terhitung sudah satu minggu sejak kejadian pengakuan jeongwoo di rumah sakit itu.
sekarang junghwan cenderung mengurungkan diri di kamar, bahkan teman teman nya ingin menghampiri nya saja tidak di berikan izin oleh nya.
tidak jauh beda dengan jeongwoo, dia sudah memutuskan hubungan nya dengan yera. walau wanita itu memohon agar tidak di putuskan, apa peduli nya jeongwoo?
jeongwoo semakin hari semakin mengurus, semenjak kejadian itu ia ingin menemui si manis. orang tua junghwan tentu memberikan, kenapa? jeongwoo adalah anak dari bayi di kandungan junghwan.
dan juga mama serta papa So telah memaafkan nya, tidak dengan junghwan.
bahkan bila teman teman junghwan ingin bertemu mereka harus membujuk nya agar junghwan luluh dan membiarkan mereka masuk, junghwan cukup terhibur.
tidak lupa dengan jeongwoo yang teramat rindu kepada si manis kesayangan nya, begitu juga sebaliknya. ingin sekali junghwan memeluk sang suami dan menangis hebat di dalam nya, namun apa daya nya? dia terlanjur kecewa.
bahkan setelah itu junghwan menjadi jarang makan, mama serta papa So tentu memberitahu keadaan junghwan kepada jeongwoo.
setiap hari mengurung diri di dalam kamar, keluar kamar bahkan untuk makan saja. itu pun hanya satu kali dua hari makan nya, tentu jeongwoo khawatir mendengar kabar itu.
oh ayo lah, junghwan sedang mengandung buah hati mereka.
dan jeongwoo telah sampai di rumah mertua nya, dan ingin menemui junghwan nya.
tok! tok! tok!
setelah mengetuk pintu tak lama kemudian pintu tersebut di buka kan oleh mama So, lalu ia mempersilahkan jeongwoo untuk masuk.
setelah masuk ia melihat junghwan tengah berbaring di sofa dan samar samar ia mendengar suara dengkuran kecil, dapat di percaya itu adalah dengkuran junghwan.
“mama ke atas dulu ya, woo.”
ucap mama So yang di angguki oleh jeongwoo, setelah nya jeongwoo mendekat ke arah junghwan lalu berjongkok di depan nya.
ternyata si manis tertidur saat menonton film nya, dengkuran kecil serta bibir yang sedikit terbuka. lucu, sangat lucu.
ah, lihat lah salah satu tangan yang berada di perut nya.. serta jeongwoo melihat mata si kesayangan nya yang sembab.
“eungh..”
oh, junghwan terbangun!
dia mengusap mata nya dan juga mengusap perut nya berisi buah hati nya yang baru berusia beberapa minggu.
jeongwoo hanya diam membiarkan si manis sendiri yang mengetahui bahwa dia berada di sini, tak lama junghwan melihat ke samping dan ia menemukan jeongwoo?! apa apaan ini?!
“ngapain kesini?”
tanya junghwan sembari memalingkan wajahnya dari jeongwoo, ia melihat jeongwoo yang mengurus sekarang.. sungguh, junghwan sangat khawatir.
“mas kangen adek.. adek ga kangen sama mas emang nya?”
ucap jeongwoo seraya menggenggam salah satu tangan junghwan juga mengelus nya.
mendengar itu junghwan terdiam, pasal nya dia juga merindukan sang suami sekarang. ingin dia memeluk nya dan bermanja sepuas nya, namun menurut nya tidak bisa sekarang.
“adek ada makan vitamin sama minum susu nya—”
“mas kenapa kurusan? ga makan?”
tanya junghwan secara tiba tiba yang membuat jeongwoo menjadi diam sejenak, ternyata junghwan masih dapat melihat perbedaan nya ya.
“makan dek”
“terus kenapa kurusan? makan berapa kali sehari? tiap pagi ada sarapan kan? mas jangan cari mati dong, nanti anak nya gimana? emang mas—”
jeongwoo bersyukur menikah dengan junghwan, lihat lah si manis yang khawatir akan dia. padahal junghwan sendiri juga jarang makan.
jeongwoo kini memeluk junghwan erat, sangat erat. di elus nya surai si manis lalu di kecup nya kening junghwan.
“maafin mas ya dek perihal kemarin, mas ga tau kenapa bisa berpaling dek. padahal kamu udah lebih dari cukup, mas minta maaf ya sayang? kamu maaf kan saya kan, junghwan?”
ucapan jeongwoo yang sedikit bergetar dapat junghwan dengar, junghwan membalas pelukan jeongwoo. penyesalan pasti ada, junghwan tau itu.
“adek udah maafin mas dari kemarin, tapi rasa kecewa adek masih lebih banyak mas.”
“mas tau, maaf ya dek..”
“untuk sementara kita jauhan dulu ya mas? jangan hubungi adek dulu, kasih adek waktu sendiri dulu..”
jeongwoo hanya bisa mengangguk di dalam pelukan junghwan, baiklah apapun yang dia lakukan pasti nya ada resiko kan?
“jangan telat makan ya dek, jaga anak kita.. kalau ada apa apa bilang sama mas ya?”
“iya mas..”
penyesalan selalu di akhir, bukan?
— mas —•
•
•
tbc.
HAYIII EHHEEE, chapter kali ini bener bener krinj menurut aku sksksk!
yah adek nya jauhan dulu sama mamas nyaa, sorry for typo ok?
see you in the next chapter, love!
<( ̄︶ ̄)> pupai~!