--
-
selesai pesta pernikahan, Jay dan juga Heeseung langsung pergi menuju kamar mereka, kamar tidur cantik yang telah di hiasi oleh bunga mawar.
"jangan di makan bunga nya" tegur Heeseung pada Jay yang sudah tersenyum lebar di sebelahnya
"nggakkk" balas Jay dengan menggeleng secara cepat
Heeseung menghela nafasnya dan kemudian mengunci pintu kamar nya sedangkan Jay melompat ke atas ranjang, Heeseung terkejut.
"jangan! gak boleh lompat lompat gitu! kasian dedek bayi nya" ucap Heeseung dengan mengelus perut nya sendiri hingga Jay reflek menatap perutnya sendiri
"kok kasian?" tanya Jay
Heeseung menghela nafasnya dan kemudian mendekati Jay, Jay langsung mendudukkan dirinya dan menatap Heeseung dengan berbinar.
"di dalam perut ini kan ada dedek bayi" ucap Heeseung dengan mengelus perut Jay
"dedek bayi?" tanya Jay
Heeseung mengangguk dan kemudian mengelus kepala Jay, Jay ikut mengelus perut nya dan kemudian perut Heeseung.
"kok perut gue juga di elus?" tanya Heeseung
"emang perut nya Tuan gak ada dedek bayi nya juga?" tanya Jay
"ya nggak lah Jay sayang, cuma perut Lo doang ada dedek bayi nya makanya mulai sekarang Lo harus hati hati, gak boleh geragas sama lompat lompat, oke?" tanya Heeseung
"kalo mukul perut boleh?" tanya Jay
"nggak dong, kenapa perut nya mau di pukul?" tanya Heeseung dengan lembut
"biar dedek bayi nya cepet keluar" senyum Jay
"gak bisa gitu dong sayang ku, cinta ku, princess ku, manis ku, manja ku" balas Heeseung
"kok gak bisa?" tanya Jay dengan memiringkan kepala nya
"Lo harus nunggu 9 bulan baru dedek bayi nya bisa keluar" ucap Heeseung dengan menyentil hidung Jay, Jay memegang hidung nya
"ohh, 9 bulan itu lama gak Tuan?" tanya Jay
"nggak" balas Heeseung
"besok udah 9 bulan?" tanya Jay
Heeseung menggeleng.
"lusa udah 9 bulan?" tanya Jay lagi
"Lo harus sabar dong, pokoknya nanti pas 9 bulan baru dedek bayi nya keluar" balas Heeseung
"gak sabar nunggu 9 bulan" senyum Jay dengan mengelus perut nya sendiri
Heeseung ikut tersenyum sepertinya mereka harus mandi dan setelah itu istirahat.