8. Sarah yang Suka Marah-Marah

52 6 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Hasil print riwayat hidup palsu itu Hana simpan rapi ke dalam map coklat yang biasa dipakai untuk melamar kerja. Malam ini, Hana ingin menemui Sarah di kantor agensi. Tentunya tidak seru kalau memakai cara biasa.

Oleh karena itu, Hana membuat skenario sendiri dengan pura-pura menjadi calon trainee di kantor agensi. Hana sudah bersiap dengan penampilan serapi mungkin dan tampak meyakinkan sebagai calon trainee di agensi. Dilengkapi dengan membawa daftar riwayat hidup di dalam map coklat.

Di meja resepsionis, yang mana itu adalah pegawai baru dan sama sekali tidak mengenal Hana, daftar riwayat hidup yang Hana sodorkan diterima begitu saja, dia lalu mengantar Hana menuju ke lift. Resepsionis itu juga memberitahu nomor lantai untuk menemui Sarah secara langsung di kantornya.

Lift lengang, hanya Hana seorang di dalamnya. Tapi, di lantai sepuluh lift tiba-tiba berhenti. Ada seseorang yang masuk, Hana tercekat. Orang itu adalah Raden, salah satu produser musik di kantor agensi. Hana langsung menunduk, pura-pura sibuk dengan ponselnya. Semoga saja Raden tidak mengenalinya.

Tak lama, lift berhenti di lantai 17. Raden keluar lebih dulu. Dia tampak terburu-buru. Untungnya cowok itu belok ke kiri, sedangkan Hana harus belok ke kanan menuju ruang kerja Sarah, yang mana ruang kerja itu adalah ruang kerja lamanya dulu.

Lorong menuju kantor Sarah lengang. Suasananya tetap sama seperti dulu. Aroma ruangan yang familiar tercium membuat Hana bernostalgia. Lalu, tepat di depan pintu ruangan Sarah, Hana mengetuk daun pintu pelan.

"Masuk," sahut Sarah dari dalam.

Jantung Hana jadi berdegup kencang. Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah empat tahun lalu. Hana rasa Sarah pasti akan mengamuk padanya.

Namun, ketika pintu sempurna terbuka dan Hana sudah masuk ke dalam ruangan, Sarah tampak sibuk menunduk di hadapan lembaran kertas dokumen yang menumpuk di atas meja kerjanya.

Gadis itu masih di posisi yang sama seraya mempersilahkan calon trainee baru alias Hana duduk di sofa dalam ruangan. Menunggu.

Hana jadi gemas sendiri. Sikap Sarah yang tidak awas dan tampak acuh menerima seseorang yang masuk ke dalam ruangannya sangat mengkhawatirkan. Bagaimana jika ada orang jahat dan hendak bertindak semena-mena?

Sebelum Hana hendak melancarkan omelannya, Sarah tiba-tiba berdiri. Langkah gadis itu langsung terhenti saat mendapati sosok Hana yang duduk di sofa bukan calon trainee baru seperti yang sudah diinfokan petugas resepsionis di meja loby.

"ANJING!" Sarah berseru marah.

**

Kira-kira sekitar setengah jam Hana menerima amukan, makian dan omelan dari Sarah pasca kepergiannya yang mendadak empat tahun lalu. Telinga Hana pengang, tapi demi Sarah, Hana menahan semuanya.

"Lilin aroma terapinya masih sama, kenapa gak lo ganti?" Hana mencomot topik acak usai Sarah berhenti mengomel.

Gadis itu menenggak habis isi kaleng soda, lalu meremasnya dan melemparkan kaleng yang sudah remuk itu ke dalam tong sampah.

Sarah menoleh sekilas ke sudut ruangan tempat lilin aroma terapi yang dimaksud. Dia terkekeh pelan lantas berujar sarkas. "Sengaja buat mengenang lo."

"Anjir, lo kira gue udah mati?"

"IYA! EMPAT TAHUN LO NGILANG TANPA KABAR. SIAPA YANG NGIRA LO MASIH HIDUP COBA?"

"TERUS SIAPA YANG SEKARANG ADA DI DEPAN LO? SETAN?"

Sarah mendengus. "Ngapain lo balik? Lo udah dipecat tidak hormat. Gak ada jabatan buat lo di kantor agensi ini lagi."

"Gue ke sini bukan mau kerja, gue cuma mau ketemu lo."

"Ketemu gue terus pergi lagi? IYA? BELUM CUKUP EMPAT TAHUN ITU?"

"Kok lo marah lagi sih!" Hana agak kesal karena emosi Sarah juga belum padam.

Sarah berdecak, tangannya dilipat di depan dada. "Gue tanya serius sama lo. Lo masih anggap gue sahabat lo atau enggak?"

"Masihlah. Alasan gue ke sini itu karena gue masih anggep lo sahabat, Sarah."

"Tapi kenapa lo baru nemuin gue sekarang? Setelah gue dapet kabar kalau lo pergi ke acara pembukaan restoran mantan lo itu?"

Hana mendesah pelan. Sudah pasti ada yang membocorkan soal itu ke Sarah. Tapi, Hana sangsi, Sastra sendiri yang memberitahu Sarah soal itu.

"Sorry, gue gak sengaja ketemu Sastra kemaren di samping kantor agensi. Gue juga gak bisa nolak ajakan dia ke acara itu."

"Huh, alesan lo!"

"Lo kenapa sih masih sensi? Lo lagi galau gara-gara Kak Han ya?" Mulut Hana yang asal bicara itu sontak mendapat lemparan kotak tisu dari Sarah yang bersiap mengamuk untuk ronde kedua.

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 23 Maret 2024

Meet U Again! (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang