BAB 1

63 8 0
                                    

HAPPY READING-!!

"Gue gak bohong, ini es krim enak banget!!" Seru Anira.

Di jam istirahat ini, ia dan Kiara tengah memakan es krim yang baru saja mereka beli di koperasi.

"Es krim punya gue juga enak, warna-warni gitu." Balas Kiara.

Brukk!

"Es krim ku?!!!" Anira menatap nanar es krimnya yang telah jatuh.

"Eh, sorry. Aku gak sengaja,"

Ia menoleh pada orang itu. Seperti kenal.

"Dia Ilham, kan? Yang gue lihat kemarin di english day?" batinnya.

"Hello??" Lelaki itu melambaikan tangannya.

Anira menggelengkan kepalanya. "Ah, iya."

"Aku beliin yang baru, ya?" Tawar Ilham.

"Gak us-"

"Harus! Lo harus ganti es krim temen gue!! Kasian dia baru makan beberapa detik!" Sela Kiara.

Anira melototkan matanya pada Kiara. "Kia!!" Kakinya menginjak Kiara.

"Awsss sakit" ringis Kiara.

"Gak usah kok gak apa-apa." ujar Anira pada Ilham.

"Aku gak enak. Kamu tunggu sini, aku beli dulu es krimnya." titah Ilham lalu pergi meninggalkan keduanya.

"Aduh, Ann. Lo kenapa, sih? Bukannya bagus kalo dia mau ganti rugi?" tanya Kiara.

"Bagus sih bagus, tapi lo liat dulu dong dia siapa?!"

"Hah? Emang siapa?"

Plakk!

Tampar Anira pelan. "Lo gak usah pura-pura lupa, ya."

"Ohhh, gue ingat! Dia Ilham, kan?"

"Ilham Adnan Jaya. Cowok yang baru gue taksir kemarin!!"

"Keren." puji Kiara sambil menaruh es krim nya di mulut, lalu bertepuk tangan. Setelah itu, ia pegang kembali es krimnya ke tangan.

"Keren apanya?!!"

"Keren, dong. Lo baru naksir kemarin, udah langsung dibeliin es krim."

"Dia cuma gak enak sama gue doang, bego!" Ketus Anira. Ah, temannya ini sebenarnya polos atau bodoh, sih?

"Itu awal yang bagus, Ann."

"Terserah lo, deh."

Beberapa saat, Ilham datang dengan membawa sebuah es krim di tangan kanannya. "Hey, maaf nunggu lama."

Anira menoleh lalu membulatkan matanya lebar-lebar. "Hah? Dia beneran ganti es krimnya?"

"Aku gak tau itu rasa apa, jadi aku beliin yang rasa coklat. Sekali lagi, maaf ya?" ujarnya sambil menjulurkan es krim itu pada Anira.

Anira dibuat melongo olehnya. "Gak apa-apa, kok. Makasih, ya." balas Anira seraya mengambil es krim itu dari tangan Ilham.

"Oh, ya. Nama kamu siapa?" tanya Ilham.

Anira tersenyum tipis. "Anira Zaraya Liony. Panggil aja Anira, atau kalau mau lebih akrab, panggil Ann aja."

"Kalo mau lebih akrab lagi, bisa panggil sayang, kok." sahut Kiara.

Sontak tatapan mata Anira berubah menjadi tajam pada Kiara. "Gak usah tanggepin temen aku, ya. Dia dulunya pasien RSJ."

Ilham yang melihat itu hanya mengulas senyum simpul. "O-oke."

"Gue cabut dulu ya, thanks Ilham." Ucap Anira lalu menarik tangan Kiara untuk pergi meninggalkan Ilham.

Ilham hanya diam saja menatap punggung keduanya dengan melongo. "Kok dia tau nama gue?"

--------------------

"Aduh, Ann. Lo kenapa sih narik-narik gue?!" tanya Kiara dengan sewot sambil mengusap pergelangan tangannya.

"Lo tuh kalo ngomong ke orang suka aneh-aneh!" ketus Anira.

Kiara memutar bola matanya malas. "Aneh darimana sih, Ann? Gue kan jujur."

Ctakk!

"Jujur sih jujur, tapi gak sampe begini juga kali. Lagian, gue kan baru suka. Siapa tau gue cuma penasaran doang bukan suka beneran" ujar Anira.

"Biasanya, rasa suka itu berawal dari rasa penasaran!"

"Tau deh, gue sebel banget sama lo. Bikin pusing tau, gak?"

Kiara hanya cengengesan saja mendengar penuturan Anira. Kiara memang seperti itu, dia lebih suka blak-blakan di depan orangnya langsung daripada harus membicarakannya dari belakang. Bagus, sih. Tapi kadang bikin malu!!

------------------------

Sweet or Bitter? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang