BAB 13

23 4 0
                                    


[Yang kita butuhkan adalah pikiran yang positif, karena dengan berpikir positif akan membuat kita menjadi bahagia ]

[Anira Zaraya Liony]


Sejak kejadian di sore hari, Anira jadi marah pada Baskara, begitu juga dengan Baskara. Anira tetap diantarkan pulang oleh Baskara, lalu Baskara langsung pergi begitu saja tanpa sepatah-katapun.

Di Malam hari, Anira tengah asyik membaca novel. Namun, dering handphonenya membuat Anira salah fokus.

Anira pun mengambil benda pipih itu dari atas nakas.

Kiaraaaa Sayaaanggg (⁠◕⁠દ⁠◕⁠)

Anira tersenyum tipis, lalu dengan cepat mengangkatnya. "Kenapa, Ki?"

"Ayo main, gue sama Jevan lagi otw ke rumah lo."

Anira terkejut mendengarnya. "Lho? Kok dadakan banget?"

"Hehee, sorry.. Siap-siap, gih.."

"Ih gue sama siapa? Gue sama Baskara aja lagi berantem."

"Berantem kenapa lagi, lo?"

"Biasalah, dia sok bener."

"Ya udah lo ajak siapa, kek. Ini soalnya kita udah mau sampai."

"Ya udah, iya!!"

Tutt..

Anira kembali menaruh handphonenya, "Ah, si Kiara selalu dadakan, gue ajak siapa yaa?!"

Satu nama terlintas di kepala Anira, ia pun mulai mengambil handphonenya lagi, lalu mencari kontak temannya.

Aleaa

Anira mulai meneleponnya.

"Aleee, ayo main Lee."

______________

Disinilah mereka berada, di sebuah pasar malam yang dekat dengan sungai.

Keadaan disini sangat ramai, itu semua karena banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan disini. Semua jajanan ada disini.

Pemandangannya juga cukup indah, gedung-gedung tinggi yang menambah keindahan malam ini.

Anira mengajak Alea, teman SD nya dulu. Setidaknya ini lebih baik daripada ia harus menjadi nyamuk antara Kiara dan Jevan.

Keempatnya tengah berada di depan stan ayam. Disini banyak varian ayam. Seperti ayam bakar, ayam goreng, tumis ayam, dan lain-lain.

Jevan dan Kiara memesan ayam bakar madu.

"Lo mau pesen apa?" tanya Kiara.

"Gue sama Alea enggak. Gak bawa duit juga," balas Anira.

"Gue bayarin, lo pesen aja." sahut Jevan.

"Gak usah, lah. Gak enak gue,"

Kiara melayangkan tatapan tajamnya, "gak usah gak enak gak enak gitu! Cepetan pesen. Temen lo juga suruh pesen." titah Kiara.

"Gue gak usah, gue udah kenyang." balas Alea.

"Ya udah gue satu berdua aja sama Ale, samain aja sama lo." ucap Anira pada akhirnya.

Jevan kembali memesan, kemudian keempatnya duduk di sebuah lesehan yang hanya dengan beralaskan terpal dan sebuah meja kecil untuk menaruh makanan.

Bulan terlihat sangat indah dari bawah sini, Anira pun memotretnya.

Sweet or Bitter? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang