-
-
-
"tadi Lo ngomong apa? coba ulangin" pinta Heeseung
Jay menatap Heeseung dengan netra yang berbinar, tatapannya begitu memuja dia mengelus pipi sang majikan dengan lembut sedangkan Heeseung langsung terpaku padanya.
hening beberapa saat... eye contact keduanya begitu dalam, Jay tersenyum dan terus mengelus pipi Heeseung, Heeseung menelan payah salivanya, kenapa kucing ini mendadak begitu attractive di mata Heeseung.
sekarang mereka sedang di ruang tamu, mereka juga sudah berganti baju, Heeseung dan Jay duduk berhadapan, dia mengambil handuk lalu mengelap rambut Jay, Jay menurunkan tangannya lalu memejamkan netranya.
Heeseung menatap Jay yang meniup rambut nya lalu membuka netranya, telinganya bergerak, Heeseung tersenyum dan mengenyampingkan rambut Jay yang menutupi wajahnya.
"cantik nya kucing gue" ucap Heeseung
pipi Jay bersemu.
"nakal, gini aja Lo ngerti, gemes banget sih" senyum Heeseung dengan mencubit pipi Jay
Jay tersenyum dengan malu.
Heeseung tertawa dengan pelan, Jay memang lucu literly minta di makan! makanya Heeseung gemes banget sama dia walaupun bentukan nya manusia gini.
"ayo tidur" ajak Heeseung dengan beranjak dari sofa, Jay ikut beranjak lalu mengikuti Heeseung dari belakang
"tutup pintunya" ucap Heeseung
Jay mengerjap, Heeseung menghela nafasnya lalu menutup pintu kamar dan menguncinya, Jay tersentak, dia mengenggam lengan Jay lalu menariknya menuju ranjang.
Heeseung berbaring lalu menatap Jay yang menatapnya, Heeseung bergeser dan menepuk ranjangnya, Jay dengan senang hati berbaring di sebelah Heeseung, memang itu yang selalu ia sukai.
Jay menghadap ke arah Heeseung yang hanya menatap langit langit kamarnya, Jay mendekati Heeseung dan terus menatap Tuannya.
Heeseung melirik Jay.
"mau peluk?" tanya Heeseung
Jay mengangguk dengan cepat, Heeseung sedikit beranjak untuk mematikan lampu dan beralih menghidupkan lampu tidur.
Heeseung menghadap ke arah Jay memeluk pinggangnya dan membawanya mendekat, Jay berpegangan pada dada Heeseung lalu menatapnya.
"Tuan" panggil Jay
Heeseung menatap Jay.
"ulangin" pinta Heeseung
"Tuan" senyum Jay
Heeseung bernafas dengan kasar, Heeseung merasa bahwa dia akan gila tidak tapi Heeseung memang sudah gila! karena dia mulai mencium bibir Jay dan menekan tengkuknya.