"Andai kamu jadi aku?" -Juna menjawab. "Setelah kamu jadi aku, kamu bakal tahu gimana rasanya diposisi itu."----------
Iring-iringan mobil ambulan dan Polisi menyatu di pagi hari, membuat tolehan masyarakat menjadi bertanya-tanya dengan khidmat di kepalanya. Sirena itu terus meraung hingga melaju ke arah rumah sakit provinsi. Keluarga korban sudah diberikan kabar penemuan tiga remaja yang hilang, beberapa dari Tentara yang bertugas membawa wali tiga remaja tersebut. Kini, waktu sudah tertuju pada pukul 08.45, tepat setelah evakuasi dua remaja laki-laki yang terlilit rantai di sekumpulan sampah plastik-yang mana tidak jauh sekitar dua puluh meter sebelah selatan sebelum pemukiman penduduk.
Secara keseluruhan penyusuran pencarian hilangnya tiga remaja tercatat pada pukul 16.15 sampai pada 07.25, sekitar 16 jam 35 menit. Penemuan terakhir diperkirakan pada sekitar pukul 07.22. Penemuan tiga remaja yang terhitung hilang selama empat hari menjadi sorotan media sosial, hingga menjadi perbincangan hangat masyarakat setempat. Ada tiga Dokter yang menangani pasien emergency, terutama pada kondisi Juna dan Rhuto. Ricuhnya suara tangisan dan teriakan panik menjadi satu mengusik setiap detik ruangan n sebuah raungan histeris paling menyayat terus membuat perawat meneteskan air matanya-seolah semua kini terhipnotis akan tragedi paling tragis.
Sepanjang dua kasur dorong menyusuri koridor, Dokter penaganan pertama terus melakukan CPR, terus hingga detak jantung anak itu bisa kembali normal meski sangat mustahil untuk bisa mengembalikan yang hendak pergi. Tak juga baginya untuk bisa menahan kepergian, sebuah tanda bahwa semua telah diberikan waktu untuk bernapas dan akan tetap kembali pada masa-seperti kata Juna; setelah kita menjalani, kita menua, lalu kita pergi, meninggalkan semua percakapan duniawi. Karena hidup pasti untuk kembali.
Meski banyak harapan telah diagungkan, meski ratusan kali bahwa mereka tidak ingin ditinggal pergi, tetap saja bahwa mereka hidup untuk pergi. Ketika pada waktu yang tak pernah mereka tahu kapan mereka pulang. Sama seperti apa yang ucapkan Rhuto di danau terbengkalai tentang masa kecilnya; Senyum paling manis saat kita kecil ketika kita menerima hadiah kecil, saat itu, kita merasa bahwa hidup yang paling berharga adalah sebuah menjalani takdir. Dan pada saat kita dewasa, kita sesat di antara hujaman beragam rasa, hidup yang keras tetap dijalani meski mati adalah impian paling ditunggu.
Derit roda terus bergerilya, semua selang infus hingga nabulizer merekat pada tubuhnya. Kaki kanannya terus memucat hingga membekas lilitan rantai yang baru saja dilepas, mereka mencabur pisau bedah lipat yang menusuk kedua telapak tangan yang saling kuat tergenggam. Mata salah satunya terpejam paling rapat, hingga menit yang tak terkira memisahkan dua ranjang rawat itu sekian meter.
Dua Dokter operasi mempersiapkan ruangannya, detik-detik dimana anak laki-laki itu semakin melemah, dada dan kepalanya pendarahan-yang membuat Dokter itu tahu bahwa dia masih hidup, operasi dilanjutkan dengan khidmat bagai memperebutkan sepotong kue. Dan tak jauh sekian meter di sana, layar rekam jantung sungguh membuat para Dokter dan perawat putus asa, namun Tuhan berkata bahwa ini adalah kisah hamba-Nya. Di luar sana, wajahnya memucat meski ia tak mengeluarkan air mata-seolah ia tidak juga tahu bagaimana cara bersedih, menangis sudah tak cukup membuatnya mengartikan kesedihan, kepedihan hatinya saat ini.
Selain belasan doa yang dianggapnya paling ampuh untuk kekuatan hatinya, tubuhnya memang tak lagi bertenaga, tubuhnya memanglah rubuh tak percaya. Tapi, ia tak bisa menangis-ia tak bisa meraung. Mak Zuhri hanya terus terduduk dengan tatapan kosong namun mulutnya terus memantapkan doa, meski ia hampir menyerah saat alat kejut jantung menjadi pemandangan paling mengerikan di dalam ruang ICU itu, semuanya hening usai tak ada tanda-tanda bahwa malaikat paling baik, malaikat pelindung atau bahkan tak ada doa-doa yang ia tuturkan dapat menembus langit ke tujuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO JUNA! | HARUKYU REVISI
Mystery / Thriller(Misteri) Rhuto Al-Delrio kedatangan tetangga baru yang persis menempati rumah kosong terkait kasus wanita gantung diri yang tak terpecahkan. Mak Zuhri bersama Bu Surti kembali memulai aksi prasangka lantaran bertanya-tanya siapa keluarga terseb...