BAB 10

30 4 0
                                    


[Maaf karena telah membuatmu celaka oleh masalalu ku]

[Anira Zaraya Liony]

Seperti yang dikatakan oleh Anira kemarin, ia benar-benar ingin melihat pertandingan basket. Ini semua demi pujaan hatinya.

Sebenarnya Kiara sangat malas untuk ikut, tapi karena Anira menyogoknya dengan es krim, akhirnya Kiara mau menemaninya.

SMA CAKRAWALA

Disinilah mereka berada. Tatapan mata keduanya tertuju pada gedung sekolah yang tepat berada dihadapannya.

Sekolah ini lebih besar daripada SMA Garuda.

Anira segera memakai hoodie miliknya. Ia akan menyamar menjadi siswi di sekolah ini. Begitu juga dengan Kiara.

"Pakai kacamata hitamnya, Kia!!"

Kiara berdecak kesal, "bawel."

Anira menaikkan kupluk hoodie nya supaya wajahnya tidak begitu terlihat.

"Ayo masuk,"

Lalu keduanya masuk ke dalam gedung itu. Anira sungguh tidak sabar melihat turnamen itu.

"Emang kita harus banget begini ya, Ann?"

"Harus!! Biar gak ada yang curiga!!"

Tujuannya saat ini adalah lapangan basket. Sebetulnya Anira tidak terlalu hafal letaknya. Ia hanya pernah kesini sekali saja, itu pun karena temannya bersekolah disini.

Anira berjalan dengan kepala yang sedikit menunduk.

Pikirannya saat ini hanya satu, Ilham.

Brak!

"Aduh!"

Anira menatap seseorang yang baru saja ia tabrak. "Maaf, ya. Gue gak sengaja," ucap Anira dengan sedikit gelisah.

Lelaki itu bangun, lalu merapikan jersey nya yang sedikit kotor.

"Gak apa-apa,"

"-Eh, Zaraya. Kok lo ada disini?"

Anira terkejut saat melihat wajah lelaki itu. Dia adalah Devano Arrelio, mantan Anira saat keduanya duduk dibangku kelas dua SMP.

"H--ha? Lo ngapain disini?!"

Devano terkekeh melihat Anira, "Harusnya gue yang tanya, ngapain lo ada disini? Lo kan gak sekolah disini."

Anira sangat gugup, ia bingung harus menjawab apa. "G--gue ada urusan disini,"

"Anira, gue pikir lo ada dibelakang gue, tau-tau masih disini." ucap Kiara berjalan ke arah Anira.

"Eh, iya, bentar Ki. Ada sedikit masalah,"

"Masalah? Jadi lo pikir, ketemu gue itu suatu masalah?"

"Udah deh, mending lo minggir. Gue ada urusan!" ketus Anira lalu berjalan mendahului Devano, namun pergelangan tangannya ditahan olehnya.

Sweet or Bitter? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang