah ii nanti dianterin sama driver aja, nanti biar baliknya juga sama driver kan jauh juga, ini aja mami khawatir ii naik apa sampai kesini tadi?"

Prilly terdiam mendengar tanya maminya. Sebenarnya tadi ia dianter sama Ali, namun ia harus puas hanya sampai didepan rumah saja, tidak ikut masuk kedalam menemui mami. Sampai didepan rumahpun padahal ia sendiri sangsi maminya tidak pas langsung keluar dari rumah, tapi Ali juga bersikeras sampai depan rumah agar dia yakin dirinya sampai dengan selamat bertemu keluarga.

"Aku anter kamu ya." Harap Ali saat Prilly cerita mau mengunjungi maminya.

Setelah sambungan telpon dengan maminya terputus, telponnya bernyanyi lagi. Dan tadinya ia protes online sama siapa sih sampai gak bisa dihubungi, kemudian Prilly bilang maminya baru menelpon dan ia mau mengunjunginya.

"Habis anter lalu pulang emang kamu gak papa? Gak capek? Gak istirahat dulu?"

"Gak papa, 2 jam waktu yang lama bersama kamu diperjalanan!" Kerling Ali.

Ikhtiar Mengejar LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang