"Kalau bukan tetangga, pasti adu lengan."
Pertama-tama, Juna mengakui jika anak tetangganya itu ganteng dan sangar, tapi juga baik dan penolong. Tapi, bukan berarti Juna suka dengan orang itu, ia hanya kesal karena peliharaan lelaki itu menyebalkan seperti pemiliknya. Pada saat kepindahannya, Juna memang sedang menikmati camilan sembari melamun dan membiarkan Pak Yeri bekerja dengan Pak Tua, mengangkat barang sementara Mbok Bunar sibuk menata barang di dalam rumah itu. Juna kesal karena kucing putih itu mencakar tangannya bahkan berusaha merebut camilan yang ada di tangannya hingga tumpah ruah dan berhasil dimarahi Pak Yeri karena mengotori mobil, merasa kesal serta emosi—Juna menendang kucing itu hingga keluar mobil.
Awalnya ia tidak pernah berpikir bahwa kucing itu ada pemiliknya, sesaat ia menendang kucing itu, Juna berniat keluar dari mobil dan lekas masuk ke dalam rumah baru. Rencananya itu gagal ketika ia melihat anak tetangga datang memeluk kucing putih itu. Tentu saja Juna jadi panik, tapi melihat pemiliknya justru lelaki membuat Juna usil untuk balas dendam atas cakaran kucing itu. Bukan hanya kesal perkara kucing itu, Juna juga kesal karena Mbok Bunar sering membicarakan anak tetangga yang rajin dan lebih sering membantu Mak Zuhri ketimbang di kamar memainkan ponsel. Jadilah, Juna merasa kehadiran anak tetangga mengundang perang antar tetangga. Belum lagi, kejadian tadi pagi membuat Juna jadi dendam kesumat.
"Kasihan, kuli lagi ngapain tuh? Motornya butut, ya?" Juna menatap dengan sengit anak tetangga yang sedang sibuk mengganti oli, bahkan Juna juga punya cukup nyali untuk iseng menganggu orang itu.
"Bapakmu kuli! Sialan, mau ngapain lo!" suara lelaki itu melengking nyaring lantaran tercelup api emosi.
Juna senang luar biasa di dalam hati, ia senang karena anak tetangganya ini emosian, lebih senang lagi karena tetangganya ini meladeni ocehannya. Juna memasang wajah yang mengesalkan, kedua tangannya menempel pada pagar rumah milik keluarga itu.
"Mau ngapain lagi kalau bukan nonton monyet lagi sirkus servis motor," jawab Juna ikut sedikit mengencangkan suaranya, sungguh Juna tersenyum dalam hati melihat ekspresi tetangganya itu.
"Heh Bekantan! Diam lo! Gue samperin bonyok muka lo!" jawab tetangganya itu dengan emosi yang menyulut.
"Sini maju kalau berani!" tantang Juna dengan wajah yang lebih mengesalkan, postur tubuhnya seolah menantang kehadiran anak tetangganya itu.
Benar saja, anak tetangganya itu menyumpah serapah menghempaskan kain kotor ke lapak motornya, kucing putih yang menjengkelkan bahkan terbangun melihat ke arah babunya yang sedang tersulut emosi, apalagi di cuaca yang panas begini, siapa saja masih akan tersulut emosi. Beberapa langkah lagi, anak tetangganya itu benar-benar datang menghampiri posisinya tapi, hal itu justru gagal ketika ada yang datang dari pintu rumah mereka.
"Bujang! Ada apa, sih, ribut-ribut? Mak jadi kebangun." suara orang tua yang nyaring membuat lelaki dipanggil Bujang itu berhenti dan berbalik badan.
Juna tahu keadaannya pasti akan gawat, ia sedikit menarik sudut bibirnya, mengangkat tangan kanan dan langsung berseru. "Siang, Mak!" Juna tahu panggilan orang itu dari cara pertama dirinya berucap.
Mata Mak Zuhri teralih ke arah Juna yang berada di pintu pagar, tersenyum manis dengan poni yang tertiup angin. "Eh Gusti, ada Nak Juna. Masuk gih, kenapa di situ?" Mak Zuhri melangkah mendatangi posisi Juna.
"Bujang nggak terima Juna bertamu, jadi nggak berani masuk," jawab Juna spontan padahal sudah direncanakan.
Rhuto mendelik terkejut mendengar hal itu, bukannya tadi Juna yang duluan memulai perkelahian dan sekarang justru dirinya yang kena akal-akalan Juna. Mak Zuhri menatap ke arah Rhuto dengan horror, kemudian membuka pintu dan mempersilahkan Juna masuk tepat ke halaman rumah mereka. Rhuto jadi makin kesal sekaligus dendam dan benci, ia terpaksa meneruskan pekerjaannya, menuang oli baru pada mesin, sembari menyumpahi Juna dengan nama-nama binatang mulia.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO JUNA! | HARUKYU REVISI
Misterio / Suspenso(Misteri) Rhuto Al-Delrio kedatangan tetangga baru yang persis menempati rumah kosong terkait kasus wanita gantung diri yang tak terpecahkan. Mak Zuhri bersama Bu Surti kembali memulai aksi prasangka lantaran bertanya-tanya siapa keluarga terseb...