-
-
-
tiba tiba sekali di pukul 3 subuh...
"mama papa" rengek Jay
Heeseung membuka matanya lalu menatap Jay yang sedang menangis secara dramatis di ujung ruangan, Jay menghentikan tangis nya saat melihat Heeseung menatapnya.
Heeseung kembali menutup matanya dan suara tangisan kucing kembali terdengar, Heeseung menderyit dengan risau.
"Jay" tegur Heeseung
"mau mama papa" tangis Jay
Heeseung membuka matanya dan Jay langsung menutup mulutnya sendiri, Heeseung menatap kucing itu dengan datar.
"kangen mama sama papa" cibir Jay
"iya besok baru mereka nyusul ke sini ya, sekarang tidur dulu" ucap Heeseung
"maunya sekarang" pelan Jay
"Jay!" tekan Heeseung dan Jay langsung menurunkan kedua telinga kucingnya
Heeseung menghela nafasnya dan beranjak dari ranjangnya, ia mendekati Jay yang berada di ujung ruangan.
"tidur ya, mama sama papa bakal ada pas Lo buka mata, sekarang tidur dulu oke?" lembut Heeseung
"boong" cibir Jay
"gue beneran sekarang tidur kalo nggak mama papanya gak bakal dateng, hayoo" ejek Heeseung
"AAAAAAA--- mphh" desahan eh maksudnya tangisan Jay langsung terhenti karena Heeseung membekapnya
"ni mulut apa toa! gue sumpelin pake pisang gue baru tau rasa" bisik Heeseung
"buah pisang" timpal Heeseung
Jay menggigit tangan Heeseung.
"akhh!" ringgis Heeseung
Jay terkejut saat melihat darah yang keluar dari tangan Heeseung, Jay menatap Heeseung yang kini meringis.
"Tuan?" tanya Jay
"nggak, nggak papa cuma luka kecil doang, diem jangan nangis" tekan Heeseung saat Jay sudah siap menangis sejadi jadinya
Jay mengulum bibirnya sendiri dengan mata yang memerah.
"maaf" cicit Jay
"iya gak papa kok" balas Heeseung
Jay mengelus tangan Heeseung.
"Tuan, sakit?" tanya Jay dengan sedih
"nggak kok" balas Heeseung
"maafin aku" Jay memelas di hadapan Heeseung
"iyaa" senyum Heeseung
Jay tersenyum.
"mama sama papa?" tanya Jay