BAB 9

30 4 0
                                    


[Aku cemburu, tapi aku sadar diri bahwa aku bukan siapa-siapa.]

[Anira Zaraya Liony]


Ulangan baru saja selesai, dan sekarang sudah jam istirahat. Dengan segera, Anira mengambil kotak bekal dan tumbler nya. Lalu, mengambil handphone dari tas miliknya.

"Kiara, ayo." ajak Anira sambil berdiri.

"Iya-iya, bentar." balasnya.

Kiara juga melakukan hal yang sama, kemudian bangun dari kursinya.

Setelah itu Anira berjalan keluar kelas mendahului Kiara.

Karena langkah kaki Anira cukup pendek, dengan mudah Kiara bisa mengejarnya. "Ulangan tadi susah banget,"

"Iya jir, fisika."

Mereka berdua berjalan menuruni tangga. "Gue tadi ngasal, kalo lo?" tanya Kiara.

"Gue ada yang ngasal, ada juga yang bisa. Pas banget tadi gue baca di halaman yang sesuai sama ulangan tadi."

"Jangan-jangan lo pake orang dalem," tebak Kiara.

"Yeuu orang dalem, gue mah pakenya celana dalem. Mana ada orang dalem,"

Mereka sudah sampai di bawah. Dengan segera mereka duduk di tempat yang biasa mereka tempati.

"Gue boleh ngikut kalian, gak?" tanya Killa, dia teman baik Anira dan Kiara saat kelas 11.

"Sini-sini, duduk aja." balas Kiara.

Killa pun duduk di samping Kiara.

"Widih, bawa bekel apa lo?" tanya Anira berbasa-basi.

"Gue bawa dumpling keju kesukaan gue. Lo mau cobain?"

Mata Anira berbinar saat mendengarnya, "emang boleh?"'

Killa terkekeh melihatnya, "boleh, sini kotak bekel lo. Gue taruh disitu,"

Anira pun menyodorkan kotak bekalnya yang telah ia buka.

Lalu Killa memberikan dua buah dumpling keju kepadanya.

"Ann mah gitu, La. Celamitan," ujar Kiara.

"Apa, sih? Kan di tawarin. Rezeki gak boleh ditolak."

"Iya deh iya,"

Killa tersenyum kecil, lalu mulai memakannya.

Anira dan Kiara juga mulai memakan isi bekalnya.

Hari ini Anira membawa roti tawar yang di lapisi selai cokelat. Mamanya tak sempat masak, jadilah ia dibawakan ini.

Namun saat tengah makan, seorang lelaki bertubuh tegap dengan mata yang sedikit sipit, ia berjalan melewati Anira.

Anira terus menatapnya hingga punggungnya tak lagi terlihat. Jantungnya terus berdebar tak karuan. Perasaan kagum, suka, atau mungkin sekarang sudah berganti menjadi perasaan cinta. Ini semua karena Ilham.

"Lihatin siapa, tuh?" tanya Killa yang ikut menoleh.

"Biasa, si Ilham." balas Kiara.

"Ilham Adnan Jaya?" tebak Killa.

"Iya, lo kenal?" tanya Kiara.

"Waktu itu gue pernah liat dia di status wa temen gue."

Mendengar itu, dengan cepat Anira langsung beralih menatap Killa. "Ilham kenapa?"

"Gue liat Ilham lagi di bioskop, disitu ada temen gue sama dua anak kelas lain, kayak lagi double date gitu deh." balas Killa yang berusaha mengingatnya.

Sweet or Bitter? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang