53. Menyamar

18 5 0
                                    

Aaron tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aaron tersenyum. Dia menarik kursi dan mempersilakan Kak Bella duduk duluan. Kak bella duduk dengan Anggun. Dia tersenyum pada Audrey.

"kamu cantik banget " pujinya pada Audrey.

"thank you..Kak Bella lebih cantik" Audrey balik memuji. Dia tersipu. Kak Bella melihat Valerie, tapi tidak menyapanya karena Valerie sedang sibuk dengan Hpnya.

Beberapa teman Kak Bella, Kak Andrew dan Kak Ezio datang menghampiri. Mereka mengobrol dan bercerita seru. Audrey menyapa dan tersenyum pada beberapa orang yang dia kenal. Lalu kemudian berbicara dengan Aaron.

"ko kamu bisa sama Kak Bella?" Audrey penasaran.

"last card" dia berbisik.

"maskudnya?"

"Kak Bella udah nggak ada teman lagi buat pergi ke prom. Dia berharap seseorang ngajak dia ke prom. Tapi ternyata orang itu sudah ada janji duluan dengan orang lain, dan nggak bisa di batalin. Jadi yaah..sebagai pemain cadangan yang gampang banget dimintai tolong, aku ada disini. " jawabnya pasrah.

"tapi seneng kaaann..." Audrey menggoda.

"sedikit, karena bisa bantuin dia dan bikin dia happy. Next time kayaknya aku sudah harus ikhlas." Aaron tersenyum miris. "Tahun ini ibu ku dan ayah dia married. "

"sorry and happy to hear that. " Audrey berkomentar. Bingung dia mau senang atau sedih.


Acara di mulai pukul 8 malam. Acara awalnya cukup serius dan kaku, tapi setelah itu, suasana menjadi cair dan asyik ketika meja-meja bundar di pindahkan ke samping dan tengah ruangan menjadi kosong, di atas panggung kini ada satu set alat untuk dj. Ada penampilan dari seorang dj terkenal, lalu tadi juga ada penyanyi terkenal yang mengisi pertunjukan. Audrey tidak hafal mereka siapa. Audrey tidak terlalu tahu tentang artis dan juga Dj.

Begitu pertunjukan dj di mulai orang-orang mulai mengisi ruangan kosong di tengah. Mereka seperti sedang menonton pertunjukan musik.

Audrey mencari camilan kecil-kecil di meja bundar yang sekarang ada di pinggir ruangan. Disana juga ada minuman-minuman berwarna warni ada yang seperti kristal dan juga yang warnanya merah pekat, ada warna orange dan biru juga. Audrey awalnya penasaran dengan minuma berwarna merah. tapi karena takut rasanya aneh, dia kemudian mengambil yang seperti kristal.

"jangan di minum.." seseorang yang berbisik di sebelah Audrey. Audrey kaget dan langsung menoleh.

Audrey sedikit memicingkan mata, ruangannya agak remang-remang, jadi audrey takut salah mengenali orang.

"Arsenio?" Audrey memanggil dengan ragu.

"minumannya ada alkoholnya " dia memberitahu Audrey. Audrey melihat gelas yang dia pegang, lalu menyimpannya kembali.

"alkohol? Emang boleh di sajikan di acara kaya gini?" Audrey bertanya pada Arsenio. Arsenio tersenyum.

"boleh aja, asal guru-guru sudah pergi dan acara semakin gila. " Dia kemudian melihat panggung dan orang-orang sudah mulai menari-nari di tengah ruangan. Lampu-lampu sekarang sudah mulai mati dan menyala mengikuti alunan suara music dj.

Audrey kaget melihatnya. Ini sih sudah seperti pesta di luar negri.

Arsenio yang sedang menjadi waiters lalu menyimpan beberapa gelas minuman di tempatnya dan kemudian menarik Audrey menjauh dari kerumunan orang yang akan mengambil minuman.

"kamu kerja di sini?" Audrey bertanya bego. Tapi Arsenio anak orang kaya, ngapain dia kerja di sini? Dan emang boleh Arsenio kerja?

"aku lagi nyamar.." di memberitahu Audrey. "Aku sama Cedric dapet kerjaan ini dari Riki, teman kita di ekskul magic. Ayahnya yang punya IO nya, dan dia ngebolehin kita magang untuk hari ini."

"Cedric juga ikut?" Audrey kaget.

Arsenio mengangguk. "Tapi aku ngga tau dia lagi dimana." Ucapnya sambil mencari ke sekeliling mereka.

"tolong gelas kosongnya dibereskan. " seorang kru IO yang sepertinya lebih berkuasa menyuruh Arsenio dengan ketus. Arsenio mengangguk. Dia kemudian menunjuk ke beberapa meja lain, Arsenio pun mengikuti orang itu dengan enggan.  

Magic Audrey 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang