Sudah seminggu dari kejadian di Malam itu, Anira sudah tak lagi melihat balasan dari Ilham. Sungguh, hal itu membuatnya sedikit frustasi.
Tapi Anira cukup senang karena ia memiliki teman baru. Yap, Alkano. Bocah kelas sepuluh itu cepat akrab dengannya. Setiap harinya, dia selalu mengirimkan Anira stiker WhatsApp yang aneh-aneh.
Tentu saja Baskara tidak suka akan hal itu. Baskara selalu berkata, "buat apa temenan sama dia? Dia cowok, Ra! Kalo kamu kesepian, aku kan selalu ada buat kamu! Kamu gak perlu nyari temen cowok." Begitulah kira-kira. Tapi Anira tidak peduli. Dirinya kan akan lulus tahun depan, jadi tidak ada salahnya jika dirinya berteman dengan adik kelas.
Dan hari ini, Anira ada kerja kelompok yang akan dikerjakan di sekolahnya. Tugas membuat kerajinan tangan.
Tugasnya dilakukan secara dadakan, makanya Baskara sekarang sudah ada di depan sekolah untuk menjemputnya.
"Maaf banget, sayang. Aku gak tau kalo hari ini ada kerja kelompok,"
Baskara tersenyum tipis, lalu menjawab. "Gak apa-apa, aku tungguin."
"Tapi kayaknya bakalan lama, emangnya gak apa-apa?"
"Gak apa-apa. Aku tungguin kamu aja,"
Anira mengangguk, kemudian kembali masuk ke dalam sekolah.
Teman-temannya sudah terlebih dahulu mencari tema yang akan mereka kerjakan.
Anira ikut menimbrung lalu membuat sketsa.
Rencananya, setelah membuat sketsa, mereka akan langsung mengerjakannya. Dengan begitu, pasti akan cepat selesai.
Kelompok Anira mulai membuatnya. Kiara juga ikut membantu karena dia ada di kelompoknya.
Walaupun kebanyakan laki-laki, tapi mereka semua cukup kompak dalam hal ini.
"Yaah, bahannya ada yang kurang." ujar Reyhan.
"Gue aja yang beli ke depan." balas Anira mengusulkan.
"Ya udah, lo beli. Sekalian beliin teh manis, Anira. Gue haus."
"Gue juga dong Ann,"
"Gue juga,"
"Iya-iya gue beliin, mana uangnya." tagih Anira.
Mereka mulai memberikan uangnya pada Anira.
"Gue ikut lo, Ann. Biar lo gak ribet bawanya," ujar Kiara.
"Aahh, jadi sayang.." balas Anira dengan sedikit lebay.
"Idih, jijik gue."
Anira tertawa kecil, "ya udah, ayo."
Anira dan Kiara pun berjalan menuju pintu gerbang. Tapi saat di lapangan, Anira langsung melihat seseorang yang sangat Anira kenali.
ILHAM ADNAN JAYA!!!
Ah, dia sedang bermain basket. Anira lupa kalau hari ini adalah hari dimana Ilham tengah melaksanakan ekskul basket.
Ya ampun, Ilham terlihat sangat tampan.
Eittsss.. ANIRA LUPA BAHWA PACARNYA ADA DI DEPAN!!
Semoga Baskara tidak tahu.
"Ann mah kalo ada Ilham langsung berhenti, heran gue."
Anira yang sadar akan hal itu pun tertawa cengengesan. "Ya, maaf."
"Fokus, Ann. Ayo jalan, kita udah ditungguin yang lain."
Anira mengangguk, kemudian kembali menggandeng tangan Kiara.
Dan sampailah mereka di depan gerbang. Disebelah kanan, Anira langsung melihat pacarnya yang tengah sibuk dengan handphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet or Bitter? [On Going]
Teen FictionIlham Adnan Jaya, sosok yang begitu cuek dengan sekitar, di cintai begitu brutal oleh Anira. Segala cara akan Anira lakukan demi mendapatkan hatinya. Persetan dengan gengsi, yang ia mau hanyalah Ilham. Parasnya yang begitu menawan, tubuhnya yang tin...