9. Sahabat baru

30 3 0
                                    


Ketika kembali ke asrama, Audrey sudah di sambut oleh teman-temannya, dan juga satu orang perempuan mungil yang Audrey tebak adalah teman sekamarnya yang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika kembali ke asrama, Audrey sudah di sambut oleh teman-temannya, dan juga satu orang perempuan mungil yang Audrey tebak adalah teman sekamarnya yang baru.

"hai, aku Emily, "ucapnya ceria. Dia mengulurkan tangan lebih dulu pada Audrey. Emily berperawakan seperti windy, dia lebih pendek dari Audrey, dia berambut sebahu dan ikal.

"Aku Audrey" Audrey memperkenalkan diri.

"Aku tahu, kamu teman sekamar aku kan? Kamu juga teman Aaron, kan?" dia berkata lebih ceria. Pembawaan Emily sepertinya sangat ceria.

Audrey mengangguk. "kamu kenal Aaron?" tanya Audrey penasaran.

"Aku sepupunya, dia nggak tahu aku pindah ke sini. Aku akan membuat surprize untuk dia besok pagi, liat saja..hehe" dia tertawa sendiri. "kamar aku dimana?" dia bertanya lagi. "bentar-bentar, biar aku tebak. " Emily berbicara ceria dan cepat. Padahal tadi Indy sudah mau menunjukan, tapi kata-katanya terhenti karena Emily sudah berbalik dan melihat pintu-pintu kamar yang tertutup dan kemudian mencoba menebaknya. Audrey memandangi teman-temannya. Mereka juga memandangi Audrey. Emily kelewat cerewet dan ceria. Apa mereka akan cocok?!

"pasti yang ini. " Emily menunjukan pintu kamar yang tepat. Dia membuka pintu dan masuk.

"benar, kan?" dia memandangi Audrey. Audrey kemudian mengikutinya untuk masuk ke kamar mereka.

"halo.." Emily menyapa kamar mereka. "kamarnya luas, nyaman juga.." dia meneliti meja belajar dan lemari yang akan dia gunakan. Dia kemudian naik ke tempat tidur, "kasurnya empuukkk.." dia berseru gembira. Ternyata yang norak tentang kamar asrama bukan Cuma Audrey, Emily juga sama. Apa Emily penerima beasiswa juga?tapi kenapa dia baru masuk semester ini?

"sebelumnya kamu sekolah dimana? " Audrey bertanya. Dia duduk di kursi meja belajarnya sendiri sambil melihat Emily yang memeluk bantal.

"Aku homeschooling. Aku sakit-sakitan, jadi nggak bisa sekolah di sekolah biasa. " dia menjawab ceria.

"tapi kamu bisa sekolah di sini? Di Asrama? nggak apa-apa emang?" Audrey merasa khawatir.

"aku sudah operasi tahun kemarin, dan aku udah libur sekolah selama 1 tahun. Aku tuh harusnya sudah kelas 2 SMA. Aku lebih tua dari kamu setahun," dia menjelaskan.

"oh.." Audrey baru tahu kalau Emily seharusnya sudah kelas 2 SMA, Audrey sebetulnya penasaran Emily sakit apa. Tapi Audrey segan, apa tidak apa-apa bertanya tentang penyakitnya. Apa nanti dia sakit hati atau tersinggung karena Audrey banyak bertanya.

"Aku operasi jantung, jantungku ada kelainan, tapi sekarang aku sudah sembuh. Aku sudah bisa beraktifitas seperti biasa, dan aku yakin aku pasti bisa mengejar ketinggalanku. " Emily memberitahu, dia sepertinya bisa membaca fikiran Audrey. Dia berbicara dengan semangat. Dia tidak terlihat seperti orang yang sakit-sakitan.

Audrey kagum dengan semangat Emily. "Aku juga yakin kamu pasti bisa. Semangat!!" Audrey jadi ikut bersemangat.

Emily kemudian membuka kopernya dan membereskan barang-barangnya ke lemari dan meja belajar yang akan dia gunakan. Dia juga sepertinya membawa sebuah bantal dan segepok kartu serta sebuah bola transparan yang pernah Audrey lihat didalam film-film tentang penyihir.

"kamu punya kekuatan?" tanya Audrey spontan.

"Kekuatanku adalah meramal." dia memberitahu Audrey "tapi aku juga bisa melihat makhluk, makhluk yang di pojok tadi peliharaan kamu?" dia bertanya santai.

Audrey melihat ke pojok. "maksud kamu?" Audrey tidak mengerti.

"tadi di pojok itu ada makhluk hitam besar, agak nakutin sih. tapi dia Cuma diem aja pas lihat aku. Trus lama-lama dia pergi"

Audrey merasa panas dingin. Dia menelan ludah. Dia ketakutan. Dari semalam dia memang merasakan sesuatu yang aneh di dekat jendela. Tapi dia tidak melihat apapun. Dia juga merasakan angin-angin dingin, ada beberapa kali bau yang tidak enak juga. Tapi Audrey tidak memperhatikan itu. Dia fikir kamarnya bau karena sudah lama tidak di isi, dan angin-angin dingin itu karena cuaca di sekolah Audrey yang memang sedang musim hujan.

"sekarang makhluk itu masih ada?" tanya Audrey dengan nada gemetar.

Emily memperhatikan Audrey. Dia merasakan ketakutan Audrey dari suaranya. 

Terima kasih sudah membaca!

*Cover sampul dan gambar setiap chapter from pinterest

Magic Audrey 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang