HAPPY READING-!!
••
•
Beberapa bulan telah Anira lewati, kini ia sudah resmi menjadi anak kelas 12. Benar katanya, perasaannya untuk Ilham tidak bertahan lama karena dirinya punya pacar. Ya, Anira telah memiliki pacar. Ia menemukan lelaki itu dari aplikasi dating. Meskipun sebenarnya, ia belum begitu menyukai pacarnya. Tapi ia akan mencoba.
"Hari ini lo pulang sama siapa?" tanya Kiara seraya memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Gue di jemput pacar gue." balas Anira juga melakukan hal yang sama.
"Kata gue sih, lo harus hati-hati, Ann. Masa setiap kita main, dia ikutin terus?"
Anira mulai menatap Kiara dengan tatapan serius. "Itu artinya, dia sayang gue. Pacar gue gak mau gue kenapa-napa."
"Terserah deh, dibilanginnya kepala batu!!" ketus Kiara.
Setelah keduanya membereskan tas. Keduanya pun keluar dari kelas. Keduanya sengaja untuk keluar paling akhir agar tidak berdempetan.
Saat tengah berjalan menuju pintu gerbang, "Ann, itu Ilham bukan sih?"
"Mana?"
"Itu lho, yang pakai jersey!!" tunjuk Kiara ke arah lapangan.
"Eh, iya. Itu Ilham."
Kiara tersenyum tipis pada Anira. "Dia anak basket. Lo yakin, gak suka sama dia?"
Anira menghela nafas panjang. "Gue udah punya pacar, Ki."
"Tapi dia ganteng, Ann."
"Emang ganteng, sih. Salah gak sih kalo gue nyukain cowok pas udah punya pacar?"
"Kayaknya enggak deh, asal cowok lo enggak tau."
"-Lagian nih, Ann. Menurut gue, antara cowok lo sama Ilham, masih cakepan Ilham."
"Hush, ngomongnya!" tegur Anira sambil menyentil mulut Kiara.
"Fakta." balas Kiara.
"Udah, deh. Lo urusin aja noh si Jevan."
"Yeuuu, ngapain urusin cowok gue?"
"Ya daripada lo harus ngurusin pacar gue?!"
"Nih anak dibilanginnya batu. Awas aja kalo jilat ludah sendiri."
"Ya ya ya.. Gue balik dulu, bye!"
Anira pun pergi meninggalkan Kiara. Sementara Kiara hanya mendengus kesal. Ia hanya memiliki firasat tidak baik pada pacar Anira, Baskara.
Di luar gerbang sekolah, Anira tersenyum simpul mendapati Baskara yang tengah duduk diatas motor menunggu dirinya.
"Hey, udah lama nunggu?" tanya Anira sambil berjalan mendekati Baskara.
"Gak terlalu. Kamu makin cantik aja, Ra." puji Baskara menatap lekat manik mata milik Anira.
"Apa, sih! Ayo pulang!!"
Baskara terkekeh pelan. Anira sangat lucu dimatanya.
"Hari ini kita jadi main di rumahku, kan?" tanya Baskara.
Anira mengangguk. "Tapi jajan dulu, ya."
"Iya sayang.."
____________
"Adnan" panggil Zakki.
Seorang lelaki dengan mata sipit dan tubuh tinggi, ia menoleh pada sumber suara.
"Apa?" tanya Ilham.
Perlahan Zakki berjalan mendekati Ilham. "Lo latihan?"
"Iya." balasnya.
"Lo bukannya lagi sakit?" tanya Zakki sedikit khawatir. Pasalnya, Ilham pernah pingsan saat tengah latihan basket.
"Aman, santai aja."
"Jangan paksain diri lo, lo bisa izin kalo mau"
Ilham menggeleng. "Gue baik-baik aja."
_____________
Hari sudah menjelang malam. Namun Anira, ia masih berada di dalam rumah Baskara.
Rumah Baskara sangat sepi, karena hanya ada dirinya saja. Orang tuanya sedang bekerja, begitu pula Abangnya.
"Anira" panggil Baskara.
Anira menoleh. "Kenapa?"
Perlahan, Baskara mendekat pada Anira.
Cup!
"Aku sayang banget sama kamu..."
Anira sangat terkejut mendapati perlakuan itu secara tiba-tiba.
Tiba-tiba, tangan Baskara menyentuh pipi Anira secara sengaja. "An-"
Sreett..
"Anterin aku pulang, ya. Udah mau malem." ucap Anira melepaskan tangan Baskara dari pipinya.
"Disini sebentar lagi, ya?"
Anira menggeleng. "Nanti Mama marah kalo aku pulang telat."
Baskara menghela nafas berat. "Oke, aku anterin kamu pulang."
____________
Malam harinya, Anira terus memikirkan tentang kejadian tadi saat di rumah Baskara.
"Gue berdosa banget, gak sih?" pikirnya sambil menatap langit-langit kamar.
Dirinya dan Baskara memang tidak seumuran. Baskara berumur 20 tahun sementara dirinya, masih 17 tahun.
Ia pikir, kalau berpacaran dengan orang dewasa seperti Baskara akan diperlakukan layaknya ratu. Makanya, ia memutuskan untuk menerima Baskara.
drrttt drrttttt..
Handphone milik Anira bergetar. Ia pun mengambil handphonenya.
Kak Baskara🤍 calling you
"Angkat gak, ya??"
"Ah, angkat aja deh!!"
Anira pun memencet tombol hijau.
"Kenapa??"
"Kenapa chat ku gak dibalas? Kamu lagi ngapain??"
"Aku lagi ngerjain pr, jadi gak sempet buka handphone."
"Mau dibantuin??"
"Gak usah!! Aku bisa sendiri, kok. Ini udah mau selesai."
"Ya udah. Kamu udah makan, kan?"
"Udah."
"Pinter.. Ya udah kamu lanjutin, aku mau nonton tv dulu."
"Iyaaa"
Tutttt..
"Gue kok jadi takut sama Baskara, ya?" tanyanya pada diri sendiri.
---------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet or Bitter? [On Going]
Teen FictionIlham Adnan Jaya, sosok yang begitu cuek dengan sekitar, di cintai begitu brutal oleh Anira. Segala cara akan Anira lakukan demi mendapatkan hatinya. Persetan dengan gengsi, yang ia mau hanyalah Ilham. Parasnya yang begitu menawan, tubuhnya yang tin...